Sepenggal Cerita Kampung 'Tanpa Rokok' di Jakarta

Berita Heboh
Membicarakan apa saja yang sedang ramai.
Konten dari Pengguna
26 Juli 2019 11:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Heboh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penas Tanggul, Kampung 'Tanpa Rokok' pertama di Jakarta. (Foto: Zahid Arofat)
zoom-in-whitePerbesar
Penas Tanggul, Kampung 'Tanpa Rokok' pertama di Jakarta. (Foto: Zahid Arofat)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mural warna-warni yang terpampang di dinding sepanjang bantaran kali Cipinang, Jalan Pancawarga 30, Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, itu mulai pudar. Sebagian catnya mulai mengelupas. Bahkan, dinding sepanjang lebih-kurang 100 meter itu juga ditumbuhi lumut.
ADVERTISEMENT
Di seberang kanan gang tersebut, kali Cipinang tampak cukup dangkal. Namun, hitam airnya menghalangi pemandangan dasar sungai. Bau tak sedap pun meruap dari sungai yang berada tepat di depan permukiman Kampung Penas Tanggul. Ia merupakan kampung warna-warni sekaligus kampung yang menasbihkan diri sebagai Kampung 'Bebas Asap Rokok' pertama di DKI Jakarta.
Pepohonan di sepanjang bantaran kali cukup rindang. Meski hari masih terbilang siang, namun suasana di kampung tersebut cukup teduh. Semilir angin pun berembus pelan membawa bau air sungai.
Kesan itulah yang pertama kali menyambut ketika Berita Heboh mengunjungi Kampung Penas Tanggul, kampung warna-warni 'tanpa rokok', Selasa (23/7) lalu. Beberapa warga yang tengah berkumpul tampak melempar senyum. Memang tidak satu pun yang tampak merokok.
ADVERTISEMENT
Ketua Tim Penggerak Kampung Warna-warni 'Tanpa Rokok' Penas Tunggal, Nobby Sail (25), dengan ramah mempersilakan kami masuk ke dalam rumahnya. Di dalam rumah bercat hijau muda yang letaknya lebih kurang 200 meter dari mulut gang itu, Nobby menceritakan asal mula berdirinya kampung 'tanpa asap rokok'.
Penas Tanggul, Kampung 'Tanpa Rokok' pertama di Jakarta. (Foto: Zahid Arofat)
Nobby dan beberapa warga lainnya yang menginisiasi terciptanya kampung warna-warni 'bebas asap rokok', mengaku terinspirasi dari sebuah kampung di Yogyakarta. Adalah Kampung Code yang berada persis di bantaran sungai Code. Mereka sempat studi banding di tahun 2017.
"Mulanya kami melakukan studi banding ke kampung warna-warni di Yogyakarta dan belajar analisa social tobacco control. Setelah pulang, kami share ke warga dan warga menyatakan sepakat menerapkannya di kampung ini," kata Nobby Sail, Selasa (23/7).
ADVERTISEMENT
Tidak cukup menjadi kampung yang indah yang warna-warni, Nobby juga ingin kampungnya menjelma menjadi kampung yang sehat. Ia bertekad mematahkan anggapan banyak orang, bahwa tidak semua permukiman di bantaran kali itu identik dengan kumuh.
"Meski di bantaran kali yang mungkin banyak orang menganggap sebagai permukiman kumuh, kami yakin bisa mewujudkannya. Tidak hanya tampilan luarnya saja yang bagus, namun juga sehat dengan cara menjadikannya Kampung 'Bebas Asap Rokok," imbuhnya.
Nobby Sail, Ketua Tim Penggerak Kampung Warna-warni Tanpa Rokok Penas Tanggul, Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur. (Foto: Zahid Arofat)
Hampir seluruh warga Kampung Penas Tanggul menyatakan sepakat terkait inisiasi 'bebas asap rokok'. Larangan merokok ditetapkan agar kampung yang dihuni sekitar 100 kepala keluarga itu lebih ramah anak dan perempuan.
Namun demikian, Nobby menjelaskan bukan berarti benar-benar tanpa seorang pun yang merokok di sana. Aturan larangan merokok itu hanya berlaku di dalam dan teras rumah, saat berada di dekat perempuan dan anak-anak, serta saat waktu-waktu tertentu, seperti rapat.
ADVERTISEMENT
"Kalau sampai saat ini yang di dalam rumah para warga sudah berkomitmen. Mereka memang menyadari bahaya untuk keluarga. Namun untuk merokok di luar, beberapa masih ada. Ini cukup susah dibangun stigmanya," ungkap Nobby.
Tak ada sanksi tegas yang dijatuhkan bagi pelanggar. Sebelumnya, sempat ada kesepakatan denda sebesar Rp 20.000 bagi pelanggar. Sementara pelapor mendapat imbalan 5 kilogam beras. Hanya saja kesepakatan itu tidak berjalan baik, setidaknya saat ini.
Kendati demikian, Nobby mengaku usaha yang telah dilakukannya bersama beberapa kawannya tidak pernah sia-sia. Ia mengungkapkan, angka perokok di kampung tersebut berkurang. Ada yang mengurangi, ada juga beberapa yang berhenti merokok secara total.
"Ya setidaknya, dengan menjadikan Penas Tanggul sebagai Kampung 'Bebas Asap Rokok', jumlah perokok di sini mulai berkurang. Ada yang mulai mengurangi frekuensi merokok, ada juga yang sudah berhenti merokok secara total," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Setelah bertransformasi menjadi Kampung 'Bebas Asap Rokok', Penas Tanggul setidaknya cukup menginspirasi beberapa kampung sekitar. Bahkan, banyak wisatawan domestik hingga mancanegara datang ke sana. Kampung warna-warni di bantaran Kali Cipinang itu bahkan gaungnya terdengar sampai luar negeri setelah beberapa media Internasional juga tidak luput meliputnya.
(zhd)
Baca lebih banyak informasi mengenai berita artis/berita heboh/info bola/dan lifehack lebih nyaman di aplikasi kumparan.
Download aplikasi Android di sini.
Download aplikasi iOS di sini.