Dinkes Bojonegoro Harap Masyarakat Terlibat dalam Pemberantasan DBD

Konten Media Partner
5 November 2020 17:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi: infografis Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: infografis Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bojonegoro - Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro mengimbauan kepada masyarakat untuk mewaspadai adanya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Dinkes Kabupaten Bojonegoro berharap agar warga masyarakat di Kabupaten Bojonegoro agar turut serta dan terlibat dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara mandiri, salah satunya dengan melakukan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (Juru Pemantau Jentik).
Ilustrasi: infografis Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, dr Whenny Dyah Prajanti, ditemui di kantornya Kamis (05/11/2020) mengungkapkan bahwa di Indonesia ini tidak hanya Covid-19 yang dihadapi, akan tetapi banyak penyakit menular lainya yang perlu perhatian seluruh warga masyarakat, salah satunya adalah DBD.
"Cara paling efektif lainya untuk mengendalikan serangan nyamuk aedes aegypti adalah dengan gerakan satu rumah satu jemantik. Kami berharap kepada warga masyarakat agar mandiri dengan melakukan gerakan satu rumah satu jumantik ini." kata dr Whenny.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, melalui gerakan jumantik tersebut diharapkan warga masyarakat setiap satu minggu sekali melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dan memastikan di lingkungan rumahnya tidak ada sarang nyamuk.
"Jadi kami berharap semua warga masyarakat bisa mandiri ikut serta terlibat dalam upaya pencegahan DBD, dengan cara menjadi jumantik di lingkungan rumahnya sendiri-sendiri. Kita terus mengingatkan baik melalui puskesmas, pemerintah kecamatan, dan semua kepala desa. Kita ingin menggerakkan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik," kata dr Whenny Dyah Prajanti.
Dokter Whenny menuturkan bahwa sebagai upaya memberantas sarang nyamuk aedes aegypti, Dinas Kesehatan melalui puskesmas dan kader desa terus menyosialisasikan gerakan 3 M, yakni menutup, mengubur, dan menguras air di bak mandi secara teratur.
ADVERTISEMENT
"Menutup semua barang yang berpotensi menimbulkan genangan, mengubur sampah non organik dan secara rutin menguras air di bak mandi. Apalagi ini musim penghujan, jadi sangat besar risikonya jika kita lengah, akan banyak sekali sarang nyamuk yang bisa menimbulkan penularan DBD," dr Whenny Dyah Prajanti. (dan/imm)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, hingga minggu keedua Januari 2020, di Kabupaten Bojonegoro setidaknya terjadi 4 kasus, orang yang terjangkit demam berdarah yang tersebar di 4 desa atau kelurahan di Kabupaten Bojonegoro, di antaranya Desa Menjuwet Kecamatan Sumberejo, Desa Ngasem Kecamatan Ngasem, Desa Kalitidu Kecamatan Kalitidu, dan Kelurahan Sumbang Kecamatan Bojonegoro Kota.
Sementara, sepanjang 2019, jumlah kasus demam berdarah di Kabupaten Bojonegoro sebanyak 416 kasus dengan jumlah korban meninggal sebanyak 7 kasus, sisanya 409 penderita dinyatakan sembuh.
ADVERTISEMENT
Jumlah kasus tersebut cenderung menurun jika dibandingkan dengan data tahun sebelumnya atau tahun 2018, dengan jumlah kasus sebanyak 589 kasus, dengan jumlah korban meninggal sebanyak 12 penderita, dan 577 penderita dinyatakan sembuh. (dan/imm)
Reporter: Dan Kuswan SPd
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com