Chikungunya, penyakit menular yang terlupakan?

Dr CSP Wekadigunawan
Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat IAKMI, Ketua Komite Etik Penelitian Kesehatan dan Ketua Senat Universitas Esa Unggul.
Konten dari Pengguna
14 April 2022 22:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr CSP Wekadigunawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masa pandemi menyebabkan banyak penyakit-penyakit tropis lainnya seakan-akan 'terlupakan'. Apa itu penyakit Chikungunya? seperti yang kita ketahui saat ini mulai musim pancaroba di Indonesia. Nah, masa ini biasanya penyakit Chikungunya juga merebak.
ADVERTISEMENT
Chikungunya penyakit yang disebabkan oleh virus Chikungunya menyerang manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk tersebut adalah jenis nyamuk yang sama yang merupakan vektor infeksi Dengue.
Terdapat beberapa kelompok,
CSP Wekadigunawan, Pengurus Pusat IAKMI
yang rentan terkena penyakit Chikungunya, seperti:
• Batita dan balita
• Orang dewasa di atas 65 tahun
• Berpergian ke daerah yang terkena wabah
• Tinggal di negara tropis yang kebersihan dan sanitasi lingkungannya buruk
Bagaimana penularan Chikungunya?
Penyebaran Chikungunya tidak bisa secara langsung dari orang ke orang karena virus ini menyebar melalui gigitan nyamuk. Virus Chikungunya banyak ditemukan di daerah atau wilayah tropis, seperti di Malaysia, Indonesia, Brunai dan Singapura. Umumnya nyamuk-nyamuk ini menyerang di siang hari, namun gigitan terutama terjadi saat dini hari dan sore hari. Sehingga orang yang sering berada di luar rumah, akan lebih rentan terkena virus ini.
ADVERTISEMENT
Nyamuk ini lebih banyak hidup dan berkembang biak di tempat yang dekat dengan manusia, khususnya di dalam ruangan. Nyamuk-nyamuk ini berkembang-biak di beberapa jenis tempat, seperti wadah penampungan air, bak mandi, hingga pot dan vas bunga berisi air. Seseorang berisiko tinggi mengidap Chikungunya jika tinggal di negara tropis, setelah bepergian di wilayah-wilayah yang endemis Chikungunya, atau tinggal di area dengan yang kotor dan padat penduduk.
Gejala Chikungunya
Setelah tergigit nyamuk yang membawa virus, gejala akan mulai terasa pada 4–8 hari, namun juga dapat dimulai sejak 2–12 hari setelah gigitan. Gejala-gejala awalnya menyerupai gejala-gejala flu.
• Demam yang muncul secara tiba-tiba sebagai salah satu gejala utama Chikungunya;
• Nyeri sendi yang lama adalah khas untuk Chikungunya dibanding dengan infeksi dengan vektor nyamuk lainnya
ADVERTISEMENT
Umumnya, gejala di bawah ini muncul tidak lama setelah gejala demam;
• Nyeri otot;
• Kedinginan;
• Sakit kepala
• Ruam atau bintik-bintik merah di sekujur tubuh;
• Kelelahan yang sangat dan
• Mual dan muntah dan disertai sakit perut
Nyeri sendi sebagai gejala Chikungunya, umumnya terasa hingga berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Pada kejadian yang jarang terjadi, terutama jika pertolongan tidak segera dilakukan, maka Chikungunya bisa menyebabkan komplikasi serius. Gangguan pada saraf, mata, jantung, dan saluran pencernaan yang lain terjadi terutama pada pasien lanjut usia, penyakit ini dapat mengakibatkan fatal/ kematian.
Penegakan Diagnosa Chikungunya
Diagnosis terhadap penyakit Chikungunya, bisa dilakukan melalui pemeriksaan darah seperti Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Pemeriksaan laboratorium sendiri merupakan pemeriksaan yang sangat penting, karena gejala klinis yang ditimbulkan penyakit chikungunya sangat mirip dengan demam dengue.
ADVERTISEMENT
Pengobatan Chikungunya
Virus Chikungunya tidak bisa disembuhkan dengan pengobatan khusus. Dianjurkan agar pengidap Chikungunya menghabiskan banyak waktu untuk istirahat dan tidak melakukan banyak aktivitas berat. Selain itu, pemberian obat pereda rasa sakit dan antiradang hanya bertujuan untuk meredakan gejala. Untuk menangani gejala demam yang bisa berlangsung dalam durasi yang lama, konsumsi obat penurun demam.
Pengidap Chikungunya juga bisa terjadi dehidrasi atau kekurangan cairan, misalnya akibat kehilangan nafsu makan dan malas minum dan juga mengalami muntah-muntah. Pemberian cairan oralit atau infus bisa dilakukan untuk mencegah dehidrasi.
Chikungunya bisa dicegah
Pencegahan agar seseorang tidak terjangkit chikungunya secara spesifik belum bisa dilakukan. Hal tersebut dikarenakan, vaksin yang dapat mencegah infeksi chikungunya belum ditemukan sampai saat ini. Sedangkan memberantas habitat nyamuk berkembang biak, dan menghindari gigitan nyamuk bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran virus chikungunya.
ADVERTISEMENT
Jangan abaikan gejala
Hubungi dokter jika merasakan gejala-gejala yang disampaikan di atas atau baru saja pulang dari perjalanan ke daerah endemis Chikungunya. Segera buat janji dengan dokter di rumah sakit atau klinik pilihan kamu untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Untuk masa pandemi ini juga bagus melakukan konsultasi melalui tele-medicine.
Penyakit Chikungunya. Hingga saat ini belum ada vaksinnya. Itu sebabnya, kita tak dapat mengabaikan penyakit ini, karena bisa saja ini merebak dengan cepat dan menjadi KLB (kejadian luar biasa).
-------
CSP Wekadigunawan, Ph.D
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul