Ancaman Karhutla Masih Tinggi di Kalimantan Selatan

Konten Media Partner
18 Juli 2018 21:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ancaman Karhutla Masih Tinggi di Kalimantan Selatan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banjarhits.id, Banjarmasin - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan, Wahyudin mengatakan terus mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan memasuki bulan Juli-Agustus karena puncak kemarau. Pihaknya melihat kemunculan beberapa titik api karena kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah daerah di Kalsel.
ADVERTISEMENT
Wahyudin mencontohkan di Daha Barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan dilaporkan ada kebakaran di lahan semak belukar seluas 33 hektare. Ia juga menerima laporan kebakaran lahan di Kecamatan Bati-bati, Kabupaten Tanah Laut. Menurut dia, titik api di Daha Barat dan Bati-bati salah satu titik karhutla yang tidak tertangani oleh satgas, karena lokasi lahan sulit terjangkau.
“Jauh dari jalan raya. Dua daerah itu terpaksa dibiarkan karena lokasinya jauh, sebanyak 20 selang yang panjangnya 300 meter tak mampu mengatasi titik api,” kata Wahyudin, Rabu (18/7).
Wahyudin mengakui titik api di Daha Barat masih aktif ketika dipantau lewat satelit, apalagi lahan yang terbakar adalah lahan gambut. Pihaknya tak membebani satgas ketika memadamkan api hingga ke tengah hutan lantaran khawatir membahayakan anggota satgas.
ADVERTISEMENT
"Satgas kita perintahkan untuk berhenti saja sampai dimana jangkauan yang bisa kita padamkan karena kalau mereka masuk terlalu jaih ke hutan kita khawatirkan akan membahayakan mereka juga," tambahnya.
Selain kendala lokasinya sulit dijangkau, petugas kerap menemui menemui ular. Ketika terjadi kebakaran, ular hutan menjauhi lokasi kawaasan yang terbakar dan mendekati satgas yang sedang mematikan api. "Satgas jadinya juga lari ketakutan karena dikejar ular," ujar Wahyudin.
Wahyudin mengatakan pihaknya terus menyelidiki penyebab terjadinya kebakaran lahan yang mulai muncul dalam beberapa bulan ini. Kebakaran di Daha Barat diduga disebabkan pembukaan lahan perkebunan milik warga setempat untuk lahan kebun buah semangka.
Mengutip data BPBD Kalsel, ada 11 kali kejadian karhutla di wilayah Bati-bati Tanah Laut dengan luas lahan terbakar 60,5 hektare. Sedangkan di Daha Barat HSS ada tiga kejadian karhutla yang membakar sebanyak 33 hektare lahan.
ADVERTISEMENT
Wahyudin memprediksi puncak musim kemarau pada Agustus hingga September. Ia mengimbau semua pihak patut waspada. Wahyudin berharap, mengatasi kebakaran hutan yang lokasinya jauh dari jalan raya dengan memanfaatkan helikopter untuk menyiram air lewat jalur udara. Tetapi penggunaan helikopter harus diajukan tiga minggu sebelumnya.
“Berbeda dengan Kalteng yang sudah mendapat pinjaman heli untuk pemadaman karhutla. Semoga saja dalam bulan ini juga heli bisa dipinjamkan karena kita tidak ada punya alat untuk pemadaman di udara," katanya.
Saat ini satgas karhutla sudah mendirikan lima posko yang tersebar di daerah rawan karhutla, yakni wilayah Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru; Kecamataan Bati-bati, Kabupaten Tanah Laut; Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar; Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala. (Anang Fadhilah)
ADVERTISEMENT