Kisah Peristiwa Perang Salib, Pertempuran Dua Agama di Abad Ke-11

Konten dari Pengguna
10 Maret 2021 9:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perang Salib, Foto: time.com
zoom-in-whitePerbesar
Perang Salib, Foto: time.com
ADVERTISEMENT
Sebelum terbentuknya ratusan negara di muka bumi ini dan berbagai peradaban yang dialami, ada banyak peperangan yang harus dilalui, salah satunya yang terkenal adalah perang salib.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Wikipedia, peristiwa peperangan yang biasa disebut crusade ini berlangsung selama 8 periode dari tahun 1095 sampai 1270.

Sejarah Perang Salib

1. Perang Pertama (1095-1011)
Pada Maret 1095, duta besar bertempat di Konsili Piacenza pada Maret 1095, Alexius I yang diutus oleh Kaisar Bizantium meminta bantuan untuk mempertahankan wilayahnya dari kaum Turki Seljuk.
Di saat itu pula Paus Urbanus II meminta seluruh umat Kristen bergabung dan berperang melawan Turki Seljuk dan menjamin siapa pun yang ikut serta dan mati akan masuk surga tak peduli berapa banyak dosa yang telah ia buat. Tentara salib berhasil mengalahkan dua pasukan Turki di Dorylaeum dan Antiokhia, hingga merebut Yerusalem pada tahun 1099.
ADVERTISEMENT
2. Perang Kedua (1145 – 1150)
Setelah cukup lama hidup berdampingan dengan damai di Yerusalem, tentara Islam pimpinan Imad ad-Din Zengi merebut Aleppo dan Edessa. Hal ini membuat Paus Eugenius III kembali menyerukan crusade pada 1 Maret 1145. Pada tahun 1147, tentara Prancis dan Jerman yang dipimpin Raja Louis VII dan Konrad III menyerbu Yerusalem, tetapi tidak berhasil merebutnya dan pulang dengan tangan kosong pada tahun 1150.
3. Perang Ketiga (1188 – 1192)
Salahuddin Al Ayyubi berhasil merebut Yerusalem pada 1187 setelah mengalahkan tentara salib di Pertempuran Hattin. Hal itu membuat Paus Gregorius VIII kembali menyerukan perang ketiga. Tentara Raja Richard I dari Inggris (Richard the Lionheart), Kaisar Romawi Suci Frederick I, dan Raja Philip II dari Perancis pun turut membantu, hingga berhasil mengalahkan pasukan Muslim di dekat Arsuf dan mendekat ke Yerusalem.
ADVERTISEMENT
Namun, akibat kurangnya persediaan makanan dan air, maka tentara salib gagal merebut Yerusalem. Perang ini berakhir dengan peristiwa gencatan senjata dengan Salahuddin Al Ayyubi.
4. Perang Keempat (1202 – 1204)
Paus Innosensius III memulai crusade yang keempat untuk menginvasi Yerusalem lewat kekuatan Mesir. Perang ini pun dimanfaatkan Dandolo dari Venesia untuk memperluas kekuasaannya di timur demi melepaskan diri dari kekuasaan Bizantium. Tentara Salib mengadakan perjanjian dengan Dandolo, tetapi ia tidak memiliki dana untuk membayar armada dan syarat–syarat tersebut. Dandolo akhirnya meminta untuk mengalihkan perang itu ke Bizantium menggunakan Kota Zara sebagai jaminan awalnya.
Setelah dibatalkan oleh Paus Innosensius III, pada tahun 1204, perang kembali dicetuskan. Konstantinopel pun dijarah, banyak gereja yang dirampok, dan penduduk yang terbunuh. Perang ini berakhir dengan terbaginya Bizantium menjadi dua bagian besar.
ADVERTISEMENT
5. Perang Kelima (1217-1219)
Pada tahun 1215, Dewan Keempat Lateran merencanakan pemulihan Yerusalem. Pada fase pertama (1217), tentara salib dari Hungaria dan Austria menggabungkan diri dengan pasukan Raja Yerusalem dan Pangeran Antiokhia untuk merebut kembali Yerusalem. Pada fase kedua, Pada fase kedua, tentara salib berhasil mengepung Damietta di Mesir pada tahun 1219.
Namun, seorang legatus kepausan, Pelagius, menyuruh mereka untuk melanjutkan serangan ceroboh ke Kairo, sehingga dikalahkan blokade pasukan Sultan Ayyubiyyah Al-Kamil dan berakhir dengan gencatan senjata.
6. Perang Keenam (1228-1229 dan 1239)
Usai berulang kali melanggar sumpah di dalam crusade, Kaisar Friedrich IIakhirnya diekskomunikasi oleh Paus Gregorius IX di tahun 1228. Tetapi ia tetap berlayar dari Brindisi menuju Palestina. Lewat diplomasinya, ia mendapatkan Yerusalem, Nazareth dan Betlehem dari Al-Kamil.
ADVERTISEMENT
Sebagai imbalannya, ia berjanji untuk melindungi Al-Kamil dari semua musuh, termasuk tentara salib. Setelah mengalami ketenangan sekitar 10 tahun, pada Juli 1239, Raja Thibaut I dari Navarre dipanggil Paus Gregorius IX untuk mengumpulkan kembali para tentara salib usai berakhirnya gencatan senjata. Peter dari Dreux, Hugues IV dari Bourgogne, dan para bangsawan Prancis lain turut bergabung dan tiba di Akko pada September 1239.
Setelah mengalami kaalah di Gaza pada bulan November, Thibaut bersepakat dengan kaum Ayyubiyah dari Damaskus dan kaum Ayyubiyah dari Mesir untuk mengesalkan sebagian bangsawan.
7. Perang Ketujuh (1249 – 1254)
Berawal dari konflik dengan Mesir pada tahun 1243 karena adanya kepentingan kepausan, satu tahun kemudian Yerusalem diserbu pasukan Khwarezm yang disebut Al-Adil sebagai anak Al-Kamil. Tentara Salib beserta kaum Franka dan tentara bayaran dari Badui mengalami kekalahan dari Pasukan Baibars dari suku Khwarezmian.
ADVERTISEMENT
8. Perang Kedelapan (1270)
Raja Louis IX memulai perang kedelapan pada tahun 1270 dengan berlayar dari Aigues-Mortes untuk membantu sisa-sisa tentara salib di Suriah. Namun, perang itu malah dialihkan ke Tunis, di mana sang Raja menghabiskan dua bulan sebelum kematiannya. Ia kemudian ditahbiskan menjadi seorang kudus, yaitu: St. Louis.
Meskipun diizinkan untuk hidup damai di Suriah, perang salib mengakibatkan hilangnya kekuasaan Kristen di sana menjadi hilang walaupun tetap diizinkan untuk hidup dengan damai di wilayah tersebut.
(BR)