UNS Ciptakan Alat Bantu Pernafasan Untuk Korban Asap Kebakaran di Riau

Konten Media Partner
19 September 2019 20:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SOLO - Menyikapi kondisi kabut asap tebal yang masih menyelimuti Palangkaraya dan Riau, Dosen Fakultas Kedokteran UNS membuat alat bantu pernafasan bernama Surgeons of UNS (SUNS) Portable Air Filter yang akan dikirimkan ke Palangkaraya dan Riau pada Kamis (19/09).
ADVERTISEMENT
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UNS, Reviono mengatakan, alat bantu pernafasan ini merupakan wujud keperdulian dari UNS terhadap warga yang terkena paparan asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla)
“Kemarin kami sudah kontak dengan dekan Fakultas Kedokteran di Riau, masker ternyata tidak terlalu membantu. Nah, ini yang kami buat ini fungsinya lebih bagus dari masker tadi,” papar Reviono dalam jumpa persnya terhadap media.
Alat bantu pernafasan bernama SUNS ini didesain berbentuk seperti tas, baik berbentuk tas ransel samping maupun berbentuk seperti tas ransel punggung. Pada alat bantu pernafasan ini terdapat sebuah selang yang menghubungkan sampai hidung. Bahkan, ada yang didesain memiliki dua selang yang diperuntukkan untuk ibu dengan anak yang masih dalam gendongan.
ADVERTISEMENT
Bahan yang digunakan meliputi kain kristik, kain tipis, perekat lepas pasang, tali bis, tali elastis, filter akuarium, mika tebal, selang aquarium, bola plastic mainan, spons, dan sarung tangan. Sedangkan alat yang digunakan yaitu plaster, spidol, gunting, cutter, penggaris, lem tembak atau lilin, dan hecter.
“Mekanisme kerja alat ini adalah udara masuk melalui kotak humidifier melewati filter depan yang dilembabkan dengan air dan detergen. Sehingga berfungsi sebagai penyaring, aroma therapy. Sedangkan detergen bekerja sebagai pengikat karbon atau penyaring. Kemudian udara bersih dihirup melalui selang dan melewati katup bagian bawah dari masker. Lalu, udara kotor dibuang melalui katup bagian atas dari masker dan keluar dari sistem SUNS sehingga tidak bercampur,” jelas Darmawan Ismail, Dosen Fakultas Kedokteran UNS.
ADVERTISEMENT
“Sasaran utama alat ini adalah satu, masyarakat yang terdampak asap kebakaran, kemudian untuk protipe yang lebih bagus nanti juga bisa untuk tenaga yang bertugas untuk pemadam kebakaran hutan. Karena mereka itu justru yang terdampak pertama kali. Jelas, ini insyAllah lebih baik karena kalau menggunakan masker, udara dari asap masih akan tetap terhirup,” jelas kembali.
“Tujuannya adalah agar masyarakat bisa mandiri dengan bahan yang ada di sekitar dan dengan teknologi yang tidak terlalu sulit itu, bisa mengatasi asap dari kebakaran hutan. Penelitian yang dilakukan memang sifatnya masih laboratorium, asapnya bukan alami tetapi memang dibuat. Ini sebenarnya juga untuk mengaplikasikan yang sudah kita lakukan,” tegas Reviono, Dekan Fakultas Kedokteran UNS saat ditemui usai Konferensi Pers dengan media.
ADVERTISEMENT
(Fernando Fitusia)