Carragher Kritik Liverpool Soal Gaji Staf yang Dirumahkan Imbas Corona

Konten dari Pengguna
5 April 2020 3:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jamie Carragher. Foto: PAUL ELLIS / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Jamie Carragher. Foto: PAUL ELLIS / AFP
ADVERTISEMENT
Liverpool mengambil keputusan untuk merumahkan staf mereka lantaran virus corona, tapi tetap diberi gaji penuh. Namun, hal tersebut justru menuai kritik dari legenda mereka, Jamie Carragher, menyebut The Reds jadi kehilangan respek.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pandemi COVID-19 membuat Premier League ditunda. Meski tak beroperasi, klub-klub masih harus menanggung gaji para staf. Alhasil, beberapa klub mengambil kebijakan pemerintah untuk merumahkan para staf, salah satunya Liverpool.
"Kami mengonfirmasi bahwa para staf akan mendapat 100 persen gaji mereka untuk memastikan agar tak ada yang mengalami kesulitan finansial," tulis Liverpool lewat situs resmi klub.
Namun, lewat Twitternya, Carragher justru mengritik keputusan mantan klubnya tersebut. Eks pemain bertahan Timnas Inggris itu mengatakan klub kehilangan respek yang selama ini sudah dibangun Juergen Klopp dan para pemain mereka.
“Juergen Klopp menunjukkan belas kasih untuk semua di awal pandemi ini, pemain senior sangat terlibat dengan pemotongan upah di Premier League. Kemudian semua respek dan itikad baik itu sirna, kasihan @LFC ini,” tulis Carragher.
ADVERTISEMENT
Bukan tanpa alasan kritik tersebut dilontarkan Carragher. Pasalnya, Liverpool pada akhirnya memang cuma membayar 20 persen dari gaji para staf mereka, sisanya ditutupi oleh pemerintah Inggris.
Konon, selama virus corona, pemerintah Inggris membuat program untuk membayar 80 persen dari gaji karyawan yang harus dirumahkan, maksimal hingga 2.400 paun selama tiga bulan kedepan.
Liverpool. Foto: Jason Cairnduff/REUTERS
Hal tersebut kemudian yang menuai protes dari publik. Seperti Tottenham, Newcastle, Norwich, dan Bournemouth yang lebih dulu mengambil langkah tersebut, Liverpool dituduh mengambil keuntungan dari pihak pemerintah.
Adapun kontra dari publik mengenai keputusan klub-klub tersebut lantaran pemilik mereka merupakan sosok individu yang punya kekuatan finansial besar. Karena itu, seharusnya para klub tak mendapat bantuan dari pajak untuk menutupi gaji staf mereka.
ADVERTISEMENT
Diketahui, Premier League mengumumkan pada Jumat (3/4/2020) lalu, menyebut kompetisi masih akan ditunda. Jadwal kembalinya kompetisi masih belum ditentukan, tapi yang pasti tidak jadi pada awal Mei seperti rencana awal. (bob)