Limbah Batu Bara Diduga Bikin 80 Ton Ikan di Banjarmasin Mati Mendadak

Konten Media Partner
7 Oktober 2019 12:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bawal yang mati massal di daerah Banua Anyar, Kota Banjarmasin pada Minggu (6/10/2019). Foto: Syahbani/banjarhits.id
zoom-in-whitePerbesar
Bawal yang mati massal di daerah Banua Anyar, Kota Banjarmasin pada Minggu (6/10/2019). Foto: Syahbani/banjarhits.id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin, Lauhem Mahfuzi, menyebut puluhan ton ikan yang mati di tambak petani Kelurahan Banua Anyar terindikasi akibat pencemaran Sungai Barito imbas limbah pertambangan batu bara.
ADVERTISEMENT
"Itu kan kiriman Batola (Barito Kuala) ya. Batola itu kan ada mengangkut batu bara. Kiriman itu banyak," ucap Lauhem saat dihubungi banjarhits.id pada Senin (7/10/2019).
Menurut Lauhem kejadian serupa juga terjadi di Margasari, Kabupaten Tapin. Alhasil, ia menduga di Banjarmasin juga terdampak akibat kiriman air tersebut.
"Di Margasari juga ada kejadian seperti itu. Karena airnya kan larut sampai ke kita. Air ini kan enggak bisa ditahan," imbuhnya.
Namun, pihaknya belum melakukan pemantauan ke lokasi tambak petani ikan di Banua Anyar. Lauhem baru mengetahui informasi tersebut.
"Setelah ini akan saya perintahkan kepada bagian perikanan untuk melihat kondisi disana," kata dia.
Sebanyak 80 ton ikan jenis bawal milik para petani tambak ikan di Banua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur, mati secara tiba-tiba sejak Kamis lalu. Akibat kejadian ini, petani mengalami gagal panen.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Gapoktan Tambak Ikan Banua Anyar, Habhan, menyebutkan, angka kerugian yang mereka alami mencapai Rp 1,2 miliar.