Bincang Santai dengan PM Malaysia

Konten dari Pengguna
11 November 2021 10:34 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilham Bintang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Catatan Ilham Bintang
Presiden Joko Widodo (kanan) menerima kunjungan Perdana Menteri Malaysia Sri Ismail Sabri Yaakob di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (10/11/2021). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi menerima kunjungan Perdana Menteri Malaysia Sri Ismail Sabri Yaakob di Istana Bogor, Rabu (10/11).
ADVERTISEMENT
Sri Ismail adalah PM Malaysia yang baru belum tiga bulan memangku jabatan PM menggantikan PM Muhyiddin Yassin.
Lawatan pertama ke luar negeri PM Malaysia itu memilih Indonesia. Sehari sebelum bertemu Presiden Jokowi, PM Malaysia didampingi Menteri Keuangan Tengku Zafrul Tengku Azis dan Menteri Luar Negeri Saifuddin Abdullah, bertemu 15 Pemimpin Redaksi media utama Indonesia untuk berbincang santai pada Selasa sore (9/11) di Ballroom Ritz Carlton Hotel, tempatnya dan rombongan menginap.
Suasana bincang antara PM Malaysia dengan para wartawan senior Indonesia.
"Media massa mempunyai peranan penting dalam menjaga hubungan Malaysia dan Indonesia agar kedua-dua negara tetap harmonis dan jauh daripada konflik," kata Sri Ismail kepada para pemred.
Sore itu ia baru tiba di Jakarta dan langsung mengalokasikan waktu bertemu wartawan. Pertemuan "di-arrange" oleh Iswami (Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia Indonesia). Di Indonesia Iswami diketuai wartawan senior Asro Kamal Rokan. Iswami didirikan sejumlah wartawan Indonesia-Malaysia untuk berperan menjembatani supaya konflik pemerintah dua negara serumpun soal Pulau Sipadan dan Ligitan tempo hari tidak memanas.
ADVERTISEMENT
Pendirinya di Indonesia, antara lain, Ketua Umum PWI Tarman Azzam (alm), Pimpinan Antara Saiful Hadi (almarhum), Sem Haesy, Asro Kamal Rokan, dan Ilham Bintang. Dari Malaysia, antara lain Tan Sri Johan Jaaffar, Dt Chamil Wirya, dan Dt Zulkifli Salleh.
"Karena kepentingan itu, maka saya meluangkan masa bertemu dengan pemimpin redaksi media massa Indonesia dan Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia (Iswami), di Jakarta," ungkap Ismail.
Menurut mantan pimpinan oposisi di Malaysia itu, isu yang timbul juga perlu diselesaikan secara kekeluargaan. "Saya yakin hubungan silaturrahim yang telah lama terjalin ini akan terus berkekalan dengan kesepakatan media kedua-dua negara," sambungnya saat menjamu 15 pemimpin redaksi. Mereka: Ilham Bintang (Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat), Sem Haesy (Budayawan), dan Arifin Asydhad (Ketua Forum Pemred).
ADVERTISEMENT
Pemred lainnya, Sutta Dharmasaputra (Kompas), Rosiana Silalahi (KompasTV), Titin Rosmasari (CNN Indonesia), Arief Suditomo (MetroTV), Lalu Mara Satriawangsa (TVOne), Almukarom Irfan (Republika), Ahmad Munir (Antara), Yadi Hendriana (Sindo), Iwan Kurniawan (Tempo), Rita Uli (detikcom), dan Asro Kamal Rokan sebagai Ketua Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia (Iswami).
Suasana bincang sore itu berlangsung santai, diwarnai "demo" berbalas pantun antara Asro Kamal Rokan dan Sri Ismail.
Asro Kamal Rokan (kanan).
Sri Ismail—kelahiran 18 Januari 1960—dikenal sebagai politikus senior di Malaysia.
Dilansir Wikipedia, karier awal Sri Ismail adalah pengacara di tahun 1980-an. Baru tahun 1990-an ia berkiprah di dunia politik dan dipercaya menjadi anggota dewan Kota Temerloh pada tahun 1996. Sri Ismail pernah menjadi Ketua Bidang Gerakan Pemuda, Wakil Ketua Bidang pada 2001, dan menjadi Kepala Bidang Temerloh UMNO pada 2004. Jabatan yang disebut terakhir membuat namanya di dunia politik amat tersohor, hingga akhirnya ditunjuk sebagai Perdana Menteri Malaysia, menggantikan Muhyiddin Yassin yang mengundurkan diri.
ADVERTISEMENT
Sri Ismail menjabat PM setelah Raja Malaysia bertemu dengan raja-raja Melayu di Kuala Lumpur, 20 Agustus 2021. Namun, ia tidak dapat hadir secara fisik pada waktu upacara pelantikannya, 30 Agustus. Ia masih menjalani masa karantina mandiri setelah dinyatakan ada kontak dekat dengan pasien COVID-19.

Empat topik

Ada empat topik yang dibicarakan Jokowi dengan PM baru Malaysia tersebut. Pertama, soal pentingnya kerja sama perlindungan warga Indonesia yang ada di Malaysia. MoU perlindungan tenaga kerja domestik Indonesia dapat diselesaikan," kata Presiden Jokowi saat memberikan keterangan usai pertemuan Rabu.
Topik kedua, soal negosiasi batas negara. Mulai dari batas darat dan batas laut. "Ini sudah agak lama progresnya, kita harap dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, masalah ini dapat segera diselesaikan," tambah Jokowi. Ketiga, berkaitan dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi. Untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi, Jokowi mengatakan Indonesia dan Malaysia sudah sepakat untuk membuat "travel corridor arrangement".
ADVERTISEMENT
Nantinya, secara bertahap akan dibuka satu per satu pintu masuk di antara kedua negara. "Awal ini mungkin kita mulakan lewat Kuala Lumpur-Jakarta-Kuala Lumpur, dan Kuala Lumpur-Bali-Kuala Lumpur. Jadi insyaallah segera dipercepatkan urusan detailnya. Saya sudah bersetuju supaya joint statement kita buat untuk kita mengumumkan pembukaan border antara Malaysia dengan Indonesia," ujar Sri Ismail.
Keempat, isu kawasan. Mulai dari isu Myanmar, Laut Cina Selatan, dan lainnya. Presiden Jokowi mengaku senang dan berterima kasih atas kunjungan Sri Ismail ini. "Sebagai negara tetangga dekat dan bangsa serumpun, kita harus memperkuat kerja sama berdasarkan prinsip yang saling menghormati dan saling menguntungkan," kata Jokowi.

Di Malaysia vaksin sudah 98%

Menurut Sri Ismail, 29 November pemerintah merencanakan membuka kembali pembatasan kunjungan internasional ke Malaysia. Indonesia, termasuk dalam prioritas itu.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan pertemuan sore itu, saya bertanya soal parameter yang digunakan Malaysia untuk membuka pembatasan kunjungan internasional. Sri Ismail menerangkan, salah satunya karena vaksinasi dosis 1-2 sudah menjangkau 98% populasi penduduk Malaysia. Malaysia kini bersiap untuk vaksinasi ketiga. Secara umum pandemi sudah mereda meski angka penularannya masih naik turun.
"Kasus positif belakangan hari ini yang terjangkit umumnya belum melakukan vaksin kedua, atau warga yang berusia lanjut yang memiliki komorbid. Secara umum kondisi Malaysia sudah relatif bagus. Secara teknis, warga asing boleh masuk sesudah menjalani vaksin kedua di negaranya masing-masing. Sebelum kunjungan menjalani Swab PCR di negaranya. Begitu di Malaysia atau Indonesia wajib tes Swab PCR."
"Di bandara, itu hanya perlu waktu 3-4 jam untuk mengetahui hasilnya," kata Sri Ismail. Terhadap mereka tidak diwajibkan karantina.
ADVERTISEMENT
Menurut data, jumlah penduduk Malaysia yang terpapar COVID-19 per tanggal 9 November sebanyak 2,52 juta, yang meninggal dunia 29.427. Kasus terbaru per tanggal 9 November sebanyak 6.321. Rata-rata dalam seminggu ini 5.119 kasus. Populasi Malaysia 32,37 juta (2020).
Sebagai perbandingan, Indonesia 272.229.372 jiwa (Juni 2021). Yang terpapar COVID-19 per tanggal 9 November, total: 4.25 juta, meninggal dunia 144 ribu jiwa. Kasus positif harian per tanggal 9 November 434 jiwa, atau dalam sepekan rata-rata 496 jiwa. Pada awal pembukaan Indonesia-Malaysia, akan dimulai antara Jakarta dan Kuala Lumpur. "Kota lain nanti kita lihat perkembangannya," ucap Sri Ismail.
Pertanyaan lain yang menggelitik PM Malaysia, datang dari Arifin Asydhad. Ketua Forum Pemred Indonesia itu menanyakan situasi politik di Malaysia dewasa ini.
Arifin Asydhad (kanan), Pemred kumparan sekaligus Ketua Forum Pemred Indonesia.
"Hehehe Malaysia pun alami satu periode pemerintahan berganti tiga PM," ucapnya. Yang dimaksud, adalah hasil Pilihan Raya (Pemilu) Malaysia tahun 2017 yang dimenangkan oleh Tun Mahathir. Di tengah jalan, PM tertua di dunia itu mengundurkan diri. Lalu diganti oleh Muhyiddin Yassin. Dan, Agustus lalu Yassin pun mengundurkan diri, digantikan oleh Ismail Sabri Yaakob.
ADVERTISEMENT
"Saya pun tak tahu bagaimana satu dua bulan ke depan ini," ungkap PM baru itu santai. Sri Ismail jujur, pernyataan mosi tidak percaya terhadapnya memang masih masih terus disuarakan sebagian masyarakat di negeri jiran.

Serahkan buku

Saya merasa beruntung bertemu dengan PM Malaysia yang baru terpilih itu. Artinya, saya dapat kesempatan kembali berkenalan dan berbincang dengan tiga dari empat PM yang berganti dalam satu masa jabatan pemerintahan, seperti yang disebut Sri Ismail. Dan, ketiga-tiganya, di akhir pertemuan saya oleh-olehi buku reportase jurnalistik.
Saya dan Najib Razak (kanan).
Mahathir Mohamad (kiri) ketika menerima buku dari saya.
Buku terbaru "Surat-Surat Wasiat Mendiang Nana, penerbitan tahun 2020, saya serahkan di akhir pertemuan kemarin kepada Sri Ismail Yaakob. Kebetulan isinya, antara lain reportase jurnalistik di Malaysia beberapa waktu lalu. Termasuk hasil pertemuan dengan PM Najib Razak dan PM Mahathir Muhammad.
Saya menyerahkan buku reportase jurnalistik.
PM Ismail tanya: siapa yang menjadi cover buku itu? Itulah mendiang Nana, yang menyelesaikan studi strata satunya di Kuala Lumpur. Ia wafat karena kanker, tidak lama setelah melahirkan anak pertamanya.
ADVERTISEMENT