Usai Dilanda Kemelut, Sabha Pandita PHDI Mulai Susun Program Kerja

Konten Media Partner
26 Januari 2022 18:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Peserta rapat penyusunan Program Kerja Sabha Pandita Periode 2021-2026 pada Rabu (26/1). - IST
zoom-in-whitePerbesar
Peserta rapat penyusunan Program Kerja Sabha Pandita Periode 2021-2026 pada Rabu (26/1). - IST
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
DENPASAR, kanalbali.com - Sabha Pandita Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat mulai melakukan konsolidasi dengan menggelar rapat penyusunan program Kerja Sabha Pandita Periode 2021-2026 pada Rabu (26/1).
ADVERTISEMENT
Acara yang bertempat di Kantor PHDI Provinsi Bali Jalan Ratna, Tatasan No 71 Denpasar - Bali ini dihadiri oleh 33 Anggota Dharma Adyaksa PHDI Pusat. Pertemuan ini merupakan Rapat Perdana Dharma Adyaksa Periode 2021-2026 dan dipimpin langsung oleh Ketua Dharma Adyaksa PHDI Pusat Ida Pedanda Gde Bang Buruan Manuaba.
Pada kesempatan ini Ida Pedanda Gde Bang Buruan Manuaba menjelaskan bahwa Sulinggih akan selalu mendukung program-program pemerintah. Sebagaimana dalam Pustaka suci tertulis pemerintah sebagai guru wisesa.
"Bahwasannya antara pemerintah dan Sulinggih se Nusantara bekerjasama dengan baik. pemerintah dan sulinggih se nusantara kerjasama baik. Jadi tak bisa dipisahkan seperti kulit dengan daging," katanya.
Ida Pedanda menambahkan agama Hindu di Nusantara mengacu pada agama leluhur. Sangat penting saling menghargai satu dengan yang lain. "Karena itu acuan berpikir PHDI pusat adalah Hindu Bali sebagai teladan bagi daerah atau provinsi lain. Tentu dengan tetap menghargai kearifan lokal masing-masing daerah di tanah air," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ditegaskan bahwa PHDI yang diakui pemerintah adalah PHDI yang saat pembukaan mahasabha dihadiri presiden Jokowi dan penutupannya dihadiri Wakil Presiden Maruf Amin. "Keberadaan kita adalah mengabdi kepada negara, kita adalah ngayah kepada umat," jelasnya.
Karena itu, Ida Pedanda berharap tidak ada lagi upaya-upaya mengkotak-kotakkan Sulinggih. Seluruh Sulinggih adalah satu saudara salam Dharma, satu saudara sastra dan satu saudara dalam pengabdian.
Terkait masalah sampradaya yang sempat memicu kemelut di PHDI , dijelaskan oleh Ida Rsi Agung Wayahan Suta Dharma (anggota Dharma Adyaksa PHDI Pusat), dari hasil keputusan Dharma Adyaksa, Iskon Sampradaya, secara sah pengayomannya telah dicabut dalam AD/ART sudah final.
"Kita mengajegkan Hindu Bali, jangan saling menuduh, menjelekan, kita Hindu Bali khususnya Hindu Nusantara semua menjalankan drestanya masing-masing," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Sekretaris Dharma Adyaksa PHDI Pusat Ida Pandita Agung Putra Nata Siliwangi Manuaba menjelaskan secara ringkas program kepengurusan baru Sulinggih turun gunung, bersentuhan dan mengayomi umat, Sulinggih kembali menapak Bumi Pertiwi.
Ke depan akan ada program-program Sabha Pandita Pusat, yang berbeda dengan pendahulunya, Sabha Pandita periode saat ini didominasi dengan kinerja Pengayoman, Pengayah pada Umat, Dharma pada Nusantara dan Dharma Pada Negara. Artinya Sabha Pandita adalah Abdi Negara Utama. (Kanalbali/ROB)