Profil 7 Jenderal Korban G30S PKI yang Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
11 September 2021 8:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jenderal Korban G30S PKI, Foto: sumbarprov.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Jenderal Korban G30S PKI, Foto: sumbarprov.go.id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
G30S PKI merupakan salah satu peristiwa pemberontakan terkelam di sepanjang sejarah Indonesia. Akibatnya, ada banyak korban G30S PKI yang berjatuhan, termasuk 7 jenderal yang kemudian ditetapkan menjadi pahlawan nasional Indonesia.
ADVERTISEMENT

7 Jenderal Korban G30S PKI

Jenderal Korban G30S PKI, Foto: Pixabay
Dilansir dari situs resmi sumbarprov.go.id, inilah 7 jenderal yang menjadi korban G30S PKI dan ditetapkan sebagai pahlawan nasional, tepatnya pahlawan revolusi:
Lahir di Jenar, Purworejo pada 19 Juni 1922, pria yang kemudian diberikan KPLB (Kenaikan Pangkat Luar Biasa) menjadi Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani ini merupakan siswa istimewa saat mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan PETA di Bogor sampai memperoleh pedang samurai. Pernah menjabat sebagai Komandan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Purwokerto, beliau juga pernah turut serta di dalam operasi penumpasan PKI Muso di Madiun pada 1948.
Jenderal yang sempat menjadi Komandan pada Komando Operasi 17 Agustus 1958 di Padang ini dibunuh oleh pihak PKI di kediamannya pada 1 Oktober 1965 dini hari kemudian dibuang ke Lubang Buaya bersama para perwira TNI AD lainnya.
ADVERTISEMENT
Lahir di Purwokerto, 20 Juni 1920, pria yang kemudian diberikan KPLB menjadi Letjen TNI Anumerta Raden Soeprapto ini turut aktif di dalam usaha merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap, Jawa Tengah pada awal kemerdekaan Indonesia.
Letjen yang pernah menjadi ajudan Panglima Besar Sudirman ini menentang rencana PKI untuk membentuk Angkatan Kelima dan akhirnya diculik dan dibunuh oleh PKI pada 1 Oktober 1965 dini hari.
Terlahir di Wonosobo, Jawa Tengah pada 4 Agustus 1918, pria yang kemudian diberikan KPLB menjadi Letjen TNI Anumerta Siswondo Parman ini pernah dicurigai dan ditangkap oleh pemerintah Jepang, tetapi akhirnya malah dikirim untuk belajar ilmu intelijen pada Kenpei Kasya Butai.
ADVERTISEMENT
Letjen yang pernah bertugas sebagai atase militer RI di London, Inggris pada tahun 1959 ini mengetahui banyak usaha pemberontakan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima, sehingga berakhir diculik dan dibunuh PKI pada 1 Oktober 1965 dini hari.
Terlahir pada 20 Januari 1924 di Surabaya, pria yang kemudian diberikan KPLB menjadi Letjen TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono ini pandai berbahasa Inggris, Jerman, dan Belanda.Beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris delegasi RI dan Sekretaris Dewan Pertahanan Negara.
Sekretaris Delegasi Militer Indonesia di dalam Konferensi Meja Bundar KMB pada tahun 1949 ini dibunuh oleh pihak PKI di kediamannya pada 1 Oktober 1965 dini hari kemudian dibuang ke Lubang Buaya bersama para perwira TNI AD lainnya.
ADVERTISEMENT
Terlahir pada 28 Agustus 1922 di Kebumen, Jawa Tengah, pria yang kemudian diberikan KPLB menjadi Mayjen TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo ini pernah menjadi Ajudan Kolonel Gatot Subroto kemudian menjadi Kepala Bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara di Purworejo.
Mayjen yang pernah menjadi Pejabat Sementara Inspektur Kehakiman Angkatan Darat ini tidak menyetujui rencana PKI untuk membentuk Angkatan Kelima, sehingga diculik dan dibunuh pada 1 Oktober 1965 dini hari oleh PKI.
Terlahir di Balige, Tapanuli, 9 Juni 1925, pria yang kemudian diberikan KPLB menjadi Mayjen TNI Anumerta Donald Ignatius Panjaitan ini pernah mengikuti pendidikan militer Gyugun di masa pendudukan Jepang, dan ditempatkan di Pekanbaru, Riau sampai kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pernah menjadi Kepala Staf Tentara dan Teritorium II Sriwijaya dan Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat, Mayjen Anumerta D.I. Panjaitan dibunuh oleh pihak PKI di kediamannya pada 1 Oktober 1965 dini hari kemudian dibuang ke Lubang Buaya bersama para perwira TNI AD lainnya.
Pria yang kemudian diberikan KPLB menjadi Kapten Czi. Anumerta Pierre Andries Tendean ini lahir di Jakarta pada 21 Februari 1939. Beliau pernah turut bertugas menyusup ke Malaysia saat terjadi konfrontasi.
Menjadi Ajudan Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Nasution pada 1965, beliau mengaku sebagai Jenderal Nasution kepada pihak PKI dan berakhir dibunuh oleh PKI pada 1 Oktober 1965 dini hari. Meskipun bukan merupakan jenderal yang sebenarnya, tetapi beliau turut dibawa, dibunuh, dan dimasukkan ke Lubang Buaya bersama 6 jenderal lainnya oleh PKI.
ADVERTISEMENT
Demikianlah 7 jenderal yang menjadi korban G30S PKI. Semoga peristiwa seperti ini tidak terulang lagi di Republik Indonesia. (BRP)