Hubungan Bilateral Indonesia dan Inggris : Kerja Sama Ekonomi Kreatif (Sebuah Metafora)

Konten dari Pengguna
28 Oktober 2018 22:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dethi Gani Peserta Sesdilu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagian Tiga
Jakarta Fashion Week baru saja berakhir. Selama satu minggu penuh dari tanggal 20-26 Oktober 2018, perhelatan akbar industri kreatif tata busana digelar di Jakarta. Para designer muda sampai papan atas memamerkan koleksi terbaru dan terbaiknya. Langkah tegap para peraga busana hilir mudik melenggang di atas papan runway putih di dalam tenda panjang, fashion tent padat penonton di samping pusat perbelanjaan Senayan City di Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Indonesia, si Mbak-Mbak Cantik (Mbakcan) yang muda belia dan lagi lucu-lucunya, sangat bangga dengan hasil karyanya. Banyak rancangan busana yang dibuat lekat sekali dengan warisan budaya bangsa Indonesia. Inspirasi warisan budaya ini menciptakan karya-karya yang unik dan menarik serta ciamik. Wah Mas Bro Inggris Raya, sang calon Duda Keren (Duren setelah cerai dengan Uni Eropa) juga ikut tersepona dibuatnya. Melalui lembaga pelaksana hubungan “pertemanan” bidang sosial budaya, British Council, Mas Bro Inggris sang calon Duren pedekate terus sama Mbakcan Indonesia yang masih imut-imut dan lucu menggemaskan ini.
Sejak tahun 2016, British Council menyelenggarakan UK/ID Festival, sebuah festival yang mempertemukan para seniman muda Indonesia dengan seniman muda Inggris dalam sebuah wadah kolaborasi untuk berkreasi bersama. Dalam rangka Jakarta Fashion Week, British Council menyandingkan para designer Inggris Catherine Teatum dan Rob Jones dengan designer Indonesia Sean Loh dan Sheila Agatha. Kerja sama mereka dipanggungkan pada tanggal 21 Oktober 2018 pada catwalk Jakarta Fashion Week. Pertunjukkan yang sajikan memukau dan membuat penonton terharu. Fashion show Teatum Jones dan Sean Sheila menghadirkan para penyandang disabilitas untuk memperagakan koleksi mereka. Lima orang wanita Indonesia dengan keterbatasan fisik seperti tunadaksa, tunarungu dan down syndrome, tampil cantik di atas catwalk Jakarta Fashion Week.
Peragaan Busana Sean Sheila di Jakarta Fashion Week (Foto : Dok.Pribadi/Istimewa)
Peragaan Busana Teatum Jones di Jakarta Fashion Week (Foto : Dok.Pribadi/Istimewa)
ADVERTISEMENT
Tidak hanya di Jakarta, British Council juga telah mendukung sejumlah emerging designers Indonesia untuk diberikan panggung pada London Fashion Week, pagelaran industri mode kelas dunia. British Council telah memberikan dukungan kepada designer muda Indonesia, Dian Pelangi, untuk bekerja sama dengan designer muda Inggris, Nelly Rose dan Odette Steele. Bersama-sama, mereka menampilkan sebuah pagelaran modest fashion pada London Fashion Week tanggal 20 Februari 2016 di Freemason Hall. Kabarnya, Dian Pelangi menjadi perancang busana muslim Indonesia pertama yang tampil pada London Fashion Week.
Hasil kolaborasi Dian Pelangi - Nelly Rose - Odette Steele di London Fashion Week 2016 (Foto : Dok.Pribadi/Istimewa)
Pada tahun berikutnya, British Council juga mendukung kerja sama designer muda Indonesia, Amanda Indah Lestari/Lekat, dengan designer muda Inggris, Billie Jacobina. Keduanya menampilkan hasil kolaborasinya di catwalk London Fashion Week 2017.
ADVERTISEMENT
Video dokumentasi perjalanan Lekat: From Baduy to London: A Documentary
Peragaan busana Lekat di London Fashion Week 2017 (Foto : Dok.Pribadi/Istimewa)
Mas Bro calon Duren ini emang paling bisa deh ngambil hatinya Mbakcan, segala daya upaya dikerahkan untuk bikin Mbakcan klepek-klepek dan terus kepikiran sama Mas Bro. Bukan seniman papan atas yang disasar, justru yang masih muda belia, imut manis manja dan masih lunak lemah lembut gemulai. Investasi jangka panjang Mas Bro, secara kan kata orang first love never dies, lha ini …
British Council mulai beroperasi untuk pertama kalinya di kota Bandung pada tahun 1948, saat Indonesia baru dilahirkan. Dalam mempermudah penyelenggaraan kegiatannya, British Council telah menandatangani beberapa perjanjian bilateral dengan Kementerian/Lembaga Pemerintah RI, antara lain dengan Kementerian Luar Negeri tahun 2002, dengan Badan Ekonomi Kreatif tahun 2016, dll. Saat ini, kegiatannya terbagi menjadi dua bagian, yaitu seni dan pendidikan. Tema-tema yang diusungnya antara lain, Seni dan Teknologi, serta, Seni dan Keterbatasan.
ADVERTISEMENT
Sepertinya Mbakcan ini juga perlu banget nih semakin heboh tebar pesona kesana kemari dan melebarkan sayapnya ke mana-mana di seluruh dunia. Mbakcan perlu semakin gahar menggunakan kharisma dan kecantikannya dalam berteman. Sudah saatnya Mbakcan juga investasi jangka panjang kayak gayanya Mas Bro calon Duren. Melalui unit/lembaga serupa seperti punyanya Mas Bro, di bawah koordinasi instansi yang menangani hubungan dengan para tetangga di luar sana, Mbakcan bisa menebarkan pengaruh ke-cantik-annya ke seluruh dunia. Mbakcan bisa jadi buah bibir dimana-mana, bisa jadi pusat perhatian dunia, dan pusat kebudayaan dunia. Wadaw, cita-cita luhur harapan bangsa. Kalau semua orang tahu betapa cantik dan manisnya Mbakcan Indonesia, pasti banyak yang ngedatengin dan ketemu Mbakcan untuk ngobrol dan belajar dari Mbakcan, belajar bahasanya Mbakcan, belajar budayanya Mbakcan, bahkan makan masakan khasnya Mbakcan. Dengan demikian, Mbakcan bukan cuma akan jadi semakin berpengaruh di dunia internasional, dagangannya Mbakcan juga pasti semakin laris manis tanjung kimpul, dagangan habis duit ngumpul, sehingga perekonomian Mbakcan juga semakin meningkat pesat, secara apa aja yang dijual sama Mbakcan dibeli semua orang sangking cintanya.
ADVERTISEMENT
Kan katanya … kalau tak kenal maka tak sayang ! Ayo dong Mbakcan bikin semakin banyak Mas-Mas di luar sana yang kesengsem, klepek-klepek dan makin sayang sama Mbakcan. Jangan pasrah dan nunggu aja jodohnya dateng. Udah ga jaman duduk manis aja Mbanya. Masa iya cantik-cantik dan imut-imut plus pinter banget gitu dapetnya duda … eeehhhh ...
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Penulis adalah pelaksana hubungan bilateral Indonesia dan Inggris pada Kementerian Luar Negeri RI. Pendapat dan opini adalah pendapat pribadi bahkan fiksi, dan tidak mencerminkan posisi Pemerintah RI maupun instansi yang diwakili.