Ratusan Hektar Sawah di 2 Desa di Magepanda, Sikka, Alami Kekeringan

Konten Media Partner
13 September 2021 16:58 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi kekeringan yang melanda ratusan hektar sawah di wilayah Desa Done, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Senin (13/9) siang. Foto : Athy Meaq
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi kekeringan yang melanda ratusan hektar sawah di wilayah Desa Done, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Senin (13/9) siang. Foto : Athy Meaq
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MAUMERE - Hujan deras yang mengakibatkan bencana alam banjir bandang sebelumnya, melululantahkan Bendungan Punaka di Desa Done, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, NTT.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini berdampak pada kekeringan ratusan hektar sawah di wilayah Desa Done dan Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda. Kondisi ini berdampak pada ancaman rawan pangan bagi petani.
Kepala Desa Done, Petrus Muju kepada florespedia.com, Senin (13/9) mengatakan, pasca ambruknya Bendungan Punaka yang diterjang banjir bandang belum lama ini, sebanyak 37 hektar sawah di wilayah Desa Done mengalami kekeringan.
Kondisi Bendungan Punaka di Desa Done, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Senin (13/9) siang. Foto : Athy Meaq
Bagi petani yang lahannya dekat dengan kali, terpaksa menggunakan mesin menyedot air dari kali untuk mengairi sawah milik mereka. Sedangkan lahan petani yang jauh dari kali, terpaksa beralih tanam jagung dan kacang tanah.
"Banjir sapu bersih Bendungan Punaka beberapa waktu lalu. Ada 37 hektar sawah di wilayah Desa Done kekeringan. Banyak warga beralih tanam jagung dan kacang tanah," kata Kepala Desa Done.
ADVERTISEMENT
Petrus menjelaskan bahwa yang paling merasakan dampak ambruknya Bendungan Punaka adalah para petani di Desa Reroroja. Sedangkan petani di Desa Done, masih bisa tanam padi sawah dari sumber air Bendungan Ijura.
"Secara administrasi Bendungan Punaka ada di wilayah Desa Done. Tetapi air dari bendungan itu mengairi sawah di wilayah Desa Reroroja. Tetapi banyak petani penggarap dari Desa Done," kata Petrus Muju.
Rudolfus Paskalis Dika (49) Anggota BPD Desa Reroroja, kepada floresoedia.com mengatakan hal yang sama. Kurang lebih 80 hektar lebih sawah di wilayah Desa Reroroja mengalami kekeringan.
"Sejak bendungan ambruk, kurang lebih 80 hektar lahan sawah milik petani di Desa Reroroja kekeringan. Kami tidak bisa buat apa-apa saat ini. Hanya harap hujan dan embun untuk tanam jagung," kata Rudolfus.
ADVERTISEMENT
Rudolfus menjelaskan diantara petani sawah yang dilanda kekeringan akibat ambruknya Bendungan Punaka, yang tidak memiliki ladang. Sehingga banyak petani yang terpaksa mencari pekerjaan serabutan.
"Bagi petani yang tidak ada ladang, terpaksa mencari kerja serabutan, seperti tukang, buruh bangunan, bahkan ada yang ikut nelayan mencari ikan di laut," ujarnya.
Rudolfus berharap agar Bendungan Punaka segera dimulai pengerjaannya agar bisa selesai tepat waktu. Mengingat saat ini sudah memasuki bulan September, bisa selesai tepat waktu.
Kontributor Athy Meaq