Mengenal Hantavirus, Virus yang jadi Penyebab HPS dan HFRS

Konten dari Pengguna
27 Maret 2020 20:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://commons.m.wikimedia.org/wiki/File:Brown_Rat_(Rattus_norvegicus).jpg
zoom-in-whitePerbesar
https://commons.m.wikimedia.org/wiki/File:Brown_Rat_(Rattus_norvegicus).jpg
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belum berhenti wabah COVID-19, saat ini kita dikejutkan dengan keberadaan jenis virus lain. Hantavirus yang diduga menjadi penyebab kematian salah seorang warga di China. Virus ini sebenarnya bukan tergolong patogen baru dan penularannya berlangsung melalui perantara hewan pengerat, tikus. Tikus yang terinfeksi hantavirus akan menularkan virus melalui urine, air liur, feses, maupun gigitan secara langsung. Penularan akan dipercepat jika seseorang terkena paparan virus di area mata, hidung, mulut, maupun luka di kulit dan terbuka.
ADVERTISEMENT
Diagnosis infeksi akan diketahui setelah melakukan pemeriksaan serum (darah atau jaringan). Dan akan dinyatakan positif terinfeksi hantavirus jika di dalam serum ditemukan antigen maupun RNA hantavirus. Dalam perjalanannya, terdapat dua macam hantavirus, New World Hantavirus yang mayoritas ditemukan di Benua Amerika, penyebab dari Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) dan Old World Hantavirus, mayoritas ditemukan di Benua Eropa dan menjadi penyebab Hemoragic Fever with Renal Syndrome (HFRS).
https://commons.m.wikimedia.org/wiki/File:Bank_Vole_Myodes_glareolus_Grand_Union_Canal_1.jpg

Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS)

Sindrom ini ditandai dengan infeksi saluran pernapasan yang akut dan bisa berakibat fatal. Sejauh ini tidak ditemukan bukti adanya penularan dari satu orang yang terinfeksi ke orang lain, melainkan melalui spesimen hewan tikus. HPS ditandai dengan munculnya gejala awal seperti demam, sakit kepala, sakit otot, nyeri perut, dan kedinginan. Gejala lanjutan yang biasanya muncul adalah pada paru-paru penderita akan terisi cairan dan terjadi sesak napas. Baik gejala awal atau gejala lanjutan akan muncul kurang lebih 1-8 minggu setelah seseorang terpapar urine maupun air liur tikus yang terinfeksi hantavirus. Pada kasus HPS, tidak ada treatment khusus untuk pasien, semakin cepat pasien mendapat terapi medis seperti pemberian oksigen tambahan di ruang ICU akan membantu meminimalisir gangguan sesak napas.
https://news.usc.edu/157448/female-productivity-warmer-temperature/

Hemoragic Fever with Renal Syndrome (HFRS)

Sindrom ini seperti demam berdarah yang disertai dengan menurunnya fungsi ginjal dalam satu waktu. HFRS dikenal juga dengan istilah Korean Hemoragic Fever, Epidemic Fever, atau Nephropathia Epidemica. Terdapat beberapa jenis hantavirus yang secara spesifik dapat menyebabkan HFRS. Mulai dari Hantaan Virus yang berasal dari wilayah Asia Timur seperti China, Korea, hingga Russia. Ada juga Dobrava Virus yang di temukan di wilayah Balkan. Saarema Virus banyak di temukan di Skandinavia dan Eropa Tengah, Seoul Virus hampir di semua belahan dunia bisa ditemukan. Yang terakhir, jenis Puumala Virus ditemukan di wilayah Skandinavia, Eropa Barat, dan Russia bagian barat. Semua virus ini akan menginfeksi manusia dengan perantara hewan tikus.
https://sites.psu.edu/siowfa15/files/2015/10/reduce-eye-strain-when-using-smartphones.w654.jpg
Terdapat beberapa persamaaan saat muncul gejala awalan penyakit HFRS dengan HPS. Munculnya gejala seperti sakit kepala hebat, sakit di bagian punggung dan perut, demam, kedinganan, mual, dan penglihatan kabur. Gejala ini muncul lebih cepat dalam kisaran 1-2 minggu setelah terinfeksi hantavirus dari urine atau gigitan tikus. Gejala lanjutan yang sering muncul antara lain tekanan darah rendah, shock akut, dan gagal ginjal akut yang ditandai dengan penumpukan cairan di tubuh. Pasien HFRS akan diberikan treatment khusus seperti manajemen cairan dan elektrolit (natrium, kalium, dan klorin), monitoring kecukupan oksigen, dan monitoring tekanan darah agar berada di level normal. Jika kondisi ginjal sudah parah dan cairan menumpuk di dalam tubuh, prosedur dialisis atau cuci darah biasanya akan diberlakukan. Treatment pemberian antiviral juga akan dilakukan agar hantavirus yang ada di dalam tubuh bisa bersih.
ADVERTISEMENT
Area-area seperti hutan, pedesaan, sawah, dan saluran-saluran air umumnya menjadi habitat dan tempat berkembang biak tikus. Sebaiknya kita mulai memberikan perhatian lebih untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan mengingat penyebaran hantavirus dapat berlangsung cepat jika jumlah tikus yang terinfeksi semakin banyak. Perlu diketahui juga tingkat keparahan HFRS berada di kisaran 5 persen-15 persen disebabkan oleh jenis Hantaan Virus dan kurang dari 1 persen disebabkan oleh Pumalaa Virus.

Sumber: