Awas Gigi Rusak karena Narkoba!

Nia Febriana
Dokter gigi yg bekerja sebagai PNS di Deputi Bidang Rehabilitasi, Badan Narkotika Nasional.
Konten dari Pengguna
10 Juni 2021 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nia Febriana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Lisa Peh (sumber: unsplash.com)
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Lisa Peh (sumber: unsplash.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penyalahgunaan narkoba menjadi masalah global yang tak kunjung usai. United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) pada press release BNN akhir tahun 2019 mencatat pada tahun 2017 sebesar 5,5% populasi dunia atau 271 jiwa usia 15-64 tahun di seluruh dunia pernah mengkonsumsi narkoba. Jumlah yang sangat banyak dan diyakini bahwa angka sebenarnya jauh lebih banyak lagi, bagaikan fenomena gunung es.
ADVERTISEMENT
Permasalahan narkoba ini menjerat berbagai kalangan di masyarakat. Baik pada tingkat sosial ekonomi bawah hingga kelas jet zet pun tak lepas dari jeratan narkoba.
Penyalahgunaan narkoba membawa dampak buruk terutama bagi kesehatan penggunanya. Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan gangguan pada tubuh dan menimbulkan berbagai macam penyakit. Salah satu bagian tubuh yang mendapatkan efek buruk dari pemakaian narkoba adalah gigi dan mulut.
Seperti yang kita tahu, bahwa rongga mulut merupakan pintu masuk ke dalam tubuh, yang menghubungkan antara dunia luar dengan bagian dalam tubuh. Jika kesehatan rongga mulut terganggu, maka menjadi awal gangguan pula terhadap organ dalam tubuh lainnya.
Kondisi kesehatan gigi dan mulut pada pemakai narkoba dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain adalah jenis narkoba yang digunakan, cara pemakaian, lama penggunaan, frekuensi penggunaan, diet dan oral hygiene.
ADVERTISEMENT
Permasalahan kesehatan rongga mulut akibat penyalahgunaan narkoba, secara umum disebabkan oleh perubahan komposisi saliva (air liur) dalam rongga mulut yang dipengaruhi oleh zat narkoba yang digunakan. Selain itu juga diakibatkan oleh perubahan kebiasaan dari pengguna narkoba yang kurang memperhatikan kesehatan dan kebersihan gigi mulutnya. Beberapa penyakit dan kerusakan gigi dan mulut adalah antara lain:

Xerostomia

Xerostomia atau mulut kering adalah kondisi yang paling sering dikeluhkan oleh para penyalahguna narkoba, terutama pada pengguna metamfetamin. Xerostomia biasanya disebabkan oleh berkurangnya fungsi kelenjar ludah, sehingga volume saliva menjadi berkurang. Saliva ini mengandung air dan zat-zat penting bagi tubuh, seperti elektrolit, enzim untuk pencernaan dan enzim untuk mencegah kuman (antimikroba).
Pada pengguna metamfetamin terdapat penurunan aliran saliva dari nilai ideal. Produksi saliva pada mulut seseorang secara normal adalah 1-2 ml/menit, namun pada pengguna metamfetamin hanya 0,36 ml/menit. Hal inilah yang menyebabkan volume saliva dalam mulut berkurang, dan menyebabkan mulut kering.
ADVERTISEMENT
Pada pengguna opioid, terdapat penyempitan pembuluh darah tepi di rongga mulut. Padahal pembuluh darah tepi tersebut mempunyai fungsi untuk menyuplai darah. Jika suplai darah menurun, maka produksi saliva juga terhambat. Selain itu, penyalahguna narkoba juga cenderung kurang dalam asupan makanan dan minuman, sehingga menyebabkan dehidrasi secara umum dalam tubuh, sehingga produksi saliva juga menurun.

Karies

Karies gigi atau gigi berlubang sangat rentan terjadi pada para penyalahguna narkotika. Kondisi mulut kering (xerostomia) dan gaya hidup para penyalahguna narkoba menyebabkan kerusakan gigi yang masif dan munculnya berbagai macam penyakit mulut. Gigi berlubang merupakan akibat dari adanya sisa-sisa makanan yang tertinggal, menyebabkan kondisi asam dalam mulut, sehingga membuat keropos email dan dentin gigi.
ADVERTISEMENT
Hal ini diperparah dengan kondisi bahwa penyalahguna narkoba cenderung menyukai makanan manis dan minuman bersoda. Selain itu, mereka pada umumnya tidak memperhatikan kebersihan gigi dan mulutnya, sehingga dapat memicu karies gigi dan penyakit pada rongga mulut lainnya.

Gingivitis

Radang pada gusi atau gingivitis banyak ditemukan pada penyalahguna narkoba. Selain radang gusi, banyak yang mengalami radang pada jaringan pendukung gigi lainnya (periodontitis). Radang ini disebabkan karena karies gigi yang tidak mendapatkan perawatan dan buruknya kebersihan rongga mulutnya. Adanya gingivitis dan periodontitis dapat menyebabkan gusi yang mudah berdarah, gigi goyang hingga copotnya gigi.

Bruxism

Bruxism (kerot) merupakan kebiasaan menggertakkan gigi sehingga gigi menjadi terkikis. Metamfetamin menyebabkan otot mulut pada penyalahgunanya menjadi lebih aktif berlebihan sehingga memicu bruxism. Hal serupa juga terjadi pada penyalahguna opioid. Pada bruxism terjadi pengikisan pada email dan dentin gigi. Kerusakan yang berlanjut dapat menyebabkan infeksi saraf gigi (pulpa), kerusakan jaringan pendukung gigi (jaringan periodontal) dan sendi rahang/ temporomandibular joint (TMJ).
ADVERTISEMENT

Kandidiasis

Masalah lain yang dihadapi penyalahguna narkoba adalah kandidiasis oral (jamur pada rongga mulut). Kondisi mulut yang kering pada xerostomia, dapat menyebabkan Candida Albicans, jamur penyebab candidiasis, dapat berkembang pesat.
Aktivitas seksual pada penyalahguna narkoba juga dapat memperparah jamur pada rongga mulut ini. Selain jamur, dapat muncul juga penyakit herpes labialis yang dapat terjadi jika berkontak dengan bibir atau organ intim yang terinfeksi.

Meth mouth

Meth mouth merupakan kondisi karies gigi yang cepat (rampant caries) yang menjadi karakteristik pada penyalahguna metamfetamin. Meth mouth ditandai dengan kerusakan gigi dan gusi yang parah, hingga dapat menyebabkan gigi lepas. Kebanyakan dari penyalahguna metamfetamin memiliki meth mouth dengan tanda gigi hitam, berlubang, membusuk dan rusak.
ADVERTISEMENT
Meth mouth ini diakibatkan oleh sifat metamfetamin yang asam sehingga mempengaruhi pH mulut dan menyebabkan xerostomia. Konsumsi gula dan soda yang berlebihan, adanya bruxism dan abainya pada kebersihan rongga mulut menyebabkan meth mouth pada penyalahguna narkoba cepat terjadi. Semakin sering frekuensi dan lama penggunaan metamfetamin, maka semakin parah kerusakan pada gigi dan mulut pada penggunanya.
Sebagai dokter gigi, saya sering menemui pasien dengan penyalahguna narkoba yang datang dengan kondisi gigi yang sangat memprihatinkan. Oral hygene yang buruk, kerusakan gigi disertai penyakit radang gusi parah. Bahkan karena perawatan yang tidak tepat sebelumnya, seperti perawatan ke tukang gigi, menyebabkan infeksi hampir menyeluruh pada seluruh rongga mulut.
Cara terbaik untuk mencegah berbagai macam penyakit di atas adalah dengan menghindari penyalahgunaan narkoba. Selain itu, hindari makanan manis dan minuman bersoda yang berlebihan, serta dengan selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut.
ADVERTISEMENT
Jangan lupa, untuk mengunjungi dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sekali untuk mencegah adanya penyakit dan kerusakan gigi lebih lanjut.