Perjalanan Gemanadaqu Hebohkan Kota Pelajar, Buahkan 5 Piala Kejuaraan Nasional

Konten dari Pengguna
27 Oktober 2022 12:10 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aksi persiapan personil Gemanadaqu, Santri Pesantren Daqu, sebelum menjalani lomba di kejuaraan Marching Band Piala Raja Hamengkubuwono X.
zoom-in-whitePerbesar
Aksi persiapan personil Gemanadaqu, Santri Pesantren Daqu, sebelum menjalani lomba di kejuaraan Marching Band Piala Raja Hamengkubuwono X.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perjalanan Menuju Perjuangan
Kedatangan Habib Ali bin Abu Bakar dalam perayaan mulid Nabi Muhammad SAW (20/10) disambut dengan iringan nada dari Marching Band Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang atau dikenal dengan nama Gemanadaqu.
ADVERTISEMENT
Acara tersebut menjadi ajang berlatih personil Gemanadaqu sebelum mereka berangkat menuju Kota Yogyakarta untuk mengikuti Kejuaraan Marching Band Piala Raja Hamengkubuwono X di GOR Amongrogo, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Peluh di sore itu tak menyurutkan semangat mereka. Justru ini makin menyulut api perjuangan para santri. Siang yang terik makin membakar gejolak perjuangan tersebut. Seperti kota tujuan yang akan mereka sambangi, Yogyakarta, yang penuh darah perjuangan.
Para santri personil Gemanadaqu bersiap menuju Kota Yogyakarta.
Personil bertambah dengan bergabungnya mahasiswa dan mahasiswi dari Institut Daarul Qur’an (Idaqu) yang ikut sebagai Color Guard. Persiapan usai. Mereka sekaligus dilepas langsung oleh Ayahnda Kyai Yusuf Mansur di sela acara Maulid Nabi yang berlangsung di Masjid Nabawi, Pesantren Daqu Tangerang ini.
Rombongan yang menaiki bis ini pun meninggalkan Cipondoh, Kota Tangerang. Bis melaju diiringi lantunan 4 surah pilihan yang dikumandangkan para santri personil Gemanadaqu. Sura-surat tersebut yakni Yasin, Ar-Rahman, Al-Waqiah, dan Al-Mulk. Dengan begitu harapan dilindungi selama perjalanan dan kelak menjadi juara membumbung.
ADVERTISEMENT
Perjalanan yang memakan waktu 19 jam itu sampai di tujuan keesokan paginya, Jum’at (21/10), tepat sebelum pelaksanaan Sholat Jum’at. Sambil membereskan barang bawaan, para menuju ke dalam kamar hotel. Rintik hujan yang mulai turun pasca Sholat Jum’at akhirnya memaksa mereka berlatih di teras hotel yang sebelumnya direncanakan digelar di lapangan dekat hotel.
Parade yang Jadi Daya Tarik Warga Jogja
Di hari Sabtu (22/10), Personil Gemanadaqu melakukan gladi dengan parade menuju GOR Amongrogo, tempat pelaksanaan lomba dan konser.
Ciri khas santri tidak begitu saja ditinggalkan. Personil Gemanadaqu pun melakukan khataman Al-Qur'an di hotel sebelum berangkat berparade. Mereka juga bersedekah seikhlasnya 2 kali sebelum latihan dan berlomba.
Mahasiswi Idaqu yang ikut berparade dan bergabung bersama personil Gemanadaqu.
Hanya 4 jam waktu persiapan mereka untuk parade. Namun, semua terbayar kala masyarakat Kota Yogyakarta hingga turis mancanegara memberikan tepukan tangan, menyorongkan gawai, hingga ikut bernyanyi bersama mereka.
ADVERTISEMENT
Lagu-lagu Betawi, tempat asal Pesantren Daqu Tangerang, mereka bawakan. Tak ketinggalan baju adat Betawi menjadi dresscode parade hari itu. Ondel-ondel yang menjadi icon budaya Betawi turut menjadi daya tarik para penduduk yang menyaksikan dari kantor DPRD DIY sampai Kantor BNI yang terkenal sebagai medan juang Kemerdekaan Indonesia.
Parade yang menjadi ajang pemanasan ini bukan terlepas dari penilaian. Parade ini masuk sebagai rangkaian Piala Raja Hamengkubuwono X. Pengumuman pemenang parade pun dibacakan. Hasilnya, Gemanadaqu berhasil meraih juara harapan 3 dari 11 peserta tim marching band se-Indonesia.
Mencoba Gelanggang Perjuangan Sesungguhnya
Hari Minggu (23/10) personil Gemanadaqu bersiap kembali di depan hotel. Hari yang ditunggu pun tiba. Para personil akan "bertempur" di GOR Amongrogo, bersama marching band dari seluruh Indonesia, mulai tingkat SD hingga perguruan tinggi.
ADVERTISEMENT
Usai sholat Subuh berjama’ah, personil Gemanadaqu berangkat ke gelanggang arena. Mereka mendapat kesempatan uji coba arena.
Baju adat Betawi menjadi ciri khas parade personil Marching Band Gemanadqu.
“Insya Allah, kita udah punya amalan, udah ikhtiar dan pasrahkan diri kepada Allah SWT. Tapi kita harus kuatkan juga diri kita sendiri, kuatkan mental kita, kalian harus percaya diri kalo kalian lebih hebat daripada yang lain," ujar Ustadz Ade Kurniawan selaku Pembina Marching Band Pesantren Daqu Tangerang pada para santri.
Lekas-lekas mereka berganti kostum usai melakukan uji Arena. Amalan selanjutnya yakni membaca Surat Al-Fath dengan fadhilah menguatkan mental dan keyakinan, berharap pada Yang Maha Kuasa.
Dream, Pray, Action!
Persiapan akhir dilakukan. Mereka kembali berlatih di depan gelanggang arena. Sejurus kemudian, kejutan kecil menghampiri para personil Gemanadaqu ini.
ADVERTISEMENT
Adalah kedatangan Pimpinan Daarul Qur’an yang menambah semangat mereka. KH Ahmad Jamil selaku Pimpinan Direktorat Pendidikan, serta Ustadz Tarmizi Ashidiq selaku Pimpinan Direktorat Ekonomi menghampiri para santri yang tengah bersiap tersebut. Ikut bersama keduanya Kepala Sekolah SMP Daarul Qur’an Tangerang, Ustadz Ahmad Samsudin.
Kedatangan KH Ahmad Jamil, Ustadz Tarmizi dan Ustadz Ahmad Samsudin semakin membakar api perjuangan para santri.
Nasihat yang meguatkan pun tertuang dalam kalimat yang disampaikan para guru mereka di pondok ini. Gelegar kalimat "BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM" mengiringi langkah mereka masuk ke dalam arena lomba.
Penampilan Gemanadaqu dibuka dengan membawa lantunan sholawat yang menyusup hati para hadirin. Selanjtnya lagu "Ondel-ondel", "Gerimis", dan "Nonton bioskop", karya Benyamin Sueb bergantian dibawakan dengan nada-nada menggugah. Kebanggaan akan daerah asal pun disambut tepuk tangan penonton yang memenuhi tribun. Penampilan selama satu jam itu ditutup dengan standing ovation dari semua peserta, pertanda mereka terhibur dengan aksi personil Gemanadaqu.
ADVERTISEMENT
Senja mulai menyapa Kota Yogyakarta. Gelaran Piala Raja Hamengkubuwono X pun telah menuntaskan seluruh penampilan pesertanya. Kini, seluruh peserta menanti hasil perjuangan mereka, termasuk Marching Band Gemanadaqu.
Salah satu aksi yang ditampilkan personil Gemanadaqu dalam Kejuaraan Marching Band Piala Raja Hamengkubuwono X di GOR Amongrogo, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Surat keputusan pemenang lomba dibacakan pembawa acara. Alhamdulillah, Marching Band Gemanadaqu berhasil meraih rentetan gelar dalam ajang ini.
Dimulai dengan Juara Harapan 3 Street Parade. Kakak-kakak Idaqu pun turut menyumbang piala lewat raihan Juara 2 Best Color Guard Senior Brass Concert. Juara 2 Artistic Senior Brass Concert, Juara 3 Music Overall Senior Brass Concert, dan Juara 3 Senior Brass Concert, kemudian berturut-turut digondol personil Gemanadaqu.
Lantas raut kegembiraan pun menyeruak dari wajah para personil Gemanadaqu. Perjuangan mereka yang dipersiapkan kurang dari satu bulan nyatanya tidak berakhir sia-sia.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya, persiapan kita itu masih kotor banget. Kita cuman latihan buat lomba ini cuman sebulan. Belum lagi dipotong sama kegiatan, belum lagi ujian tengah semester kemarin yang harus kita ikuti,” begitu kenang Qyas Vicero, salah satu personel Gemanadaqu, santri kelas 12.
“Karena biasanya kalo Marching Band di luar biasanya persiapannya bisa satu tahun. Jadi kita dapat kejuaraan itu kayak sebuah keajaiban,” ujar Wahdan Iqbal menambahkan perkataan temannya itu.
Tidak ada yang tidak mungkin jika kita berusaha. Santri Pesantren Daqu yang tergabung dalam Gemanadaqu sudah membuktikannya!
Walau bagaimanapun, perjuangan mereka tak terlepas dari doa dan ikhtiar yang senantiasa dilakukan. Seperti kata Ayahanda Yusuf Mansur, Dream, Pray, Action! Tetap berproses di segala keterbatasan. Insya Allah, Allah SWT tidak menutup mata atas perjuangan yang hambanya lakukan.
Di sepanjang perjaanan kembali menuju hotel, tak henti-hentinya para santri menyanyikan yel-yel mereka dengan bangga. Tak jarang para personil terharu hingga meneteskan air mata. Buah perjuangan itu akhirnya mereka petik, di Kota Perjuangan, Kotanya Para Pelajar, yang masyhur dengan gelar “Istimewa”!
ADVERTISEMENT
Penulis: Luthfi Hakim, Santri Pesantren Daqu Tangerang, Kelas 12.