Lama Terbengkalai, Pelabuhan Dompak Kembali Dibangun

Konten Media Partner
9 Januari 2020 12:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruang tunggu pelabuhan yang mulai hancur. Foto: Ismail/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Ruang tunggu pelabuhan yang mulai hancur. Foto: Ismail/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah sempat mangkrak sebelum dioperasikan beberapa tahun lamanya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali memberikan perhatian pada Pelabuhan Dompak.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2020 ini, pihak Kemenhub telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 10 miliar untuk membenahi pelabuhan yang pembangunannya tidak dilanjutkan itu, akibat adanya kasus dugaan korupsi.
Kepala Bidang Kepelabuhanan Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kepri, Aziz Kasim Djou menyampaikan, pemerintah pusat melalui Kemenhub telah mengalokasikan anggaran Rp 10 miliar untuk membenahi Pelabuhan Dompak.
"Itu berdasarkan informasi yang kami dapat dari Kemenhub," katanya, Rabu (8/1/).
Dari total anggaran tersebut, lanjut Azis, sekitar Rp 9 miliar dari anggaran itu akan dipergunakan untuk pekerjaan fisik. Mulai, pembenahan fasilitas di pelabuhan yang rusak parah, dan perbaikan lainnya.
"Sisanya sekitar Rp 1 miliar akan dipergunakan untuk supervisi. Perbaikan dan pengalokasian anggaran itu berdasarkan hasil DED yang dibuat pada 2019 lalu," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Plt Gubernur Kepri Isdianto pernah meminta Kantor Otoritas Kesyahbandaran Pelabuhan (KSOP) Tanjungpinang untuk melanjutkan pembangunan Pelabuhan Dompak yang sudah cukup lama mangkrak.
"Karena kalau dibiarkan begitu saja, sayang sekali,” katanya, belum lama ini.
Ketika itu ia menyampaikan, penyelesaian pelabuhan yang pembangunannya terhenti sejak 2015 itu menjadi kewajiban pihak KSOP.
"Itu hasil komunikasi kita dengan Kementerian Perhubungan untuk kelanjutan pembangunan pelabuhan itu belum lama ini,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui, kendati sudah menelan anggaran sebesar Rp120 miliar dari APBN. Namun, kondisi pelabuhan yang telah memakan waktu pembangunan sekitar enam tahun itu cukup memperihatinkan.
Padahal, progres pembangunan pelabuhan yang direncanakan menjadi alternatif baru di ibukota provinsi ini sudah lebih dari 90 persen. Kini, sejumlah fasilitas yang terbilang selesai malah telah rusak.
ADVERTISEMENT
Ruang tunggu penumpang, tempat pejalan kaki (trestle area) serta atapnya mulai terbongkar.
Ditambah lagi ponton untuk keberangkatan penumpang yang dibuat untuk domestik dan luar negeri, terpantau sudah tidak lagi memungkinkan untuk digunakan.