Orang Baik

Abang Edwin SA
Seorang Konsultan yang memfokuskan diri pada dunia online terutama pada human behavior yang ia yakini menjadi pondasi dari semua aktivitas yang terjadi di internet. Ia memiliki latar belakang dunia seni terpakai (applied art) yang membawanya menyelesaikan pendidikan + 6 tahun pengalaman sebagai seorang desainer produk dan juga perencana produk dari keseluruhan hampir 25 tahun pengalamannya bekerja. Kalian akan mendapati tulisan-tulisan Bangwin dengan beragam topik di lamannya ini. Mudah-mudahan bisa bermanfaat :-)
Konten dari Pengguna
9 Mei 2017 23:13 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Abang Edwin SA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Orang Baik
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada yang bertanya kepada saya mengapa kok ada orang baik bisa masuk penjara? Saya bilang kepadanya bahwa definisi “orang baik” itu sangat beragam tergantung dari sudut mana orang melihatnya. Oleh karena itu sangat sulit untuk mencari “orang baik” yang memang diakui baik oleh semua orang.
ADVERTISEMENT
Saya ambil contoh, seorang ayah yang selalu menafkahi keluarga dan anak-anaknya dengan cara apapun akan disebut sebagai “orang baik”, namun jika si ayah itu menafkahi keluarga dan anak-anaknya dengan cara merampok orang, maka bagi orang-orang yang jadi korbannya akan bilang bahwa si ayah itu orang jahat. Kita bisa mencari banyak kasus yang jika kita telaah dari berbagai sudut maka ada seribu satu alasan yang membuat kita semua kebingungan untuk menilai. Mengapa? Ya sederhananya memang tidak sesederhana kita menempelkan sebuah label yang lalu akan diakui oleh semua orang. Oleh karena itu dibutuhkan pertimbangan yang matang dan adil untuk bisa menyebut seseorang dengan sebutan “orang baik”.
Bagaimana dengan bapak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang baru saja divonis hukuman penjara selama 2 tahun? Bagi banyak orang ia adalah contoh gubernur yang berusaha mati-matian untuk bisa memperbaiki ibukota agar bisa jadi kota yang nyaman. Bagi orang-orang yang melihatnya demikian maka pak Basuki adalah “orang baik” bagi mereka. Namun sekali lagi banyak juga yang mendefinisikan “orang baik” itu adalah orang yang memiliki kesamaan dengan diri mereka, bisa dari sisi keyakinan, sisi ras, dan sisi-sisi yang lainnya, dalam kasusnya pak Basuki hal ini diperparah dengan unsur politik yang kepentingannya hanya satu yaitu memenangkan hati sebanyak-banyaknya orang agar bisa berkuasa. Biasanya orang-orang yang memiliki kepentingan politik tidak peduli dengan kaidah-kaidah umum tentang “orang baik”. Banyak dari mereka justru menyetir definisi “orang baik” tersebut lagi-lagi agar bisa mendapatkan kekuasaan. Bagi orang-orang seperti pak Basuki yang hanya berfokus pada kerja jadinya akan tergerus karena banyaknya orang-orang yang sebenarnya menikmati hasil kerja beliau namun hatinya tertutup karena dengungan sekitar yang menyebutkan kesalahan beliau.
ADVERTISEMENT
Membahas tentang “orang baik” dan mengaitkannya pada kasus bapak Basuki Tjahaja Purnama mengingatkan saya pada sebuah quotes dari seorang menteri propaganda pada pemerintahan Nazi Jerman yang bernama Joseph Goebbels yang bunyinya:
Orang Baik (1)
zoom-in-whitePerbesar
Seringkali karena dibangkitkannya emosi seseorang maka nalar berfikirnya akan tersumbat, sehingga mereka tidak lagi bisa melihat kebaikan melainkan hanya kesalahan semata. Dan mudah-mudahan saja dengan adanya pengorbanan ini akan bisa mulai membukakan mata bagi yang selama ini tertutup oleh emosi.
*Tulisan ini juga bisa dibaca di blogpost saya