Herlin, Berbagi Cerita Jadi Relawan Korban Asap di Jambi

Konten Media Partner
10 November 2019 20:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Herlin bersama masyarakat Dusun III Pangkalan Ranjau, Desa Tanjung Lebar yang menjadi korban asap di Jambi. Foto: ist
zoom-in-whitePerbesar
Herlin bersama masyarakat Dusun III Pangkalan Ranjau, Desa Tanjung Lebar yang menjadi korban asap di Jambi. Foto: ist
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jambikita.id - Posko Jambi Darurat Asap bersama para relawan yang tergabung dalam beberapa organisasi massa melakukan penggalangan donasi dan penyaluran bantuan di sebuah desa terpencil, yakni Dusun III Pangkalan Ranjau, Desa Tanjung Lebar, Kecamatan Bahar Selatan, Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini berupa penyaluran bantuan untuk korban dari dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Jambi selama beberapa bulan lalu.
Adapun salah satu relawan di lokasi tersebut yakni Herlin Noviyanti, yang merupakan perwakilan dari Beranda Perempuan.
Bagi Herlin, mahasiswi Ilmu Hukum Universitas Jambi ini banyak sekali pengalaman berharga yang ia dapatkan selama menjadi relawan.
Menurutnya, ada banyak hal yang mereka lakukan di sana, salah satunya yang memang benar-benar sangat berkesan adalah membantu para korban yang terkena dampak asap dari karhutla.
"Jadi kedatangan kami ke sana untuk membantu masyarakat adat yang terdampak dan terserang berbagai penyakit akibat dari kabut asap yang diderita oleh warga dan beberapa Suku Anak Dalam (SAD), karena memang benar-benar selama ini lokasi di sana tak pernah tersentuh bantuan dari pemerintah," kata Herlin kepada Jambikita.id, Minggu (10/11).
ADVERTISEMENT
Dara kelahiran Jambi, 11 November 1999 ini mengaku bahwa, ia tersentuh hati kecilnya untuk memberi bantuan karena merasa peduli. Motivasinya ikut terlibat menjadi relawan dalam Posko Jambi Darurat Asap adalah ingin berguna dan bermanfaat untuk orang banyak.
Membantu korban asap untuk mengisi hari-hari mereka secara sukarela bisa menjadi hal yang melelahkan. Namun hal tersebut tidak dirasakan oleh gadis berusia 20 tahun ini. Baginya, melihat anak-anak disana bisa tertawa dan dekat tanpa rasa canggung adalah bayaran yang setimpal. 
Pahlawan dan Relawan
Herlin rela selama tiga hari dua malam tanpa penerangan, tanpa air bersih dan tanpa sinyal hidup di sana bersama masyarakat setempat.
Bersama anak - anak korban asap di Jambi. Foto: ist
Di hari Pahlawan, 10 November ini menurutnya pahlawan adalah orang yang sangat berarti dalam hidup seseorang, maupun orang banyak dan mampu mengorbankan banyak hal untuk membantu orang lain. 
ADVERTISEMENT
Bagi Herlin tidak ada alasan untuk tidak menjadi relawan adalah bentuk upaya untuk berbuat bagi sesama. Dengan menjadi relawan, ia bisa mendapatkan kawan-kawan baru, pengalaman baru dan keluarga baru, tak ada yang dirugikan kalau mau membantu sesama.
"Menurut saya, relawan adalah orang yang dengan sukarela meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya untuk menolong orang banyak. Dengan menjadi relawan kita bisa banyak mendapatkan pelajaran, terutama pelajaran hidup, disini pikiran kita terbuka bahwa masih banyak orang yang membutuhkan perhatian dan pertolongan kita," jelasnya.
Selain itu, kata Herlin, wawasannya banyak bertambah, menjadi tahu tentang banyak hal.
"Contohnya tentang tempat-tempat yang kita kunjungi, adat istiadat di sana dan juga banyak bertemu orang-orang baru, ini menjadi pengalaman yang sangat berharga untuk saya," katanya.
ADVERTISEMENT
Menjadi relawan di Pangkalan Ranjau adalah pengalaman pertama bagi Herlin. Di sanalah ia merasa senang karena mendapatkan teman baru yang satu visi untuk membantu korban asap. Dari sana pula Herlin mulai bergabung dengan Beranda Perempuan sebagai volunteer.
Ikut Organisasi
Herlin bercerita, awal bergabung di Beranda Perempuan, dimulai saat pertama kali datang ke tempat diskusi yang diajak oleh temen kampusnya.
Sebagai relawan, Herlin ikut berbaur dan membantu masyarakat korban asap. Foto: ist
Saat itu, ada pembahasan mengenai gender dan ia mulai tertarik mengenai organisasi tersebut. Di sana Herlin bertemu Zubaidah dari Beranda Perempuan.
Zubaidah lalu mengajak Herlin bergabung dengan Beranda Perempuan. Gadis berdarah Tionghoa ini yang memang mempunyai jiwa sosial langsung mengiyakan ajakan tersebut.
Selain itu, ia menilai bahwa organisasi ini hangat dan terlihat mau kerjasama dengan relawan lain.
ADVERTISEMENT
Menurut Herlin, untuk menjadi relawan tidaklah sulit. Mulai dulu dari hal yang kecil dan dekat dengan kehidupan sehari-hari serta bergabung dalam sebuah organisasi.
"Fokus pada hal yang benar-benar membuat peduli terhadap sesama. Dengan begitu, kita akan memiliki kedekatan emosional dan menjadi nyaman untuk terus memberi yang terbaik," ujarnya.
Menurutnya, organisasi itu penting, karena untuk meningkatkan pengembangan diri seperti soft skills dan juga kreativitas diri yang tentunya tidak didapatkan jika hanya sekedar kuliah pulang.
"Jika kita berorganisasi kita juga mendapatkan segudang pengalaman, pengetahuan, serta relasi untuk menjadi bekal kita kedepannya," kata gadis yang hobi travelling ini.
Herlin terbilang aktif dalam berorganisasi, ia mengikuti beberapa organisasi di Kampusnya antara lain Pengurus Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM) Fakustas Hukum Univeritas Jambi menjabat sebagai Ketua Divisi dan Kajian Publik dan LSO (Law Science Organization).
ADVERTISEMENT