Kembali Pulang di Hari Raya

Jan Ekklesia
Sosiolog dan Pendiri GEMA Politik Indonesia
Konten dari Pengguna
10 Mei 2022 16:02 WIB
comment
807
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jan Ekklesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kumparan THR 2022. Sumber: Dok Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Kumparan THR 2022. Sumber: Dok Pribadi.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari Lebaran tahun ini telah berakhir. Suasana mudik mulai kembali pudar. Namun warna-warni dan semaraknya masih terasa dalam lubuk hati. Saya mengingat hari lebaran dua tahun lalu sebelum pandemi COVID-19 melanda. Saat itu, tak hentinya mobil dan motor dengan suara hiruk-pikuk anak-anak bersama orang tuanya berhamburan di jalan. Iringan selamat menyambut hari raya dari rumah ke rumah menghangatkan hati. Aneka jajanan, makanan khas, minuman segar, suara petasan, dan penuhnya masjid dengan jamaah semakin memperkaya hari itu. Ya, hari itu adalah Malam Takbiran.
ADVERTISEMENT
Saya ingat setiap rasa dan warna yang digambarkan pada hari itu. Suasana dipenuhi oleh kehangatan yang seakan-akan telah lama hilang. Rasa saling itulah yang kemudian tercipta kembali. Tak hentinya saya terpukau dengan keramahan dan harapan dari wajah-wajah yang telah menang di hari yang fitri itu. Seakan-akan mengundang kembali semangat saya untuk mengimbangi harapan yang sebenarnya telah membendung lama dalam pikiran.
Pengalaman menarik ketika saya yang tidak berpuasa dan merayakan hari raya ini tetap mendapatkan jajan dan bingkisan dari Ibu Kos. Katanya dalam memberi tidak boleh pilih kasih, apalagi melihat apa agamanya. Saya pun tertegun. Rasa terharu muncul karena sikapnya yang tenggang rasa.
Pada lebaran tahun ini, saya tidak mudik. Hanya diam di rumah sembari melakukan kegiatan bermanfaat. Menulis salah satunya sambil mengamati aktivitas malam takbiran warga di situ. Suasana yang tercipta sungguh hidup. Jalanan penuh sesak oleh warga dan orang berjualan.
ADVERTISEMENT
Mengamati dari jauh, memberikan suatu arti penting tentang makna "pulang." Tiada yang lebih baik selain kembali menimbang siapa diri sesungguhnya. Gelagat tanya dalam hati namun tak tersingkap dalam suara menjadi tanda tanya besar untuk memberanikan diri merenung. Di sela-sela hari itu, hanya diam dan harapan yang menyertai pertanyaan demi pertanyaan dalam diri. Walaupun tidak pulang secara fisik, Hari Raya ini ternyata berhasil membawa saya kembali pada kenangan juga motivasi kuat ke arah yang lebih baik. Selamat Hari Raya!
***
Jan Mealino Ekklesia
***
Tulisan Kumparan “kumparan THR 2022” dan “Kembali Dekat.”