Pergaulan Remaja di Era Modern

Dede Rahmah
Mahasiswi Sastra Indonesia di Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
6 November 2021 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dede Rahmah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
https://cdn.pixabay.com/photo/2017/08/28/17/39/poster-2690541_960_720.pn
Masa remaja adalah masa yang di mana sangat dinantikan sewaktu kita masih anak-anak, ketika kita duduk di bangku sekolah dasar sering kali kita bercita-cita agar waktu cepat berputar agar kita bisa cepat merasakan masa-masa yang tak akan bisa terulang untuk kedua kalinya. Pada masa inilah semangat untuk mengejar cita-cita bergejolak. Di samping semangat yang menggema untuk mencapai cita-cita, terkadang pada masa ini rasa ingin tahu dan penasaranpun muncul. Bukti nyata pada masa sekarang tidak sedikit remaja yang terjerumus pada pergaulan yang bebas. Diantaranya adalah merokok, tawuran dan membuat kerusuhan, kurang ajar terhadap orang tua, membantah orang tua, membantah guru, penyalahgunaan narkoba dan seks bebas. Di zaman yang sulit sekali ditebak ini peran orang tua sangatlah penting dalam mengawasi pergaulan anak. Tetapi faktanya tidak sedikit orang tua yang membebaskan pergaulan anak, secara tak sadar orang tua yang memberi kebebasan untuk anak mereka adalah memberi jalan untuk anaknya menelusuri pergaulan bebas. Tidak sedikit pula orang tua yang ketika ditanya "mengapa memberi kebebasan kepada anak?" mereka menjawab " namanya juga anak muda". Anak remaja biasanya melakukan hal yang menyimpang dari yang sederhana terlebih dahulu, ketika bermain dengan teman-temannya lalu menongkrong sering kali mereka mencoba hal yang membuat mereka penasaran, misalnya mereka penasaran dengan rasa rokok itu bagaimana, lalu dengan dalih hanya mencicipi sekali sehingga menjadi kegemaran. Selanjutnya dengan rasa penasaran ketika terjadi tawuran, di saat ini jiwa beraninya tertantang dan mencobalah ikut aksi tawuran, aksi ini biasanya dilakukan oleh para anak remaja laki-laki. Biasanya aksi tawuran dan kericuhan sering terjadi di kota besar misalnya JABODETABEK, karena jika di lihat dan jika kita berada di kota-kota yang tidak terlalu besar jarang di temukan kasus remaja seperti ini.
ADVERTISEMENT
Selain merokok dan aksi tawuran yang menyebabkan kericuhan, ada satu hal yang perlu diperhatikan orang tua. Apa itu? pacaran? ya pacaran, "loh kok pacaran?, bukannya itu hal biasa"?, hal biasa yang dibiasakan lama-lama akan menjadi tidak baik. Dari hal biasa inilah banyak orang tua yang lalai dalam menjaga anak, terlebih lagi orang tua anak remaja perempuan. Tidak sedikit orang tua anak remaja perempuan yang menyesal karena anaknya terlalu dibebaskan, karena zaman sekarang tidak sedikit anak remaja perempuan yang hamil di luar nikah, faktor utamanya adalah kebiasaan berpacaran tanpa pengawasan. Anak remaja ingin selalu mencoba-coba hal baru, apalagi anak remaja yang berusia 15-20 tahun pada masa pertumbuhan ini ketertarikan remaja terhadap lawan jenis diwujudkan dengan berpacaran. Dalam berpacaran untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman salah satu bentuk pendekatan adalah dengan melakukan kedekatan atau keintiman fisik bersama pasangan (pacar). Mungkin sebagian besar remaja menganggap jika pacaran hanyak untuk mendapatkan kasih sayang dari orang yang dianggapnya "spesial" selain orang tua. Namun, tidak sedikit yang berujung kepada dorongan untuk melakukan tindakan yang menyalurkan hasrat seksual remaja selain bertukar kasih sayang.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini peran orang tua sangatlah berpengaruh, karena sekolah pertama anak adalah orang tuanya. Hubungan komonikasi antara orang tua dan anak sangatlah diperlukan, karena jika hal ini terjadi maka anak akan merasakan kenyamanan dan rasa dimiliki oleh orang tuanya, dengan menanyakan "bagaimana harimu hari ini, bagaimana sekolahmu hari ini" akan memberikan rasa nyaman kepada anak. Selain komonikasi kebiasaan orang tua di rumah sangat berpengaruh, ketika lingkungan anak baik maka akan sedikit anak yang merasa takut untuk melakukan hal negatif, contohnya kebiasaan beribadah di rumah dan mendekatkan anak kepada hal yang positif, misalnya mengaji akan membuat anak selalu ingat kepada sang pemilik alam semesta, selain itu bisa juga dengan kebiasaan baik meluangkan waktu untuk berkumpul keluarga dan membicarakan hal-hal baik. Ada pula keterbukaan antara orang tua dan anak, dalam hal ini orang tua alangkah baiknya membuka diri untuk anak, misalnya mendengarkan cerita sang anak atau bisa jadi mendengarkan curhatan hatinya. Dukungan orang tua terhadap anak juga tidak kalah pentingnya, karena dengan adanya dukungan baik dari orang tua membuat anak semangat untuk meraih hal-hal baik sehingga kemungkinan besar anak tidak akan gampang terpengaruh oleh hal-hal negatif.
ADVERTISEMENT
Mengapa saya menulis tentang pergaulan bebas ini?, karena saya sering sekali mendengar di lingkungan saya tentang hal serupa. Sebenarnya tidak di lingkungan dekat saya, tetapi di lingkungan teman saya yang teman saya ceritakan kembali kepada saya, dari cerita teman-teman saya, saya dan teman saya sama-sama belajar dan sama-sama untuk tetap waspada dengan pergaulan yang semakin tidak sehat dikalangan remaja saat ini.