Pura-pura Bahagia, Berbahayakah?

Konten Media Partner
15 Oktober 2019 13:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sulli F(x). Foto: Han Myung-Gu/WireImage/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Sulli F(x). Foto: Han Myung-Gu/WireImage/Getty Images
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Pontianak - Aktris dan juga mantan anggota grup Kpop F(x) Sulli ditemukan meninggal dunia di apartemennya, Senin (14/10). Polisi mengatakan, Sulli meninggal dunia karena bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Beberapa hari sebelumnya, Sulli sempat tampil dalam talkshow 'Reply Night' di TV JTBC. Dalam tayangan itu, Sulli mengungkapkan bahwa dirinya sering pura-pura bahagia.
Selama beberapa tahun terakhir kariernya, Sulli memang sering mendapatkan kritikan pedas dari warganet. Dalam program yang tayang 4 Oktober itu, Sulli mengatakan hidupnya kosong.
“Sisi sebenarnya dari Choi Jin-ri lebih gelap (muram). Tetapi Sulli yang selebriti harus selalu bersikap ceria,” ungkapnya.
Terus apa pura-pura bahagia ini bisa berbahaya? Pura-pura bahagia juga merupakan salah satu ciri adanya permasalahan mental pada orang tersebut.
Psikolog, Patricia Elfira Vinny. Foto: Dok Hi!Pontianak
Psikolog, Patricia Elfira Vinny mengatakan, pura-pura bahagia merupakan bahasa awam dari ungkapan merasa baik-baik saja. Sedangkan orang tersebut ternyata tidak dalam kondisi yang baik.
“Terlihat dari orang-orang yang mungkin baru patah hati, baru gagal mencapai sesuatu, serta baru kehilangan,” kata Patricia Elfira Vinny, Selasa (15/10).
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan, kalangan milenial memang kalangan yang menjadi sasaran untuk diperkuat mentalnya.
“Agar tahan terhadap tekanan dari lingkungan. Terutama lingkungan luar rumah yang riskan terjadinya bullying dan body shaming,” tuturnya.
Kepada Hi!Pontianak, Patricia mengungkapkan ciri-ciri orang yang berisiko suicide:
1. Terlihat menghindari keramaian atau menyendiri, atau asik sendiri.
2. Terlihat beberapa saat melamun, ketika ditanyakan keadaannya menghindari untuk menjawab secara jujur dan lebih sering menggunakan kalimat, "saya tidak kenapa-kenapa" atau "saya baik-baik saja".
3. Ketika ada topik lucu, tidak terlalu antusias untuk mengikuti topik atau bahkan sebaliknya terlalu berlebihan menanggapi topik dan tertawa kurang wajar.
4. Selalu memperlihatkan postingan yang berbeda dari postingan sebelumnya dimedia sosial. Biasanya ada yang langsung menuliskan kata-kata yang merujuk mengenai persoalan hidup.
ADVERTISEMENT
“Paling mencolok, kondisi tubuh terlihat lemah, dan kurang bertenaga, biasanya di bagian mata ada lingkar hitam. Menandakan kurang istirahat,” jelas Patricia. (Listya Sekar Siwi)