YPM Gelar Pelatihan Teknik Pertanian Tangguh di Mabar

Konten Media Partner
8 Desember 2019 17:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatihan Teknik Pertanian Tangguh di Desa Pangga, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat.
zoom-in-whitePerbesar
Pelatihan Teknik Pertanian Tangguh di Desa Pangga, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Yayasan Mariamoe Peduli (YMP) didukung oleh Global Network Of Civil Society Organisations for Disaster Reduction (GNDR), menggelar pelatihan teknik pertanian tangguh di Kantor Desa Pangga Kecamatan Kuwus Kabupaten Manggarai Barat.
ADVERTISEMENT
Pelatihan ini adalah tindak lanjut dari rekomendasi aksi, setelah YMP melakukan survei kerentanan bencana di Desa Pangga dan Desa Wajur Kabupaten Manggarai Barat.
Project Manager YMP, Micelyn Amelia Ngamput, menjelaskan, pelatihan ini diikuti oleh 25 masyarakat yang terdiri dari petani dari 4 Dusun yaitu dusun leda, dahang, lambur dan balo. Hadir juga sekretaris desa dan aparat desa Pangga.
Micelyn menjelaskan bahwa hasil studi YMP memperlihatkan terjadinya bencana kelaparan yang disebabkan oleh rusaknya beberapa areal pertanian akibat longsor pada saat curah hujan yang sangat tinggi dan matinya tanaman pertanian pada musim kemerau dampak dari persoalan kekurangan air.
"Kondisi ini menyebabkan sebagian petani kehilangan sumber penghidupan yang berasal dari hasil sawah dan tanaman perdagangan",kata Mycelin, Minggu (08/12).
ADVERTISEMENT
Dalam Pelatihan ini, YMP melibatkan tenaga ahli pertanian tepat guna Rikardus Roden. Roden dalam materinya memaparkan, teknik pertanian tangguh itu adalah teknik pertanian yang adaptif dengan perubahan iklim.
Tujuannya untuk meningkatkan resiliance petani terhadap perubahan iklim dengan memenfaatkan limbah pertanian sebagai sumber energi dan pupuk.
"Pilihan adaptasi yang dimaksudkan adalah pemanfaatan arang sekam sebagai satu cara meningkatkan efisiensi penggunaan air pada kondisi ekstrim kering dan untuk stabilisasi air tanah pada kondisi intensitas curah hujan sangat tinggi",kata Roden.
Sementara itu, sama Direktur YMP Albina Redemta, menjelaskan, pertanian tangguh bertujuan meningkatkan ketahanan ekonomi dan pangan dari masyarakat pada kondisi iklim ekstrim kering yang berlangsung selama 7 bulan.
"Kita harapkan dengan pelatihan seperti ini, para petani kita bisa bertahan saat kemarau panjang yang kurang lebih berlansung selama 7 bulan,"jelas Albina.
ADVERTISEMENT
Antonius Hantol, salah seorang peserta pelatihan dari dusun Leda, mengaku bahwa curah hujan yang tinggi dan musim kemerau yang panjang di desa Pangga terjadi pada tiga tahun terakhir. Kondisi ini yang menyebabkan hasil pertanian sawah dan tanaman perdagangan menurun, sehingga pendapatanpun ikut menurun.
"Selama tiga tahun terakhir ini kita semua tahu sering terjadi kemarau panjang dan kalau hujan tiba curah hujannya sangat tinggi. Sebagai petani saya merasa berterima kasih kepada YMP dan GNDR yang telah membagi ilmu hebat ini kepada petani di Desa Pangga, dan berharap mereka tetap dampinggi ke depannya,"harapnya.(Elvis).