Aktivitas Sederhana untuk Cegah Gangguan Terlambat Bicara pada Anak

Konten Media Partner
23 Maret 2023 15:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Terapi wicara atau speech therapy merupakan salah satu terapi kesehatan yang bisa dilakukan pada anak yang mengalami keterlambatan kemampuan bicara dan bahasa.
ADVERTISEMENT
dr. Farida A Santoso, Sp.KFR mengatakan, untuk menjalani terapi ini, biasanya akan disesuaikan dengan kondisi atau keluhan yang terjadi pada anak.
Misalnya saja, jika anak tidak bisa fokus atau konsentrasi, dokter akan memberikan terapi atensi konsentrasi terlebih dulu.
"Kalau memang semua bagus, hanya masalah artikulasinya saja, misal anak cadel, tidak bisa membentuk kata. Ya kita latih artikulasinya, pergerakan lidahnya, pergerakan bibirnya," ucap dr. Farida pada Basra, Kamis (23/3).
Namun, jika anak kurang bisa memahami bahasa atau pemahamannya kurang bagus, pihaknya akan mengajarkan konsep berbahasa.
"Kalau dia mengerti, tetapi dia tidak bisa mengekspresikan, kita ajarkan bagaimana pembentukan kata, sampai pembentukan kalimat yang benar. Lalu, kalau ritmenya enggak bagus, itu yang dilatih ya iramanya. Jadi tergantung apa yang ingin diperbaiki dulu," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Selain melakukan terapi di rumah sakit, dokter spesialis rehabilitasi medik di National Hospital ini mengungkapkan, orang tua juga dapat melakukan terapi pada anak saat di rumah.
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan yakni dengan meniup lilin. "Kalau basic-nya gangguan oral atau kemampuan mulut, lidah untuk mengeluarkan suara, salah satunya bisa dengan tiup lilin," ungkapnya.
Kegiatan lainnya yang dapat dilakukan bersama yakni, orang tua bisa mengajak anak berkomunikasi sejak kecil, mengajak bermain dan berinteraksi, serta membacakan buku pada anak.
"Karena peran orang tua nomor satu. Kegiatan paling simpel, kita ajak anak main cilukba atau kita bacakan dia cerita, kita ajak komunikasi. Ketika kita bacakan buku, anak akan melihat ibu berbicara, itu kan sama saja kita berikan input bahasa pada anak. Dari kegiatan itu anak bisa belajar konsentrasi, belajar bahasa, sampai belajar ekspresi," tukasnya.
ADVERTISEMENT