APBD Kepri 2021 Defisit Rp 518 Miliar

Konten Media Partner
9 Agustus 2021 15:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengendara di jalanan Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Foto: Ismail/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Pengendara di jalanan Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Foto: Ismail/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2021 Provinsi Kepulauan Riau terancam mengalami defisit hingga Rp 518 miliar.
ADVERTISEMENT
Anggota DPRD Kepri, Kamarudin Ali, mengatakan defisit anggaran tersebut terbuka saat pembahasan APBD 2021 bersama antara Pemprov dan DPRD Kepri, belum lama ini.
"Dari pembahasan terakhir defisit sebesar Rp 518 miliar," ungkapnya, Senin (9/8).
Adapun penyebab APBD Kepri defisit, lanjut Kamarudin, dikarenakan sejumlah sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak mencapai target. Di antaranya jasa labuh jangkar, retribusi RZWP3K, serta sektor PAD lainnya.
"Kemarin jasa labuh jangkar ditergetkan sebesar Rp 200 Miliar, retribusi RZWP3K ditargetkan Rp 10 Miliar. Itu semua tak tercapai belum yang lainnya juga tak tercapai," tuturnya.
Oleh karena itu, anggota DPRD Kepri dapil Bintan-Lingga ini meminta Gubernur dan jajarannya dapat kerja keras serta mengatur dan merencanakan pembangunan dengan kondisi anggaran yang defisit tersebut. Mengingat, kondisi saat ini Kepri masih dilanda pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Gubernur harus piawai dan saat ini ujian itu harus dilalui. Apabila ini berhasil maka kita apresiasi kinerja gubernur dan jajarannya," harapnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kepri, Jumaga Nadeak, mengaku defisit anggaran yang dialami Pemprov Kepri tahun ini tidak sampai angka setengah truliun.
"Tidak sebesar itu lah, namun memang dan pasti APBD Kepri mengalami defisit," kata Jumaga.
Ia menjelaskan, selain tidak tercapai target PAD penyebab lainnya terjadi defisit karena ada pengurangan penerimaan dari Dana Alokasi Umum (DAU) yang mencapai 50 persen.
"DAU untuk kita (Kepri) 2021 dari Rp 1,1 Triliun di potong 50 persen. Semua ini karena dampak mewabahnya COVID-19," tuturnya.
Sebelumnya, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, menyampaikan setelah dihitung-hitung APBD Kepri 2021 akan mengalami defisit anggaran sekitar Rp 300 miliar. Namun demikian, lanjut Ansar, defisit itu masih bisa ditutupi restrukturisasi, penghematan Anggran OPD, sisa tender, Silpa, serta selisih antara target penerimaan dengan realisasi.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana di ketahui APBD Provinsi Kepri 2021 sebesar Rp 3,9 Triliun. Dimana rinciannya pendapatan daerah sebesar Rp 3,7 triliun sementara belanja daerah sebesar Rp 3,9 triliun.