Beberapa Hewan Ternyata Memiliki Sistem Imun yang Lebih Tangguh

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
10 Desember 2020 15:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kelelawar yang dipercaya membawa berbagai jenis virus. Foto: Syaibatulhamdi from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kelelawar yang dipercaya membawa berbagai jenis virus. Foto: Syaibatulhamdi from Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia mendorong manusia untuk lebih memperhatikan upaya gaya hidup sehat. Sejak kebijakan pembatasan sosial dan melakukan aktivitas di rumah, banyak orang yang lebih memilih masak sendiri dengan pilihan menu bergizi serta berolahraga rutin.
ADVERTISEMENT
Hal ini bertujuan tidak lain untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar terhindari dari berbagai macam penyakit. Gaya hidup lebih sehat pun menjadi sesuatu yang melekat pada sebagian orang sejak wabah muncul. Tetapi, pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana sistem kekebalan tubuh pada hewan?

Sistem kekebalan tubuh pada hewan

Dilansir dari Science Abc, kekebalan tubuh pada hewan adalah kemampuan untuk melawan racun dan mikroba invasif penyebab penyakit. Sistem kekebalan adalah jaringan kompleks sel dan organ yang bekerja sama untuk melawan kuman dan racun tanpa henti. Sederhananya, sama seperti manusia, sistem kekebalan bagi tubuh hewan diibaratkan sebagai kekuatan pertahanan pada suatu bangsa.

Cara kerja sistem kekebalan hewan

Sistem kekebalan hewan menawarkan dua jenis pertahanan, yaitu kekebalan bawaan dan kekebalan adaptif. Kedua sistem pertahanan ini beroperasi secara bersamaan, tetapi dengan cara yang agak berbeda untuk memberikan perlindungan dari racun dan mikroba pengganggu.
ADVERTISEMENT
Setiap mikroorganisme memiliki struktur kimiawi yang dapat terdiri dari karbohidrat, lipid, dan protein. Struktur kimiawi yang lalu disebut dengan PAMP ini terdapat pada hewan dan sangat unik, seperti halnya kode pada setiap produk tertentu. Kemudian dengan bantuan reseptor, kekebalan tubuh dapat mendeteksi organisme sekaligus mengidentifikasi bahaya pada tubuh.
Sistem kekebalan adaptif adalah bentuk kekebalan yang lebih kompleks dan sangat spesifik untuk beberapa jenis hewan. Respons imun adaptif ini dimediasi oleh limfosit T dan B. Sel-T adalah salah satu jenis sel kekebalan yang mengenali patogen potensial dan menghancurkannya. Tak hanya itu, sel-T memberi sinyal pada jenis sel kekebalan lain, yaitu sel-B untuk menghasilkan antibodi.
Seekor rusa bera. Foto: 5598375 from Pixabay

Sistem kekebalan tubuh berbeda di antara hewan

Terdapat faktor yang menentukan kekebalan makhluk hidup, yaitu faktor lingkungan eksternal, seperti habitat, jenis makanan, air yang diminum, hingga kondisi fisiologis internal, suhu tubuh alami, pH tubuh, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai ilustrasi, antraks dapat membunuh manusia, sapi, dan rusa, karena bakteri Bacillus anthracis menghasilkan racun di dalam tubuh ketiganya. Tetapi, ayam kebal sepenuhnya terhadap antraks. Suhu tubuh ayam yang tinggi dibandingkan manusia, sapi, dan rusa, membuat bakteri tidak dapat bertahan hidup di dalamnya.
Sebuah topik populer akhir-akhir ini, penelitian kelelawar menunjukkan bahwa hewan menyimpan banyak virus di dalam tubuh meskipun tanpa gejala atau penyakit. Ini dimungkinkan karena sel kelelawar telah berevolusi menjadi tanggap dan kebal terhadap virus.
Saat terbang, suhu tubuh kelelawar meningkat hingga 38 derajat Celcius sebagai respons terhadap aktivitas yang memerlukan energi, seperti penerbangan. Suhu tubuh yang meningkat secara alami ini adalah salah satu cara melawan infeksi virus.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, jika penyakit yang sama menyerang kelelawar dan manusia, kemungkinan besar manusia yang lebih rentan menimbulkan gejala. Sedangkan kelelawar sama sekali tidak terpengaruh dan terlihat sehat sempurna.
Contoh lain dari studi berbeda ketika para peneliti membekukan serum aligator. Aligator dilaporkan memiliki efek antibakteri yang lebih kuat daripada serum manusia. Ini menunjukkan bahwa kekebalan aligator memberikan perlindungan terhadap bakteri yang lebih banyak dibandingkan manusia. Fenomena yang ditunjukkan oleh serum darah aligator ini sekarang sedang dipelajari dalam upaya merancang cara baru untuk melawan bakteri yang kebal antibiotik.

Kesimpulan

Beberapa hewan memang memiliki sistem kekebalan yang lebih berkembang daripada yang lain. Setiap spesies hewan menghadapi tantangan yang berbeda dalam hidup, sehingga sistem kekebalan tubuh beradaptasi dengan caranya sendiri dan paling sesuai untuk kelangsungan hidup.
ADVERTISEMENT
Penelitian selanjutnya diperlukan untuk lebih memahami sistem kekebalan hewan secara spesifik. Informasi ini kemudian dapat digunakan lebih mendalam untuk merancang strategi untuk melawan infeksi pada manusia.
Seekor sapi di peternakkan. Foto: MabelAmber from Pixabay