Video: Usai Lulus Kuliah, Pria Ini Peluk Ayahnya yang Penjual Siomai

Redaksi kendarinesia
Lebih dari Sekedar Berita, Partner Resmi kumparan 1001 Media, Email kumparan1001@gmailcom, Follow Instagram @kendarinesia
Konten dari Pengguna
15 Februari 2019 18:58 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Redaksi kendarinesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Video anak laki-laki yang menggunakan setelan jas warna hitam lari memeluk seorang bapak yang sedang berjualan siomay viral di media sosial Facebook. Keduanya berpelukan sambil menangis haru. Video berdurasi 1 menit, 11 detik itu diunggah oleh akun bernama Ima Rozma, pada pukul 18.07 WITA, Kamis (14/2) .
ADVERTISEMENT
Saat ini, video tersebut telah dibagikan sebanyak 14.637 kali, dan ditanggapi 2.295 pengguna Facebook. Setelah ditelusuri kendarinesia, pria dalam video itu diketahui bernama Anang Satria Metere, Lokasinya di MTsN 1 Kolaka. Anang baru saja menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S-1) di Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka, jurusan administrasi publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
"Iya, itu sepupu saya. Saya yang unggah kemarin pas Anang selesai yudisium di USN ," ucap pemilik akun Ima Rozma saat dihubungi Kendarinesia, Jumat (15/2). Rozma mengaku tertarik mengabadikan momen haru itu karena turut bahagia melihat sepupunya (Anang) bisa menyelesaikan kuliah dengan IPK 3,50.
Anang adalah anak ketiga dari pasangan Suhardin Metere dan Tri Suryani. Pria 24 tahun itu sudah memiliki istri bernama Habri Ayu, dan telah dikaruniai seorang anak perempuan bernama Azima Nabila Azahra (1 tahun).
ADVERTISEMENT
Untuk menghidupi anak dan istri serta membiayai kuliahnya, Anang berjualan siomay. Ya, usaha yang telah digeluti ayahnya selama 24 tahun. Anak ketiga dari lima bersaudara ini mengaku bisa menghidupi keluarganya dengan berjualan siomay. Untuk urusan kampus, lain lagi. Anang harus berjualan kopi di kampusnya untuk menutupi biaya kuliah.
"Kalau penghasilan jualan siomay itu, ya Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu setiap hari. Kalau jualan kopi di kampus, bisa sampai dua ratus ribu," kata Anang yang dihubungi Kendarinesia Jumat sore (15/2).
Gerobak siomay sang ayah, Foto: ist
Selesai karena Pulpen Pungutan
"Gelar sarjana ini saya dedikasikan untuk bapak saya. Makanya pas saya selesai yudisium kemarin, saya langsung pinjam motor teman mencari bapak," kata Anang.
Ia mengaku beberapa kali drop ingin berhenti kuliah karena harus fokus menghidupi anak dan istri. Namun, sokongan Suhardin selalu menjadi pendongkrak semangat bagi Anang hingga ia bisa menyelesaikan kuliahnya.
ADVERTISEMENT
Ada cerita menarik yang disampaikan Anang selama enam tahun menjalani perkuliahan di USN. Selama kuliah, ayah satu anak ini tidak pernah membeli pulpen. Bukan tidak mampu membeli, tapi karena ayahnya selalu memberi pulpen bekas kepada Anang.
Pulpen yang ia gunakan selama duduk dibangku kuliah, yang dipungut oleh sang ayah, Foto: ist
Pulpen-pulpen bekas itulah yang diakui Anang sebagai penyemangat untuk menyelesaikan studi sekalipun dalam kondisi ekonomi yang terjepit.
"Jadi bapak itu selalu kasih saya pulpen bekas yang dipungut di sekolah-sekolah tempatnya menjual siomay. Bapak bilang, pulpen bekas ini yang akan bikin kau jadi sarjana," Kata Anang saat dihubungi Kendarinesia.
Saat ini Anang telah sah menyandang gelar Sarjana Administrasi Publik (SAP). Ia tinggal menunggu wisuda, dan menunggu ijazahnya keluar dari kampus. Anang tidak mematok cita-cita harus jadi apa, yang jelas kata dia, ijazahnya bisa dipakai untuk mendaftar di perusahaan ataupun Aparatur Sipil Negara (ASN).
ADVERTISEMENT
"Mungkin kalau ijazah sudah keluar, saya menunggu pendaftaran PNS atau lowongan kerja di perusahaan. Tapi kalau belum ada, ya saya sabar," tukas Anang mengakhiri sambungan telepon dengan Kendarinesia.