Apa Itu Cap Go Meh dan Tradisi Perayaannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
26 Februari 2021 14:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perayaan Cap Go Meh. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perayaan Cap Go Meh. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cap Go Meh merupakan perayaan yang dilakukan setelah perayaan Imlek. Atau bisa dikatakan bahwa Cap Go Meh menjadi penutup dari rangkaian perayaan Imlek.
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, Cap Go Meh berasal dari bahasa Cina yaitu “Cap Go” yang artinya lima belas dan “Meh” yang artinya malam. Cap Go Meh adalah bagian dari perayaan tahun baru Imlek yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa.
Apa itu perayaan Cap Go Meh? Bagaimana bentuk perayaannya di Indonesia? Agar lebih memahaminya simak penjelasan berikut.

Perayaan Cap Go Meh

Mengutip jurnal berjudul Cap Go Meh Sebagai Media Pendidikan Resolusi Konflik di Tengah Keragaman Etnis Kota Singkawang karya Wasis Suprapto, perayaan Cap Go Meh dilakukan oleh etnis Tionghoa menjelang berakhirnya tahun baru Imlek. Perayaan ini biasanya dimeriahkan dengan berbagai adat dan tradisi.
Di Indonesia, Cap Go Meh lebih banyak dirayakan oleh masyarakat Singkawang, Kalimantan Barat. Masyarakat setempat biasanya memeriahkan perayaan dengan dua tradisi utama, yaitu:
Ilustrasi perayaan Cap Go Meh. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Bersih jalan dilakukan pada hari keempat belas setelah imlek. Kegiatan ini dimeriahkan oleh tatung, yaitu perumpamaan orang yang dirasuki roh dewa atau roh leluhur.
Ratusan Tatung dari berbagai penjuru kota akan diturunkan untuk berkeliling dan membawa atribut kelenteng masing-masing. Mereka berkeliling mengunjungi kelenteng-kelenteng besar untuk memberikan penghormatan.
Ritual bersih jalan ini bertujuan supaya Kota Singkawang terhindar dari bencana, aura negatif, dan penyakit. Diharapkan juga dengan tradisi ini, perayaan Imlek akan mendatangkan berkah, memberikan kedamaian dan kesejahteraan untuk masyarakat.
Pawai Lampion biasa diadakan pada hari ke-15 setelah Imlek. Pawai Lampion diikuti peserta dari berbagai kalangan. Pejabat dan pemuka setempat bahkan ikut memeriahkan acara ini.
Acara Pawai Lampion biasanya berlangsung sangat meriah dengan iringan drum band, gong, dan musik etnis Tionghoa. Peserta pawai pun turut memeriahkan acara dengan memakai pakaian adat seperti baju shanghai khas Tionghoa.
ADVERTISEMENT
(MSD)