25 Jenazah Terlantar di RSUP Sanglah, Denpasar, Dikremasi

Konten Media Partner
23 September 2021 12:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi: Jenazah - IST
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi: Jenazah - IST
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
DENPASAR - Pihak RSUP Sanglah, Denpasar, melakukan kremasi terhadap 25 jenazah terlantar yang telah lama tersimpan di ruang forensik rumah sakit itu.
ADVERTISEMENT
Direktur POU RSUP Sanglah, dr Ni Luh Dharma Kerti Natih menyebut, gelaran ini merupakan kegiatan tahunan, yang bertujuan untuk mencegah over kapasitas tempat penyimpanan jenazah.
"Kita lakukan untuk mengkremasi jenazah yang ada di forensik yang terlantar, yang tidak diketahui identitasnya dan tidak ada keluarga yang mengambil," ungkapnya, Kamis (23/09/21).
Dari 25 jenazah itu, ungkap dia ada salah satu jenazah yang telah tersimpan di forensik sejak tahun 2019. Bahkan, sejak dirawat dan meninggal di RS itu, telah menghabisakan dana sebesar Rp 2,6 miliar rupiah, untuk biaya perawatan hingga pemulasaran.
Direktur POU RSUP Sanglah, dr Ni Luh Dharma Kerti Natih - IST
"Cukup banyak kalau dihitung dari biaya perawatan dan pemulasaran, ini karena tidak ada dukungandana dari manapun, ini adalah hasil kinerja RS Sanglah, ini bisa jadi CSR dari RS Sanglah setiap tahunnya," terangnya.
ADVERTISEMENT
Jumlah jenazah terlantar yang dikremasi pada tahun ini terhitung lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya. dr Ni Luh Dharma Kerti mengemukakan, hal itu lantaran ada bantuan dari komunitas-komunitas masyarakat, yang ikut menangani jenazah.
"Sekarang sudah ada banyak keterlibatan komunitas untuk menangani jenazah, khususnya yang telah teridentifikasi, seperti yang beragama Islam, dibantu oleh MUI untuk melakukan pemakaman," ujarnya.
Selain itu, juga ada ada juga komunitas yang dapat menghubungi pihak keluarga, sehingga dapat dimakamkan secara layak. Lantaran terlantar, jenazah-jenazah itu akhirnya dikremasi dengan cara agama Hindu. (Kanalbali/WIB)