Masuk Angin Penyakit atau Bukan, Ya? Ini Penjelasannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
14 Maret 2020 13:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kerokan. Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kerokan. Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Istilah masuk angin yang sering kali diucapkan orang Indonesia ternyata bukanlah sebuah penyakit. Masuk angin sebenarnya hanya merujuk pada sekumpulan gejala dari beberapa penyakit.
ADVERTISEMENT
Ketika tubuh merasakan pegal, kembung atau perut terasa penuh, serta demam, Anda pasti langsung mengatakan bahwa sedang masuk angin. Padahal, itu merupakan tanda dari adanya kondisi medis tertentu.
Pada umumnya, hal ini terjadi ketika kekebalan tubuh sedang dalam tingkatan yang rendah. Kondisi itu yang membuat tubuh menjadi rentan teserang gejala-gejala tesebut.

Masuk Angin Pertanda Penyakit Lain

Masuk angin biasanya ditandai oleh demam, sakit kepala, serta batuk atau pilek. Sebenarnya, bisa saja gejala tersebut timbul sebagai gejala awal penyakit flu.
Selain itu, perut kembung, mual, sering bersendawa, hingga muntah juga menjadi gejala yang sering dirasakan saat masuk angin. Dalam dunia medis, diagnosa yang tepat untuk kondisi ini adalah sindrom dispepsia.
ADVERTISEMENT

Mengobati Masuk Angin

Selain penyakitnya yang mempunyai nama aneh, cara mengobati masuk angin juga terbilang cukup unik. Pasalnya, ketika mengalami masuk angin, Anda akan memilih mengobatinya dengan cara kerokan.
Tentunya Anda tidak asing dengan istilah tersebut. Kerokan merupakan salah satu terapi alternatif tradisional, yang menggunakan alat khusus, bisa bawang atau koin, yang digosokkan pada permukaan kulit.
Ketika orang yang mengalami masuk angin menerapkan terapi ini, maka akan menghasilkan warna merah gelap pada kulit. Setelah terapi ini selesai dilakukan, tubuh akan terasa menjadi lebih nyaman. Entah ini benar-benar ampuh atau hanya sekedar sugesti dari orang yang merasakannya saja.
Namun, jika ditinjau dari medis, kerokan tidak dapat membantu untuk menangani gejala-gejala tersebut. Pasalnya, kerokan malah membuat pori-pori tubuh menjadi lebar. Selain itu, kerokan yang umumnya dilakukan di bagian punggung tidak ada hubungannya dengan gejala yang dirasakan pada bagian tubuh lain.
ADVERTISEMENT
(RAA)