Kemenpar Gelar Workshop Homestay dan Desa Wisata di Silalahi Sumut

Kementerian Pariwisata
Akun Resmi Kementerian Pariwisata
Konten dari Pengguna
14 Juni 2019 9:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kementerian Pariwisata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-Workshop Homestay dan Desa Wisata di Balai Desa Silalahi II Foto: Dok. Kemenpar
zoom-in-whitePerbesar
com-Workshop Homestay dan Desa Wisata di Balai Desa Silalahi II Foto: Dok. Kemenpar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Desa Wisata Silalahi di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara dibekali pengetahuan terkait kebersihan dan story telling. Pembekalan itu dilakukan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam Workshop Homestay dan Desa Wisata di Balai Desa Silalahi II, Kamis (13/6).
ADVERTISEMENT
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Regional I Kementerian Pariwisata Lokot Ahmad Enda mengatakan, Desa Wisata Silalahi memiliki keunggulan berdekatan langsung dengan Danau Toba. Namun, masyarakat pengelola homestay belum memahami bagaimana memperlakukan wisatawan yang datang.
"Wisatawan yang menginap di hotel itu berbeda dengan yang menginap di homestay. Bila di hotel wisatawan ingin privasi dan dilayani, namun wisatawan menginap di homestay ingin berbaur dengan masyarakat. Sehingga kebersihan menjadi sangat penting," ujar Lokot.
Tidak hanya lingkungan homestay, masyarakat juga diminta menjaga kebersihan danau di sekitarnya. Sehingga, wisatawan benar-benar bisa menikmati Danau Toba dengan puas.
"Contohnya keberadaan keramba ikan, sebaiknya dipindahkan ke lokasi danau yang tidak didatangi wisatawan. Sampah-sampah di sekitar Danau juga harus selalu dibersihkan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Lokot, yang diburu wisatawan yang menginap di homestay adalah kearifan lokal dan cerita-cerita (story telling) yang ada di masyarakat sekitar homestay. Baik itu budayanya, kulinernya, dan lain-lain.
"Di Silalahi ini, bisa dibuatkan story telling tentang sejarah asal nama Silalahisabungan, mengapa namanya Tao Silalahi, dll. Makanannya bisa ditonjolkan Mangga Silalahi yang khas. Mangga di sini bisa dimakan sama kulitnya. Apalagi konon kulitnya memiliki banyak khasiat untuk kesehatan," papar Lokot.
Dalam workshop ini, Kemenpar juga akan memberikan bantuan untuk homestay di desa wisata Silalahi I dan Silalahi II. Bantuan yang diserahkan berupa 10 paket untuk masing-masing Desa Wisata. Satu paket berisi 1 springbed, 2 bantal, 2 guling, 1 seprei, 1 bed cover, dan 1 buku tamu.
ADVERTISEMENT
"Kami berharap barang-barang yang diserahkan bisa membantu pengembangan homestay. Semoga bantuan yang kita berikan bisa dimanfaatkan dengan baik. Dan turut memicu perkembangan Desa Wisata di kawasan Danau Toba agar lebih baik lagi dan semakin ramai," pungkasnya.
Menurut Kasubid Destinasi Area I B Kementerian Pariwisata Andhy Marpaung menambahkan, bantuan diberikan ini merupakan stimulus. Nantinya akan dievaluasi perkembangannya, sehingga bisa menentukan bantuan apa lagi yang dapat diberikan.
"Kita ingin membantu tempat tidur homestay di sini harus sesuai standar dulu. Nanti kita lihat perkembangannya, apa yang bisa diberikan lagi," kata Andhy.
Andhy berharap, desa wisata di sini dikelola oleh BUMDes yang ada. Sehingga ada yang mengatur penempatan kamar yang akan digunakan wisatawan yang datang. BUMDes juga bisa berperan sebagai tenaga pemasaran.
ADVERTISEMENT
"Dengan diatur BUMDes, akan terjadi pemerataan, semua kamar akan terisi walau secara bergantian. BUMDes juga bisa bekerjasama dengan masyarakat untuk membuat paket makan untuk para tamu yang datang. Sehingga dampak perekonomian makin besar Dirasakan," paparnya.
Kabid Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Dairi, Marulak Situmorang mengapresiasi bantuan dari Kemenpar ini. Menurutnya, bimbingan yang diberikan Kemenpar ini memang sangat dibutuhkan pelaku homestay di Desa Silalahi.
"Kegiatan usaha homestay di sini memang belum lama, sehingga masih dibutuhkan banyak bimbingan. Terima kasih banyak kepada Kemenpar yang tak bosan-bosannya memberikan arahan dan bantuan kepada pelaku homestay," kata Situmorang.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menerangkan, homestay menjadi perhatian Kemenpar. Pelaku homestay juga diharapkan mengakses modal Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pariwisata. Apalagi, pariwisata ini terus tumbuh bagus. Pasti ada banyak value yang diperoleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Kami juga tetap memperhatikan homestay-homestay yang ada di sekitar Danau Toba. Sebab, kawasan destinasi ini terus tumbuh dengan pergerakan wisatawan sangat kompetitif. Aspek amenitas harus dikuatkan,” kata Menpar Arief Yahya.