Warga Kota Jayapura Diminta Tetap Konsumsi Ikan

Konten Media Partner
19 November 2019 14:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nelayan tradisional di Biak Numfor. (BumiPapua.com/Katharina)
zoom-in-whitePerbesar
Nelayan tradisional di Biak Numfor. (BumiPapua.com/Katharina)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Jayapura, Martheys Sibi meminta warga setempat untuk tidak khawatir mengkonsumsi ikan, pasca terjadi tumpahan merkuri di Provinsi Madang, Papua Nugini.
ADVERTISEMENT
Kata Martheys, tumpahan merkuri terjadi pada 29 Agustus 2019, artinya peristiwa tersebut sudah 1,5 bulan lalu.
"Jangan takut makan ikan. Warga Jayapura harus tetap konsumsi ikan. Namun kami juga melakukan pemantauan terhadap hasil tangkapan nelayan pasca kejadian ini," katanya, Selasa (19/11).
Martheys menambahkan informasi yang didapat dari para nelayan, hingga kini hasil tangkapannnya masih segar seperti biasanya. Nelayan bahkan informasikan bahwa tak terjadi perubahan apapun, misalnya tak ada kematian ikan secara massal, maupun perubahan warna air laut.
"Untuk itu, kami minta warga Kota Jayapura jangan khawatir mengkonsumsi ikan, karena masih aman dan layak dikonsumsi dan dijamin aman dari limbah merkuri," ujarnya.
Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, Dinas Perikanan dan Kalautan Kota Jayapura telah berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengambil sampel air di perairan Kota Jayapura, termasuk oleh karantina terkait.
ADVERTISEMENT
"Petugas karantina telah memberikan kantong kepada nelayan untuk ambil sampel air di laut, kemudian air itu akan diuji untuk memastikan apakah perairan Jayapura tercemar limbah merkuri atau tidak, termasuk hasil tangkapan nelayan juga akan dilakukan uji lab," ujarnya.
Marthey menyebutkan lokasi kejadian tumpahan limbah sangat jauh dari Kota Jayapura dan tak berpengaruh terhadap tangkapan nelayan.
"Akhir-akhir ini memang tangkapan nelayan menurun, tapi bukan karena pencemaran, melainkan karena cuaca yang sedang musim gelombang," ujarnya.