Kisah Raja Zulqarnain Membangun Tembok Penghalang Ya’juj dan Ma’juj

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
5 April 2021 13:56 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Raja Zulqarnain. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Raja Zulqarnain. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Alquran mengabadikan kisah istimewa tentang seorang Raja yang saleh bernama Zulqarnain. Mengutip tafsir Alquran dari Kemenag, dalam surat Al-Kahfi beliau diceritakan melakoni ekspedisi ke bumi belahan barat, kemudian ke timur lalu sampai ke suatu tempat di antara dua gunung yang terletak di belakang sungai Jihun di negeri Balkh dekat kota Tirmiz.
ADVERTISEMENT
Di sana ia menjumpai kaum yang hampir tidak mengerti dan memahami percakapan karena bahasanya asing dan kecerdasannya rendah. Mereka meminta Raja Zulqarnain untuk membantu menghindarkan diri dari Ya’juj dan Ma’juj.
Dalam Surat Al-Kahfi Ayat 94, Ya’juj dan Ma’juj digambarkan sebagai makhluk yang membuat kerusakan di muka bumi. Disinilah Raja Zulqarnain memperlihatkan kebijaksanaannya.
Bagaimana kisahnya? Simak uraian lengkapnya berikut ini:

Raja Zulqarnain Membangun Benteng Pelindung

Ilustrasi pegunungan. Foto: Camilo Garrido on Unsplash
Kaum yang tinggal di antara dua pegunungan tersebut mengadu kepada Raja Zulqarnain tentang kebringasan Ya’juj dan Ma’juj. Mereka berkata, "Wahai Zulkarnain! Sungguh, Ya'juj dan Ma'juj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?" (QS Al Kahfi ayat 94).
ADVERTISEMENT
Mendengar permohonan kaum yang terancam tersebut, hati Raja Zulqarnain tergerak untuk membantu mereka. Sebagai orang yang bijaksana, ia tidak mengharap imbalan apapun. Ia hanya meminta warga setempat untuk sama-sama membantunya.
Mengutip M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah, Raja Zulqarnain berkata: “Apa yang telah dikuasakan kepadaku oleh Tuhanku seperti kekuasaan dan kekayaan yang kamu lihat dan tidak lihat, lebih baik daripada yang kamu tawarkan itu. Karena itu tidak perlu memberi aku sesuatu sebagai imbalan atau upeti.
Aku hanya mengharapkan partisipasi kamu, maka bantulah aku dengan kekuatan tenaga dan alat-alat, agar aku membuatkan di antara kamu dan mereka sebuah dinding yang kokoh dan berlapis-lapis sehingga menjadi penghalang bagi siapapun yang menyerang kamu”.
ADVERTISEMENT
Dalam surat Al Kahfi ayat 96, pada akhirnya Zulqarnain berhasil membangun tembok kokoh yang terbuat dari besi dan tembaga. Ya’juj dan Ma’juj tidak mampu mendakinya karena sangat tinggi dan mereka juga tidak dapat melubanginya karena sangat kokoh.
Kisah ini merupakan bukti kesalihan Zulqarnain. Mengutip jurnal Kisah Dzulqarnain Dalam Alquran Surat Al-Kahfi: 83-101 tulisan Rukimin (2014), Zulqarnain adalah petualang yang memiliki keimanan yang kuat dan selalu menyeru kepada kebaikan.
Ia adalah seseorang yang dirahmati dengan kecerdasan pengetahuan dan teknologi, namun hal tersebut tidak membuatnya congkak. Ia malah menolong kaum yang tertindas dengan ikhlas dan penuh kebijaksanaan. Setiap Muslim hendaknya mengambil hikmah dari kualitas kepemimpinan Raja Zulqarnain.

Siapa Raja Zulqarnain?

Ilustrasi patung Alexander the Great. Foto: Freepik
Hingga kini sosok Raja Zulqarnain masih menjadi perdebatan di kalangan ulama. Mengutip buku Jejak Ya’juj dan Ma’juj karya Wisnu Sasongko (2010), Ubaid bin Umar yang merupakan kalangan tabi’in berpendapat Raja Zulqarnain hidup pada zaman Nabi Ibrahim AS. Ada pula yang mengira beliau adalah Alexander The Great dari Makedonia.
ADVERTISEMENT
Adapun dalam tafsir Alquran yang diterbitkan oleh Departemen Agama, sebagian besar sejarawan berargumen Zulqarnain adalah Iskandar bin Philips, pria keturunan Yunani murid Aristoteles.
Ia hidup sekitar tahun 330 SM. Zulqarnain berasal dari kota Makedonia, pernah memerangi Persia, dan menguasai kerajaan Darius. Beliau kemudian memperluas kekuasannya hingga ke India dan Mesir. Di Mesir didirikan kota Iskandariah untuk memperingati jasa-jasanya.
Pendukung pendapat ini mengatakan dalam sejarah umat manusia tidak ada raja yang dapat menguasai benua barat dan timur, kecuali Raja Iskandar Makduni.
(ERA)