Kisah 'Layangan Putus' Sama Menyeramkannya dengan 'KKN di Desa Penari'

Haris Firmansyah
Penulis buku 'Petualangan Seperempat Abad'.
Konten dari Pengguna
12 November 2019 15:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haris Firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Layangan Foto: Dok: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Layangan Foto: Dok: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Romantisasi poligami di novel Habiburrahman El Shirazy dan film Asma Nadia menjadi terlupakan selepas viralnya kisah Layangan Putus di media sosial. Dalam film 'Ayat-Ayat Cinta', poligami menjadi solusi untuk menyelamatkan tokoh utama dari fitnah, sekaligus menyelamatkan hidup sang calon istri kedua. Dikarenakan urgensi, Aisha si istri pertama justru yang menganjurkan Fahri untuk menikahi Maria. Membuktikan bahwa kepentingan cinta dan kemanusiaan di atas status hubungan.
ADVERTISEMENT
Namun, 'Layangan Putus' (yang katanya berdasarkan kisah nyata penulisnya) memberikan perspektif berbeda dari praktik poligami di lapangan. Disebutkan bahwa suami si penulis menikah lagi dengan wanita yang lebih muda secara diam-diam. Padahal rumah-tangganya adem ayem dengan keempat anak yang salih-salih. Ranjangnya pun hidup (Saya membayangkan frasa ‘ranjang hidup’ ini seperti seperti Red Room of Pain di film 'Fifty Shades of Grey').
Dikisahkan sang suami sempat menghilang 12 hari dan bikin istri dan keempat anaknya ketar-ketir karenanya. Si istri sempat menduga suaminya berjihad ke Timur Tengah karena perginya bawa paspor. Belakangan diketahui bahwa saat itu suami ‘ghosting’ karena sibuk bulan madu dengan istri baru di Turki. Bukannya jihad, malah jahad.
ADVERTISEMENT
Jelaslah cerita ini memantik amarah pembaca. Sebagai vigilante di dunia siber, warganet menggeruduk tersangka istri mudanya di media sosial. Masalah yang semula urusan personal, berkat keajaiban menulis, berubah menjadi perkara untuk majelis warganet yang budiman.
Mommy ASF sang penulis 'Layangan Putus' tak ubahnya JK Rowling pengarang novel 'Harry Potter'. Keduanya sama-sama terpanggil untuk menulis ketika hidup terasa berat sebagai orangtua tunggal yang mengalami kesulitan finansial. Menulis itu menyembuhkan, katanya. Namun, yang didapat JK Rowling lebih dari itu. Ia telah membangun waralaba besar yang jadi kiblat budaya populer di dunia.
Saya berharap, Mommy ASF pun bisa mendapatkan hasil yang serupa JK Rowling dari karya tulisnya. Kisah 'Layangan Putus' perlu diangkat menjadi novel, dialihwahanakan ke film, dan dijadikan serial Netflix. Setelahnya dibuatkan gim 'Layangan Putus' yang bisa diunduh di Play Store dan tentu ada lagu dangdutnya. Sehingga Mommy ASF tak perlu cemas dengan masalah keuangan untuk membesarkan keempat anaknya. Sebab royalti sudah menanti.
ADVERTISEMENT
Kisah 'Layangan Putus' bisa menjadi pembelajaran bagi setiap insan. Alangkah baiknya poligami yang merupakan ibadah itu dilakukan tanpa menyakiti hati orang lain, terutama istri dan anak-anak sendiri. Harusnya poligami jadi solusi, bukan malah menambah masalah. Seperti kata Abdel Achrian, yang niscaya dari sebuah poligami adalah nambah mertua.
Banyak pembaca mengecam kebohongan sang suami kepada istri pertama. Sosok suami di kisah 'Layangan Putus' mesti belajar dari wakil rakyat yang berpoligami, yaitu Lora Fadil. Itu loh anggota DPR RI yang sempat tidur sewaktu pelantikan. Yang capek rakyat, yang tidur dia.
Bagi Lora Fadil, poligami adalah jalan ninja. Yakin dirinya akan masuk surga kelak, dijadikan alasan oleh Lora Fadil untuk poligami. Ia menjadikan poligami sebagai simulasi punya banyak bidadari di surga. Biar ketika di surga, ia tidak mengalami shock culture.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan suaminya Mommy ASF yang poligaminya sembunyi-sembunyi, Lora Fadil mengedepankan kejujuran. Kepada istri pertamanya, beliau terbuka jika ingin poligami. Sebab beliau tidak mau selingkuh karena itu termasuk kebohongan yang nantinya justru menyakiti hati perempuan.
Konon, istri pertama merestuinya. Tak dinyana, sikap terus-terangnya itu berbuah dua istri muda. Sehingga beliau punya tiga istri lucu-lucu yang dipamerkan saat pelantikan.
Sebagai seorang imam dalam bahtera rumah tangga, Lora Fadil bisa merapatkan barisan makmum-makmumnya. Dalam mahligai perkawinan, beliau bisa membuat para istrinya kompak dan tidak saling sikut seperti di sinetron-sinetron.
Poligami memang bukan untuk semua orang. Tidak semua suami punya skill diplomasi dan negosiasi seluwes Lora Fadil. Dan tidak semua istri punya pemahaman dan keikhlasan yang sama dengan ketiga istri Lora Fadil.
ADVERTISEMENT
Contohnya, ya Mommy ASF sendiri yang tak terima dimadu, lantas menggugat cerai. Membuat dirinya merasa seolah layangan putus yang mengikuti laju angin dan tak tentu arah.
Kisah 'Layangan Putus' hampir menyajikan kengerian yang sama seperti ketika tenarnya 'KKN di Desa Penari'. Jika 'KKN di Desa Penari' bikin orang takut kuliah karena harus KKN di desa pelosok, 'Layangan Putus' bikin orang takut menikah. Tepatnya, takut nanti diselingkuhi. Yang sudah menikah pun tetap dibayangi rasa takut. Takut pasangannya main serong.
Cerita yang menyajikan keseraman memang selalu laku di negeri ini. Apalagi ditambah embel-embel kisah nyata. Cerita berdasarkan pengalaman hidup sang penulis membuat praktik poligami di Layangan Putus pun sukses mengaduk-aduk emosi emak-emak. Sanksi sosial yang diberikan oleh emak-emak diklaim telah membuat channel YouTube yang dikelola oleh sang mantan suami kehilangan banyak subscribers.
ADVERTISEMENT
Padahal maksud dan tujuan Mommy ASF menuliskan kisah 'Layangan Putus' bukan untuk penghakiman kepada mantan suaminya. Motifnya hanya berbagi hikmah saja. Terbukti postingannya di Facebook ia hapus setelah menimbulkan keributan di internet.
Namun, di era digital ini susah sekali menahan netizen untuk tidak mencari tahu. Kisah ‘KKN di Desa Penari’ yang sudah disamarkan namanya saja, malah dicari tahu oleh para netizen kepo tentang di mana lokasi desa sebenarnya. Apa tidak takut dengan Badarawuhi?
Mungkin memang baiknya menulis kisah fiksi saja seperti Ika Natassa. Namun, apabila 'Layangan Putus' ditulis oleh Ika Natassa, sensasinya tentu bakalan berbeda. Yang terbayang, tokoh suaminya adalah Reza Rahadian yang kerja di tambang minyak lepas pantai, Mommy ASF adalah Adinia Wirasti yang kerja sebagai bankir. Endingnya, mereka rujuk dan semua hidup bahagia dengan privilese.
ADVERTISEMENT