Ternate Akan Diusulkan ke UNESCO Sebagai Titik Nol Jalur Rempah

Konten Media Partner
8 November 2019 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi Terpumpun 'Menuju Ternate Titik Nol Jalur Rempah' oleh Dinas Kebudayaan Ternate. Foto: Rajif Duchlun/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Terpumpun 'Menuju Ternate Titik Nol Jalur Rempah' oleh Dinas Kebudayaan Ternate. Foto: Rajif Duchlun/cermat
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kota Ternate, Maluku Utara, akan diusulkan ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) untuk ditetapkan sebagai titik nol jalur rempah.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Ternate, Rinto Taib, kepada awak media usai diskusi terpumpun ‘Menuju Ternate Titik Nol Jalur Rempah’ yang digelar di Grand Fatma Ternate, Jumat (8/11).
“Kegiatan ini bukan hanya menjadi program pemerintah Kota Ternate, tetapi juga menjadi program pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya di bawah Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya,” ujar Rinto.
Rinto bilang, melalui direktorat itulah akan melakukan pengusulan ke pihak UNESCO. “Karena di sanalah akan dilakukan penetapan terkait dengan kategori masing-masing. Seperti Kota Sawahlunto, yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai kota tambang, peninggalan kolonial,” jelasnya.
Sehingga, kata Rinto, sangat penting menjadikan Kota Ternate sebagai titik nol jalur rempah. Ia menyebut, penggunaan istilah ini, bukan karena mengabaikan daerah lain sebagai penghasil rempah, melainkan karena alasan sejarah.
ADVERTISEMENT
“Ini lebih pada rute sejarah, di mana ketika 1512 dihitung sejak era Portugis datang, itu menjadikan Ternate sebagai negeri penghasil rempah. Meskipun Tidore dan Banda juga memiiliki itu, tapi ketika hadirnya Portugis perdagangan rempah mulai begitu semarak,” ucapnya.
Menurut dia, hal yang lebih penting adalah membangun kesadaran sejarah masyarakat Indonesia. “Karena Ternate bukan hanya tentang kejayaan masa lalu, melainkan ada warisan-warisan keilmuan tentang rempah, ada warisan-warisan kebudayaan tentang rempah, serta warisan peninggalan yang merupakan dampak dari rempah,” ungkapnya.
Ia menambahkan, ke depan akan menyinergikan peran para akademisi di perguruan tinggi dengan melakukan riset lebih mendalam. “Sehingga penetapan dengan cagar budaya dan situs-situs sejarah itu betul-betul memiliki dokumen kesejarahan naskah akademik,” tukasnya.
ADVERTISEMENT
Sekadar diketahui, dalam diskusi terpumpun ini, menghadirkan sejumlah pembicara, di antaranya Mantan Rektor Universitas Khairun (Unkhair) Prof Gufran Ali Ibrahim, Sejarawan Unkhair Irfan Ahmad, Tim Substansi Jalur Rempah Idham Bachtiar Setiadi, Akademisi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Aji Deni, dan Sejarawan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate Usman Nomay.
Diskusi yang dihadiri Wali Kota Ternate, Haji Burhan Abdurahman, para pelaku komunitas, insan pers, dan beberapa pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sejumlah kabupaten dan kota di Maluku Utara ini dimulai dari pukul 09.00 WIT. Istirahat sebentar menjelang salat Jumat, lalu dilanjutkan hingga selesai pada pukul 16.30 WIT.