Pengertian Pantun Kanak-Kanak Lengkap dengan Ciri-Ciri dan Contohnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
3 Desember 2021 13:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pantun kanak-kanak. Foto: Freepik.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pantun kanak-kanak. Foto: Freepik.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pantun merupakan puisi melayu asli Indonesia yang terdiri dari sampiran dan isi. Melihat maksud dan isinya, pantun dapat dikelompokkan berdasarkan tingkatan usia, salah satunya yaitu pantun kanak-kanak.
ADVERTISEMENT
Pantun kanak-kanak biasanya menggambarkan dunia anak yang diisi banyak permainan, guyonan, perasaan gembira, hingga duka cita. Sehingga ada berbagai jenis pantun kanak-kanak yang sering didengar di kalangan masyarakat. Contohnya seperti pantun bersuka cita, pantun berduka cita, pantun permainan, pantun jenaka, dan pantun teka-teki.
Dikutip dari buku Bahasa Indonesia:- Jilid 1 oleh Agus Trianto, secara umum, pantun kanak-kanak sama seperti jenis pantun lainnya. Memiliki bait dan baris, bersajak a-b-a-b atau a-a-a-a, memiliki delapan hingga sepuluh suku kata, serta berisi sampiran dan isi.
Racmad Abror dalam buku Pantun Melayu menjelaskan, secara khusus, pantun kanak-kanak memiliki struktur yang lebih mudah daripada pantun biasanya. Memiliki bahasa yang sederhana, mudah dipahami, dan tidak menggunakan lambang atau simbol yang sulit.
ADVERTISEMENT
Pantun merupakan bentuk karya sastra lisan yang perlu dilestarikan. Sebab, pantun sudah menjadi bagian dari budaya Indonesia. Dikutip dari buku Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau karya Edwar Jamaris, pantun Indonesia meraih predikat sebagai warisan budaya dunia non benda dari UNESCO.
Oleh karenanya, sudah sepatutnya mengenalkan pantun kepada anak-anak sejak dini. Berikut contoh pantun kanak-kanak yang dikutip dari buku Mahir Menulis Pantun dan Puisi: Panduan bagi Pelajar karya Eko Sugiarto:

Contoh Pantun Kanak-Kanak

Ilustrasi contoh pantun kanak-kanak. Foto: Freepik.
Pantun Kanak-Kanak Sukacita
Ayam jantan terbang lepas
Hinggap di ranting pohon tumbang
Melihat ibu pulang lekas
Hatiku senang bukan kepalang
Hanyut batang berlilit tali
Terdampar ia hingga seberang
Lihat bunda sudah kembali
Hati susah menjadi senang
Anak beruk di tepi pantai
ADVERTISEMENT
Anak elang belajar terbang
Biarlah buruk kain dipakai
Sebab sayang untuk dibuang
Abu berserak di dekat arang
Disiram air api pun mati
Ibu pulang bapa pun datang
Kami semua berbesar hati
Elok rupanya kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
Carilah barang di luar bilik
Sebarang benda boleh carikan
Kita berdendang kakak beradik
Sembarang dendang kita lantunkan
Ramai orang bersorak-sorak
Menepuk gendang dengan rebana
Alangkah besar hati awak
Mendapat baju dan celana
Pantun Kanak-Kanak Berduka Cita
Tebu dipotong dibagi-bagi
Anak nelayan menyulam jala
Melihat ayah dan ibu pergi
Hati perih tidak terkira
Besar buahnya pisang batu
Jatuh melayang selaranya
Saya ini anak piatu
ADVERTISEMENT
Sanak saudara tidak punya
Patin beli belanak beli
Udang di pasar dibeli pula
Adik benci kakak pun benci
Orang sekampung membenci pula
Buah mangga di tepi sawah
Masak sedikit bawakan bakul
Bapak saya sangat pemarah
Salah sedikit suka memukul
Burung nuri terbang ke jalan
Ikan belanak makan karang
Bunda mati bapak berjalan
Melarat anak tinggal seorang
Barang tebu berbuku-buku
Tebu dipotong dibagi-bagi
Menangis awak duduk di pintu
Melihat ayah dan ibu pergi
Pantun Kanak-Kanak Permainan
Bunga melati warnanya putih
Di hutan disukai monyet
Hidup ini janganlah bersedih
Mainkan musik kita berjoget
Cina gemuk membuka kedai
Menjual ember dengan pasu
Bertepuk tangan adikku pandai,
Boleh diupah dengan air susu
Buah ara, batang dibantun
ADVERTISEMENT
Mari dibantun dengan parang
Hari saudara dengarlah pantun
Pantun tidak mengata orang
Batang perepat saya runtuhkan
Berangan angan di atas kota
Seberang dapat saya pantunkan
Jangan pula saya dikata.
(IPT)