Mahasiswa Papua di Asrama Kalasan Tolak Kedatangan Gubernur Papua

JatimNow
Berani Realitas
Konten dari Pengguna
27 Agustus 2019 21:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari JatimNow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rombongan Gubernur Papua di Asrama Kalasan Surabaya.
zoom-in-whitePerbesar
Rombongan Gubernur Papua di Asrama Kalasan Surabaya.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
jatimnow.com - Setelah bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Gubernur Papua Lukas Enembe beserta rombongannya berkunjung ke Asrama Mahasiswa Papua (AMP) di Jalan Kalasan, Surabaya, Selasa (27/8).
ADVERTISEMENT
Rombongan tiba pukul 17.45 WIB. Saat tiba di depan pagar, kehadiran rombongan ini langsung ditolak oleh para penghuni asrama. Dalam kunjungan tersebut, Lukas didampingi Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan dan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho.
Penghuni asrama menolak rombongan seraya meminta untuk membaca tulisan berupa larangan yang tertempel di depan pagar asrama. "Baca ini, baca ini baca, bisa baca atau tidak," teriak puluhan mahasiswa dari dalam asrama.
Di depan asrama terpasang spanduk yang bertuliskan "Siapapun yang datang kami tolak". Penghuni asrama juga membentangkan banner putih bertuliskan "Referendum is Solution" dengan menggunakan cat merah.
Begitu juga tulisan "Lepas Garuda" terpampang di depan pagar. Spanduk itu sudah terpasang sejak beberapa hari lalu.
Lukas Enembe di depan AMP, Surabaya. Dok: Jatimnow
Bahkan, para penghuni asrama sempat menggebrak gerbang asrama dan mengusir Lukas. Mereka nampak geram dengan kehadiran orang nomor satu di Papua itu.
ADVERTISEMENT
"Lepas Garuda dulu kalau ke sini, lepas Garuda," teriak mereka.
Karena merasa kehadirannya tidak diinginkan, akhirnya Lukas bersama dengan rombongannya memilih untuk meninggalkan lokasi tanpa memberikan komentar apa pun ke media.
Lukas Enembe dan Khofifah Indar Parawansa. Dok: Jatimnow
Lukas Enembe mengaku kecewa atas penolakan tersebut. "Saya kecewa sikap seperti itu," kata Lukas di Grand Dafam Hotel, Rabu malam (27/8).
Ia mengakui penolakan itu muncul mungkin karena tidak ada koordinasi dengan para penghuni sebelum melakukan kunjungan. Selain itu ia mengaku bahwa penolakan serupa yang dialami staf gubernur beberapa hari sebelum kunjungannya.
"Ya jadi mungkin kita tidak koordinasi baik, akhirnya kita ditolak seperti itu. Jadi mungkin terlalu emosi, dan kita terlalu cepat akhirnya ditolak," paparnya.
Kendati mendapatkan penolakan, Ia berjanji akan melakukan jadwal ulang kunjungan serupa beberapa hari ke depan tanpa mengambil tindakan yang berlebihan, agar menciptakan kondisi yang aman. Sehingga para mahasiswa yang ada di Jatim tetap dapat kuliah.
ADVERTISEMENT
"Kita akan reschedule untuk pertemuan dengan mereka. Mungkin setelah ini saya akan kembali lagi ke Jatim kita bersama-sama ke sana lagi," ujarnya. "Yang penting Jatim aman, Papua aman, jadi mahasiswa masih bisa berkuliah di sini."
Lukas menanggapi teriakan dan tulisan "Referendum is Solution". "Kalau referendum itu bukan gubernur, itu urusan dengan negara. Solusinya saya sudah lapor ke Pak Jokowi. Pak Jokowi adalah kepala negara itu adalah kepala negara. Referendum ini adalah negara. Negara yang memutuskan seperti itu," katanya.