Tak Bisa Tatap Muka karena Pandemi, Layanan bagi ODHIV di Bali Terhambat

Konten Media Partner
21 Juni 2021 14:04 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi : HIV - IST
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi : HIV - IST
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
DENPASAR - Penjangkauan layanan bagi Orang dengan HIV (ODHIV) selama masa pandemi COVID-19 mengalami hambatan karena sulitnya melakukan pertemuan langsung. Hal ini beresiko pada meningkatnya penularan virus tersebut.
ADVERTISEMENT
“Ada ratusan orang ODHIV yang tak bisa dikontak karena mereka pindah tempat atau ganti nomor kontak,” kata Gde Agus Suryadinata dari Dinas Kesehatan Bali dalam diskusi bersama Komunitas Jurnalis Peduli AIDS (KJPA) Bali, Senin (21/6/2021).
Indikasi kepindahan itu terlihat dimana mereka tak lagi mengakses layanan di klinik dan Puskesmas yang menyediakan obat Antiretroviral (ARV) untuk menekan pertumbuhan virus.
dr Gde Agus Suryadinata dari Dinas Kesehatan Bali - RFH
Kalangan Wanita Pekerja Seksual (WPS) di berbagai lokasi di Bali, menurutnya, banyak yang berpindah tempat, baik karena pulang kampung atau mencari lokasi baru yang lebih ramai. Ada pula yang memanfaatkan aplikasi untuk membuka layanan secara online.
Secara keseluruhan sejak layanan ARV diberikan pada 2004, dari 9728 ODHIV di Bali yang sudah mengakses layanan, ada 4.000 orang yang putus layanan. “Kami berusaha melakukan pendataan mengenai penyebabnya. Sebab, ada pula yang berhenti karena memang telah meninggal dunia,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Mengenai dampak COVID-19 pada kondisi kesehatan ODHA, menurut dia, tak berpengaruh banyak. Sejauh ini belum ada ODHIV yang meninggal dunia setelah terpapar COVID-19. Sementara jumlah yang terifeksi juga sangat kecil. (kanalbali/RFH)