Obat Kumur Mengandung Povidone-Iodine Laris Sejak COVID-19, Benarkah Efektif?

Konten Media Partner
8 Februari 2021 14:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejak pandemi COVID-19 merebak di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, masyarakat diimbau untuk selalu menjaga kebersihan tubuh agar tidak terinfeksi virus tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain tangan yang harus selalu bersih, salah satu bagian tubuh lain yang tidak boleh ketinggalan kebersihannya adalah mulut. Pasalnya, mulut menjadi salah satu jalur masuknya virus COVID-19 ke dalam tubuh.
Untuk menjaga kebersihan mulut, biasanya masayarakat menggunakan obat kumur. Dimana salah satu bahan yang terkandung dalam obat kumur adalah Povidone-Iodine (PVP-I).
Lantas apakah bahan tersebut aman untuk tubuh dan terbukti bisa mencegah masuknya virus ke dalam tubuh?
Menjawab hal itu, Dr Christrijogo Sumartono W, dr SpAn KAR, KIC menuturkan, penggunaan obat kumur di masa pandemi saat ini memang sangat dianjurkan.
Selain dapat mencegah masuknya virus ke dalam tubuh, obat kumur juga dapat menyegarkan napas, dan mencegah bau mulut.
"Jadi penggunaan obat kumur ini dianjurkan. Hanya saja dia membunuh kuman atau virus yang menempel di permukaan tenggorokan. Tapi kalau sudah masuk di dalam saluran tenggorokan, virus nggak mati," kata Dr Chris ketika dihubungi Basra, Senin (8/2).
ADVERTISEMENT
Ketika ditanya lebih lanjut terkait adanya kandungan PVP-I yang dapat menyebabkan gangguan tiroid pada tubuh, dokter spesialis anestesi RSUD Dr Soetomo Surabaya ini menjelaskan jika efek tersebut akan terjadi pada seseorang yang mengalami tiroid beracun atau (toksik goiter).
Yakni adanya pembesaran kelenjar tiroid disertai adanya peningkatan produksi hormon tiroid melebihi ambang normal sehingga terjadi suatu keadaan hipertiroid.
"Gangguan tiroid itu terjadi karena adanya rangsangan pada tiroid. Biasanya hal ini terjadi pada seseorang yang mengalami gondok beracun. Selain adanya pembesaran kelenjar di leher, ada tanda lain seperti jantung berdebar, sering berkeringat, dan lain-lain," jelas Dr Chris.
Dr Chris pun menuturkan penggunaan obat kumur dengan kandungan tersebut bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk untuk ibu hamil. Hanya saja obat kumur tersebut hanya untuk kumur dan tidak boleh boleh masuk ke dalam tenggorokan.
"Penggunaan obat kumur secara medis diperbolehkan, tapi bukan kewajiban, bahwa mematikan virus itu dengan obat kumur. Yang jelas selama kita memproteksi diri, menerapkan protokoĺ kesehatan 5M dengan benar, maka kuman atau virus tidak akan masuk. Dan satu lagi yang perlu digaris bawahi obat kumur untuk mencegah aja, sedangkan untuk membunuh virus ya dengan sabun dan alkohol," pungkasnya.
ADVERTISEMENT