Tradisi Lebaran Sapi dari Desa Sruni

Ghifary Ramadhan
Magister Tourism - Universitas Pendidikan Indonesia
Konten dari Pengguna
26 Mei 2021 17:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ghifary Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Illustrasi Lebaran Sapi. Sumber: Fixabay
zoom-in-whitePerbesar
Foto Illustrasi Lebaran Sapi. Sumber: Fixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa hari lalu, umat muslim baru saja merayakan hari raya kemenangan Idulfitri. Saat hari raya tiba masyarakat memiliki tradisi unik dengan cara bersilaturahmi bersama keluarga dan kerabat sambil menikmati makanan khas hari raya yaitu ketupat.
ADVERTISEMENT
Ada dua hari kemenangan umat muslim dalam salam satu tahun, pertama Hari Raya Idulfitri dan kedua Hari Raya Iduladha, tradisi hari raya Iduladha dilakukan dengan cara menyembelih hewan kurban, tujuan penyembelihan hewan kurban dilakukan untuk memperingati peristiwa ketika Nabi Ibrahim AS bersedia mengorbankan putranya untuk Allah SWT.
Namun, apakah kalian tahu bahwa ada tradisi lebaran sapi di Jawa Tengah. Tradisi lebaran sapi ini berbeda dengan hari raya Iduladha dan memiliki filosofi di kalangan para peternak.
Lebaran sapi atau bakdan sapi membuktikan bahwa Indonesia memiliki beragam macam tradisi. Pelaksanaan tradisi ini berlangsung dalam waktu tujuh hari setelah hari raya Idulfitri. Tradisi lebaran sapi sudah ada sejak zaman dahulu dan dilaksanakan setiap setahun sekali. Saat ini hanya Desa Sruni Boyolali yang masih mempertahankan budaya lebaran sapi.
ADVERTISEMENT
Di Boyolali, desa Sruni adalah desa yang paling semangat untuk mempertahankan tradisi lebaran sapi. Selain membawa sapi, desa Sruni juga kerap membawa hewan ternak lainnya untuk merayakan tradisi tersebut. Tradisi ini dimulai saat pagi hari tiba, masyarakat akan membawa ketupat dan makanan lainnya untuk dihidangkan di setiap lingkungan RT masing-masing, setelah jamuan makan selesai warga akan mengeluarkan sapi dari kandang dan membawanya berkeliling desa, di mana mereka akan bertemu dengan sapi milik warga lainnya.
Semenjak pandemi virus Covid-19 menerpa, perayaan tradisi lebaran sapi dilakukan dengan sangat sederhana, biasanya sapi yang mengikuti arak-arakan bisa berjumlah ratusan, namun karena tahun ini situasi masih belum normal, sapi yang mengikuti tradisi ini hanya berjumlah puluhan. Pelaksanaan tradisi ini juga terbatas dan dilakukan di masing-masing lingkup RT, hal ini dilakukan untuk mencegah kerumunan dan antisipasi terhadap penyebaran virus Covid-19.
ADVERTISEMENT
Antusias para peternak dan masyarakat desa Sruni saat merayakan lebaran sapi cukup terbilang mencolok , hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kelangsungan usaha para peternak sapi. Masyarakat sekitar juga memberi dukungan moral kepada peternak sapi, kelangsungan ini dilakukan untuk menjalin hubungan antara peternak dan masyarakat dengan sifat saling menguntungkan.
Partisipasi masyarakat dan para peternak membuat tradisi ini tetap meriah, beberapa warga merayakan lebaran sapi dengan cara menunggangi sapi miliknya, sapi yang diarak akan diberi kalung oleh pemiliknya yang beraneka ragam, namun ada juga sapi yang tidak memakai kalung. Menariknya, semenjak era virus corona menyerang sapi para peternak menggunakan masker untuk menjalankan protokol kesehatan yang sudah dianjurkan oleh pemerintah.
Masyarakat setempat berharap semoga tahun berikutnya keadaan sudah kembali normal, dengan ini warga desa Sruni dapat melakukan tradisi tahunan lebaran sapi tanpa mengkhawatirkan ancaman dari virus corona. Tradisi ini harus tetap dipertahankan karena jika perayaan dalam kondisi normal, desa Sruni kedatangan banyak pengunjung dari desa lain yang ikut berpartisipasi dalam perayaan tradisi lebaran sapi.
ADVERTISEMENT
Kegiatan tradisi lebaran sapi adalah simbol ucap syukur atas rezeki yang diberikan oleh tuhan untuk hasil ternak sapi yang bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, dan tradisi ini adalah simbol dari penutupan tradisi hari raya Idulfitri.