Ganjil Genap, Aturan 'Cabe Rawit yang Menggigit', tapi Entahlah

Konten dari Pengguna
10 Agustus 2019 14:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eka Sari Lorena tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi penerapan aturan ganjil-genap di DKI Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penerapan aturan ganjil-genap di DKI Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cabe rawit ya begitu. Rasanya begitu menggigit. Tapi, ini kan kebijakan. Pertanyaannya, apakah kebijakan itu efektif dalam menyelesaikan masalah yang komprehensif, serta telah cukup lama tak menerima insentif untuk kita bisa melihat transformasi di mobilitas orang dan barang. Orang bicara soal macet, soal polusi udara, lalu ditanggapi dengan kebijakan yang belum tentu efektif.
ADVERTISEMENT
Kok bisa enggak efektif? Ya, siapa pun tahu, orang bisa saja mengambil rute berbeda karena ganjil-genap. Tidak pindah naik kendaraan umum tapi hanya ganti rute atau jam melintasnya, serta beli mobil atau motor lagi agar dioperasikan sesuai harinya. Alamak...
Padahal, dari dulu solusinya sudah ditawarkan. Bagaimana solusi mengatasi kemacetan yang kemudian bisa menurunkan polusi? Saya sudah menulis buku Ayo Melawan Kemacetan. Baca saja!
Intinya apa? Insentif dan disinsetif. Insentifnya, ya tentu saja membangun angkutan umum. Sekarang ini, sudah dibangun dalam bentuk Transjakarta. Tetapi, dari dulu saya sudah sampaikan ke Pak Sutiyoso soal pentingnya feeder sampai ke perumahan dan pentingnya tata ruang sehati dengan dinas perhubungan.
Untuk feeder, sudah ada Jak Lingko, tapi berapa persen wilayah Jakarta yang dilayani? Belumlah lah banyak.
ADVERTISEMENT
Dulu, kita juga punya solusi lain, yakni ERP. ERP ini bentuk disinsentifnya. Nah, apa kabar ya ERP itu? Padahal, dengan ERP tarifnya dapat dibuat fluktuatif saat rush hour atau jam-jam sepi. Sampai mana ya rencana ERP itu? Tidak ada yang tahu.
Dan tahu-tahu jalan yang dikenai kebijakan ganjil-genap diperluas ke-16 ruas jalan. Aduh, begitu sajakah solusinya? Padahal, ada banyak ahli transportasi di negeri ini kan? (ESL)