Ortu yang Telaten Menentukan Keberhasilan Terapi Mandiri Bagi ABK

Konten Media Partner
9 Februari 2021 14:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Terapi bagi ABK. Ortu yang telaten menentukan keberhasilan terapi mandiri bagi ABK. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Terapi bagi ABK. Ortu yang telaten menentukan keberhasilan terapi mandiri bagi ABK. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anak-anak dinilai rentan terpapar COVID-19. Salah satu yang terdampak yakni anak berkebutuhan khusus (ABK). Mereka tak bisa lagi rutin terapi di rumah sakit maupun klinik. Meski demikian bukan menjadi alasan terapi terhadap ABK harus dihentikan.
ADVERTISEMENT
"Memang terapi yang baik dilakukan di rumah sakit ataupun klinik. Namun, dalam kondisi pandemi seperti ini, mau tidak mau terapi harus dilakukan sendiri," ujar Sinto Rustini, Fisioterapi Anak, saat menjadi pembicara dalam kelas diskusi akademibiality 'Melatih Gerakan Fisioterapi Sendiri untuk ABK di Rumah Meski Pandemi' yang diselenggarakan Yayasan Peduli Kasih Anak Berkebutuhan Khusus (YPKABK) Surabaya, Selasa (9/2).
Lebih lanjut Sinto menuturkan, orang tua memiliki peran sangat penting saat ABK harus terapi mandiri di rumah. Orang tua menjadi kunci keberhasilan bagi ABK ketika menjalani terapi mandiri.
Setiap anak berkebutuhan khusus baik dengan kondisi ringan (mild) ataupun berat (severe) pada dasarnya bisa di-handle oleh orang tua di rumah. Karena orang tua lah yang paling mengetahui apa yang menjadi kebutuhan anak.
ADVERTISEMENT
"Tentu orang tua sudah harus terlebih dahulu mengetahui dan mengerti program/aktivitas apa yang cocok diberikan kepada anak tersebut sesuai dengan kebutuhannya," imbuhnya.
Semua jenis terapi pada dasarnya bisa dilakukan di rumah dengan modifikasi media ataupun alat. Input atau pun stimulasi bisa berbentuk stimulasi verbal, aktivitas dengan input sensori dan motorik, yang kesemuanya ditujukan untuk melatih kemandirian.
"Ketika anak harus terapi mandiri, orang tua yang mengambil alih tugas terapis. Jadi jangan sampai orang tua malas-malasan ketika harus memberikan terapi pada anak," ingat Sinto.
Arahan-arahan yang telah diberikan oleh terapis sebelumnya ketika proses terapi masih berlangsung di tempat terapi, kata Sinto, bisa diterapkan di rumah. Ada buku penghubung, laporan-laporan tertulis dari terapis selama sebelum pandemi bisa juga dijadikan acuan penerapan terapi di rumah. Bisa juga dilakukan konsultasi online dengan terapis yang menangani anak.
ADVERTISEMENT
"Meski pandemi terapi harus tetap diberikan kepada anak, jangan sampai terhenti," simpulnya.