Ibu Kandung di Pontianak Siksa Anak: Kaki Digantung di Atas Kepala di Bawah

Konten Media Partner
25 Agustus 2021 10:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi anak. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi anak. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Pontianak - Seorang ibu di Pontianak tega menganiaya anak laki-lakinya yang berusia 6 tahun. Perempuan yang merupakan ASN ini, diduga melakukan kekerasan fisik kepada anaknya, mulai dari menyelamkan anak ke bak mandi, bahkan sampai muntah.
ADVERTISEMENT
Penganiayaan tersebut diduga dilakukan oleh ibu kandung dan ayah tirinya, hingga korban mengalami trauma. Tak hanya diselamkan ke bak mandi, korban diduga juga pernah diikat dengan posisi kaki di atas, dan kepala di bawah.
Korban juga diduga sering dikuncikan di dalam kamar mandi, bila melakukan kesalahan. Hal tersebut diceritakan oleh ayah kandung korban berisial HS (34 tahun), atas aduan anak laki-lakinya tersebut. HS telah melaporkan peristiwa itu ke Polresta Pontianak.
Kejadian tersebut bermula pada saat anggota Polsek Pontianak Kota mendapat laporan dari masyarakat. Lalu pada 21 Agustus 2021 pukul 21.00 WIB, anggota Polsek Pontianak Kota meminta ayah korban datang ke Polsek, karena pihaknya mendapat laporan dari masyarakat untuk mengamankan seorang anak yang diduga menjadi korban KDRT (kekerasan dalam rumah tangga).
ADVERTISEMENT
''Saat itu, anggota menanyakan, bahwa apakah benar ini ayah dari D (putranya), benar, dan mereka meminta tolong ke kantor ada yang mau dibicarakan, dan sesampainya di Polsek, anggota menyampakan bahwa anak saya itu di sekap di dalam WC,” jelasnya, Rabu, 25 Agustus 2021.
Saat itu, korban sudah dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan, sedangkan mantan istrinyanya sedang di ruang lain, untuk menjalani pemeriksaan oleh polisi.
Ayah korban menceritakan, saat ia menemui putra bungsunya itu, ia melihat terdapat sejumlah memar di bagian wajah, tubuh, dan tangan. Anak tersebut menceritakan bahwa sehari-hari ia berada di WC karena dihukum akibat melakukan kesalahan.
''Kemarin pada saat saya bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, kondisi anak saya ini sangat lemah, kurus, terlihat kurang gizi juga, seperti anak busung lapar. Dan pada 21 Agustus itu, saat diamankan, anggota (polisi) cerita, anak saya seperti kelaparan, ketika diberi roti 5 bungkus, itu langsung habis,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Wakil Ketua KPPAD Kalimantan Barat, Sulasti mengatakan pihaknya sudah mendapat laporan atas dugaan kasus KDRT ini, ia akan melakukan pendampingan atas kasus ini.
“Untuk si anak, kami lakukan pemeriksaan kesehatan, dan akan kami periksa psikisnya terhadap anak tersebut, karena dari informasi yang kami terima si anak ini masih dalam kondisi trauma,” pungkasnya.