Hati-hati, Kapasitas RS Rujukan COVID-19 di Surabaya Tersisa 10 Persen Saja

Konten Media Partner
21 Desember 2020 6:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan jika kapasitas RS Rujukan COVID-19 tersisa sekitar 10-20 persen. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan jika kapasitas RS Rujukan COVID-19 tersisa sekitar 10-20 persen. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus COVID-19 di Surabaya kembali meningkat. Ini disebabkan karena turunnya disiplin protokol kesehatan di masyarakat. Di sisi lain, liburan panjang sebelumnya menjadi salah satu indikator meningkatnya kasus itu. Dampaknya, beberapa rumah sakit rujukan COVID-19 di Surabaya hampir penuh, hanya tersisa 10 persen saja.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan, berdasarkan hasil tracing yang dilakukan Pemkot Surabaya, saat ini yang terpapar COVID-19 sebagian besar karena dari luar kota. Makanya ia berharap libur akhir tahun ini sementara warga tidak bepergian ke luar kota jika itu tidak penting.
“Makanya saya sampaikan untuk sementara tolong kalau tidak terpaksa tidak ke luar kota dulu,” kata Wali Kota Risma, dalam keterangan tertulis yang diterima Basra, (20/12).
Risma lantas menuturkan, saat ini sejumlah rumah sakit rujukan COVID-19 di Surabaya hampir penuh, bahkan ada pula yang sudah penuh. Rata-rata pasien yang ada di sana terpapar usai bepergian dari luar kota.
“RS Husada Utama itu kurang lebih masih 100 (bed), kemudian RSUD Soewandi penuh. Di beberapa rumah sakit lain kapasitasnya tinggal sekitar 10-20 persen,” ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Meski ruang isolasi di Hotel Asrama Haji kapasitasnya kosong, namun Wali Kota Risma menyatakan belum berani menggunakannya bagi pasien dengan gejala. Saat ini semua warga yang terpapar COVID-19 disertai gejala langsung dirujuk ke rumah sakit.
“Hotel Asrama Haji sebetulnya masih kosong tapi kita tidak berani kalau dia ada gejala-gejala. Sekarang ini semua (yang bergejala) kita rujuk ke rumah sakit,” jelasnya.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menyatakan bakal berdiskusi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Diskusi ini dinilai penting untuk mendapatkan masukan-masukan terkait pemanfaatan Hotel Asrama Haji (HAH) bagi pasien COVID-19 disertai gejala.
“Saya coba mungkin akan berdiskusi dengan IDI untuk bagaimana kami bisa dibantu backup Asrama Haji. Sehingga kalau gejalanya ringan itu mungkin bisa di Hotel Asrama Haji,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Risma berharap, warga kembali meningkatkan disiplin protokol kesehatan. Sebab, ia tak ingin ada lagi warga Surabaya yang terpapar hingga harus dirawat di rumah sakit.
“Saya ingatkan lagi, bukan hanya agar tidak liburan (ke luar kota) tapi kalau setelah pulang kerja (dari luar kota) dia lama di sana bisa langsung swab,” simpulnya.