Azmi Abubakar Arsipkan Tokoh Tionghoa Cirebon di Museumnya

Konten Media Partner
10 Juli 2021 13:39 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendiri Museum Pustaka Peranakan Tionghoa Azmi Abubakar (kiri) dan pengurus Vihara Boen San Tong di Cirebon.(Juan)
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri Museum Pustaka Peranakan Tionghoa Azmi Abubakar (kiri) dan pengurus Vihara Boen San Tong di Cirebon.(Juan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ciremaitoday.com, Cirebon – Pendiri Museum Pustaka Peranakan Tionghoa Azmi Abubakar melakukan kunjungan ke Cirebon. Ia mengunjungi beberapa situs sejarah yang berkaitan dengan dinamika warga Tionghoa di Cirebon masa lampau seperti Makam Sunan Gunungjati, Vihara Dewi Welas Asih, Vihara Boen San Tong (Pemancar Keselamatan), dan keraton-keraton di Cirebon. Dari tempat-tempat itu, ia melakukan klarifikasi sekaligus mencocokkan data sejarah yang dimiliki dan mempelajari sejarah perkembangan warga Tionghoa langsung dari sumbernya.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin menggali lebih dalam sejarah kontribusi orang-orang Tionghoa di Cirebon. Karena di Cirebon ini banyak menyimpan sejarah yang jarang diketahui oleh masyarakat luas," katanya, Sabtu, 10/07/2021.
Dari penelusurannya, ia akan mengangkat sejarah salah satu tokoh Tionghoa yang sangat berpengaruh pada zamannya yakni Mayor Tan Tjien Kie orang yang dikenal terkaya di Cirebon. Memiliki peranan penting dalam dunia politik, militer dan pembangunan di Cirebon.
"Karena jasanya, Mayor Tan Tjien Kie tidak hanya disegani oleh pribumi dan warga Tionghoa, tapi orang-orang Arab pada saat itu juga sangat menghormatinya," imbuhnya.
Kekayaan sejarah yang tidak banyak diungkap ke publik terlebih dalam masyarakat yang majemuk, dinilai penting untuk memperkuat persaudaraan dan jiwa nasionalisme.
"Ini kan harus disampaikan agar Cirebon untuk menjadi contoh bagi bangsa mempererat tali persaudaraan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, hasil dari penelusuran, catatan sejarah, hingga bukti-bukti yang ada akan disusun dan dibawa ke museum yang didirikannya yakni Pustaka Peranakan Tionghoa di Tangerang Selatan.
"Catatan itu akan saya bawa untuk kemudian diteruskan kepada masyarakat luas,” pungkasnya.(Juan)