Suara Resah Masyarakat Dompu Akibat Simpatisan Caleg Blokir Jalan

Konten Media Partner
3 Mei 2019 19:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendukung caleg melakukan pemblokiran jalan dengan cara menebang pohon dan merubuhkannya. Foto: Muhammad Safirah/Info Dompu
zoom-in-whitePerbesar
Pendukung caleg melakukan pemblokiran jalan dengan cara menebang pohon dan merubuhkannya. Foto: Muhammad Safirah/Info Dompu
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Info Dompu - Jelang berakhirnya pleno hasil Pemilu 2019 oleh KPU Kabupaten Dompu Jumat (3/5), warga Desa Ranggo dan Tembalae, Kecamatan Pajo, masih melakukan aksi pemblokiran jalan utama desa. Upaya ini dilakukan sebagai aksi protes atas adanya dugaan penggelembungan suara dalam Pileg yang dilakukan oleh caleg partai Golkar, Satria Irawan, sehingga merugikan caleg partai Golkar lainnya, yaitu Jaharuddin.
ADVERTISEMENT
Kedua caleg ini memperebutkan kursi untuk menjadi anggota legislatif Kabupaten Dompu dari Daerah Pemilihan (Dapil) I, yang meliputi wilayah Kecamatan Hu'u, Pajo, dan Dompu.
Jalan yang diblokir oleh warga desa adalah jalan lintas wisata Lakey yang menghubungkan Kecamatan Hu'u dengan Kecamatan Dompu sebagai pusat kota. Kecamatan Hu'u sendiri merupakan daerah pariwisata andalan Kabupaten Dompu, karena memiliki Pantai Lakey. Sedangkan Kecamatan Dompu dijadikan sebagai pusat pemerintahan dan pusat kota yang menjadi tujuan setiap masyarakat dari berbagai kecamatan.
Motor dan truk menumpuk dari masing-masing arah kedatangan. Foto: Muhammad Safirah/Info Dompu
Pemblokiran jalan ini dilakukan tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya kepada warga di kedua kecamatan. Kendaraan yang melalui jalan tersebut pun terpaksa harus putar balik mencari jalan alternatif.
Nur Kamaliatun (29), warga Desa Ranggo, yang selalu berangkat ke Kota Dompu setiap hari untuk membeli keperluan kiosnya, mengaku aktivitasnya selama dua hari terganggu. Perempuan yang akrab disapa Lia ini menyayangkan aksi pemblokiran tersebut, lantaran tidak memperhatikan kerugian yang bakal dialami warga terutama dari sisi ekonomi.
ADVERTISEMENT
"Biasanya pagi begini, ibu-ibu di kawasan ini akan belanja sayuran segar yang baru dibawa dari pasar Dompu, tapi sudah dua hari ini ibu-ibu hanya membeli mi telur di kios saya, karena penjual tidak bisa lewat jalan yang sudah diblokir. Tentu ini sangat merugikan penjual sayur yang mungkin bekerja untuk anak dan keluarganya. Saya sendiri pun harusnya menjemput paketan untuk pelanggan saya yang sudah sampai di agen di Dompu yang banyak banget, tapikan tidak mungkin dengan kondisi jalan yang seperti itu," aku Lia.
Pohon-pohon yang ditumbangkan untuk memblokir jalan utama desa. Foto: Muhammad Safirah/Info Dompu
Lia juga menceritakan keluhan tetangga depan rumahnya yang berprofesi sebagai pembeli gabah atau padi yang mengalami kerugian besar akibat aksi pemblokiran jalan selama dua hari tersebut.
"Ini tetangga saya juga kemarin mengeluhkan kerugian sekitar Rp 1 juta sampai Rp 2 juta karena tidak bisa sering bolak-balik Dompu untuk mengantarkan padi-padi seperti biasanya," ujar Lia.
ADVERTISEMENT
Lia mengatakan seharusnya aksi ini tidak merugikan banyak pihak yang tidak ada kaitannya dengan permasalahan yang terjadi. Meski tidak terlalu tertarik dengan isu politik, namun Lia mengaku mengenal caleg yang didukung oleh massa aksi ini,
"Saya kenal banget dengan caleg yang merasa dirugikan ini, apalagi sikapnya sosial bermasyarakat, makanya siapa sih yang tidak mengenal orang ini. Khusus untuk masyarakat Kecamatan Pajo bisa dipastikan semua sangat mengenalnya," jelasnya.
Senada dengan Lia, warga Desa Ranggo, A Gani (54), mengaku dirugikan dengan adanya aksi pemblokiran jalan tersebut. Apalagi, Gani merupakan seorang petani yang untuk menuju lahan pertaniannya itu harus diakses melalui jalan yang diblokir.
"Aksi yang dilakukan harusnya ada jadwalnya biar masyarakat tahu dan tetap bisa beraktivitas seperti biasa, seharusnya jangan 24 jam seperti yang dilakukan ini," keluh Gani.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku kecewa karena masyarakat yang tidak tahu apa-apa harus menerima akibat dari aksi pemblokiran jalan. Gani mengungkapkan banyak sekali warga yang aktivitas serta pekerjaannya terganggu sehingga merugi secara ekonomi.
-
Penulis: Intan Putriani