E-Learning: Solusi Proses Pembelajaran diSaat Krisis COVID-19?

Maulidia Yoga Irfanita
Mahasiswi Universitas Tanjungpura Pontianak
Konten dari Pengguna
10 Agustus 2020 11:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Maulidia Yoga Irfanita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada Januari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Covid-19 (coronavirus) sebagai darurat kesehatan global dan menyebutnya sebagai pandemik dan sangat mempengaruhi perekonomian global. Tidak hanya mempengaruhi bidang perekonomian, tragedi ini juga mengguncang dunia pendidikan. Wabah pandemi Covid-19 memaksa banyak sekolah dan perguruan tinggi untuk ditutup sementara sehingga kegiatan pembelajaran yang sebelumnya dilakukan dengan metode tatap muka di kelas beralih kesistem pembelajaran secara online. Konsep social distancing dan physical distancing yang diterapkan mengharuskan setiap orang untuk tidak beraktivitas diluar agar penyebaran virus ini tidak meluas. Dengan demikian, baik pengajar maupun para pelajar diharapkan tetap di rumah dan tetap menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
ADVERTISEMENT
Beberapa Negara terkena dampaknya. Bagi institusi pendidikan, ada kekhawatiran terhadap keberlangsungan proses pembelajaran karena berbagai Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Universitas yang telah menghentikan proses pengajaran tatap muka karena diterbitkannya surat edaran yang mengatur pelaksanaan pendidikan pada masa darurat penyebaran wabah COVID-19 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada maret 2020, yaitu LFH (learning from home) dengan memanfaatkan teknologi digital atau electronic learning. Per tanggal 17 April 2020, diperkirakan 91,3% atau sekitar 1,5 miliar pelajar di seluruh dunia tidak dapat bersekolah karena munculnya pandemi Covid-19 ini (UNESCO, 2020). Jumlah tersebut termasuk di dalamnya kurang lebih 45 juta pelajar di Indonesia atau sekitar 3% dari jumlah populasi pelajar yang terkena dampak secara global (Badan Pusat Statistik, 2020).
ADVERTISEMENT
Keadaan ini membuat kita menyadari bahwa perencanaan skenario agar tetap berlangsungnya proses pembelajaran pendidikan adalah kebutuhan mendesak untuk institusi akademik. Kebutuhan mendesak untuk melindungi dan menyelamatkan para pelajar agar tetap mendapatkan pelajaran yang merupakan hak mereka, komunitas masyarakat dan bangsa kita secara keseluruhan. Tindakan spesifik dari melembagakan protokol proses pembelajaran jarak jauh tentunya tidak mengubah pandemi itu sendiri, hanya secara tidak langsung membatasi interaksi kelas tatap muka, dimana kebijakan belajar di rumah ini dianggap tepat sebagai upaya pencegahan penyebaran virus terutama dilingkungan pendidikan yang merupakan tempat berkumpulnya para pelajar.
Beberapa argumen tentang e-learning terkait aksesibilitas, keterjangkauan, fleksibilitas dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, bahwa mode pembelajaran online mudah diakses dan bahkan dapat menjangkau daerah-daerah pedesaan dan terpencil. Ini dianggap sebagai mode pendidikan yang relatif lebih murah dalam hal biaya transportasi yang lebih rendah, akomodasi, dan keseluruhan biaya pembelajaran berbasis institusi. Dalam konteks pendidikan dimasa pandemi Covid-19 sekarang, internet tampil sebagai penyelamat proses pembelajaran yang terhenti karena kekhawatiran penularan virus tersebut. Aplikasi seperti whatapps, video conference (zoom, cisco webex, google duo, atau google meet) menjadi substitusi dari tertutupnya ruang komunikasi tatap muka dalam pembelajaran. Secara tiba-tiba, fenomena pandemi Covid-19 memaksa dunia pendidikan mengubah metode pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran secara online, mengingat metode ini sepertinya adalah satu-satunya pilihan untuk mencegah terhentinya proses pembelajaran. Namun, apakah pilihan metode ini akan benar-benar berhasil diterapkan?
ADVERTISEMENT
Penerapan e-learning sendiri ternyata tidak semudah yang diperkirakan. Kebanyakan dari pihak pelajar mengeluhkan akan biaya kuota yang besar bahkan untuk daerah-daerah tertentu mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena akses dan konektivitas internet yang kurang baik, yang berarti penyampaian pelajaran tidak begitu maksimal. Sebuah riset dari INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) yang merupakan program kemitraan antara pemerintah Australia dengan pemerintah Indonesia yang berupaya dalam memahami cara untuk meningkatkan hasil pembelajaran; menyatakan bahwa adanya ketimpangan akses jaringan dan teknologi yang menghambat proses belajar dengan metode online dibeberapa provinsi di Indonesia. Tantangan lainnya yang mungkin dihadapi adalah penguasaan penggunaan teknologi oleh pengajar dan peserta didik. Seperti yang disebutkan dalam European Data Portal (2020), bahwa kualitas pendidikan tergantung pada akses ke internet, teknologi yang tepat, dan keterampilan yang diperlukan untuk menggunakannya. Sehingga perlu dilakukan beberapa langkah tepat dalam usaha untuk dapat beralih ke pembelajaran secara online, seperti akses ke internet yang lancar, pemilihan dan penggunaan teknologi yang tepat serta keterampilan menggunakan teknologi baik oleh pengajar, peserta didik termasuk orangtua peserta didik agar dapat membantu anak-anak mereka menerima pelajaran di rumah.
ADVERTISEMENT
Dunia sedang berubah. Krisis hari ini dapat membuka pintu ke peluang baru: belajar secara online dengan menggunakan gadget tidak hanya untuk bersenang-senang, namun memberikan pelajar peran utama untuk mencapai standar baru pembelajaran online adalah tujuan terbesarnya. E-learning merupakan pendekatan yang paling efisien untuk pembelajaran digital dan solusi efektif yang dapat membantu orang tua, guru, dan anak-anak melewati berbagai tantangan yang dihadapi pendidikan selama masa pandemic ini.. Meskipun pada mulanya peralihan metode pembelajaran e-learning adalah karena adanya COVID-19, namun sekiranya tidak dipungkiri pula jika seiring waktu juga akan mendorong terjadinya perubahan dan inovasi dibidang pendidikan. Peristiwa besar sering kali menjadi titik perubahan, seperti halnya kemunculan e-commerce pasca mewabahnya SARS, dan kemungkinan juga akan berlaku untuk e-learning pasca COVID-19 ini. Hal yang tampak jelas melalui fenomena ini adalah pentingnya penyampaian ilmu pengetahuan lintas batas, kapanpun dan dimanapun. Melihat potret dunia pendidikan ditengah pandemi COVID-19 ini maka siap atau tidak, telah membuka mata publik khususnya dunia pendidikan untuk berpikir kreatif dan adaptif dengan mengubah model kegiatan belajar mengajar yang semula berbasis konvensional menjadi pembelajaran berbasis e-learning. Pandemi COVID-19 ini juga dapat dijadikan sebagai momentum yang tepat bagi dunia pendidikan untuk membuat terobosan baru, keluar dari paradigma normatif dunia nyata ke dunia maya dengan memanfaatkan teknologi dalam setiap kegiatan proses belajar mengajar maupun pelayanan non-akademik lainnya. Tentunya disertai dengan meningkatkan aksesibilitas dan fasilitas yang lebih memadai sehingga dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat terutama pelajar di daerah-daerah yang masih mempunyai keterbatasan perkembangan teknologi.
ADVERTISEMENT
Namun pembelajaran secara tradisional juga tidak bisa dilupakan sepenuhnya, mengingat cara konvensional juga mempunyai manfaat tersendiri. Pembelajaran tatap muka membantu pelajar dan pengajar mengenal satu sama lain dengan lebih baik. Hal ini memungkinkan pengajar untuk mengetahui pelajarnya dan mengevaluasi kelebihan dan kelemahan mereka dengan lebih baik, bertindak sebagai mentor, dan membimbing para pelajarnya secara langsung. Selain itu, pembelajaran di kelas juga lebih membantu dalam hal interaksi yang berkelanjutan, membantu untuk dapat lebih disiplin, mengikuti jadwal yang teratur serta meningkatkan kebugaran dengan adanya aktivitas fisik.
Ditulis Oleh : Ema Trisnawati
Mahasiswi Magister Manajemen Universitas Tanjungpura Pontianak