Pendidikan SMK

Asep Totoh
Guru SMK Bakti Nusantara 666, Dosen Masoem University, Guru SMP Pasundan Rancaekek
Konten dari Pengguna
10 Maret 2021 5:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Siswa kelas XII Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 1 Denpasar mengikuti belajar praktik tatap muka pada masa pandemi COVID-19 di Denpasar, Bali. Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Siswa kelas XII Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 1 Denpasar mengikuti belajar praktik tatap muka pada masa pandemi COVID-19 di Denpasar, Bali. Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
DATA Dirjen Vokasi Kemendikbud, di Indonesia terdapat sekitar 2.200 pendidikan tinggi vokasi (Politeknik, Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademi dan Akademi Komunitas). Kesenjangan masih menjadi persoalan antara keluaran tenaga kerja vokasi dan kebutuhan Industri.
ADVERTISEMENT
Program revitalisasi masih menyisakan banyak kendala, di lapangan realisasi strategi link and match masih belum optimal. Terlebih dominasi penyumbang angka pengangguran tertinggi masih di dominasi oleh pendidikan vokasi.
Masih terdapat banyak keluhan Industri yang dimiliki siswa terutama dalam soft skill seperti tidak tahan bekerja dalam tekanan, lemahnya kemampuan bekerja dalam tim, mudah bosan, kurang inisiatif, lemahnya kemampuan komunikasi lisan dan tulisan.
Sampai saat ini, kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia memang masih menjadi sorotan karena dinilai belum mendukung keluaran tenaga kerja vokasi yang memiliki hard skill dan soft skill yang seimbang sesuai tuntutan industri.
Tuntutannya kurikulum yang dijalankan saat ini perlu perbaikan atau perubahan karena belum adaptif, tangkas dan implementatif yang membuat siswa dapat menyesuaikan dalam menghadapi perkembangan zaman.
ADVERTISEMENT
Senyatanya diperlukan pemahaman dan penguatan kembali landasan falsafah pendidikan kejuruan, seperti:
Artinya pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang menghubungkan, menjodohkan, melatih manusia agar memiliki kebiasaan bekerja untuk dapat memasuki dan berkembang pada dunia kerja (industri), sehingga dapat dipergunakan untuk memperbaiki kehidupannya.
ADVERTISEMENT
Pendidikan kejuruan berhubungan dengan mempersiapkan seseorang untuk bekerja dan dengan memperbaiki pelatihan potensi tenaga kerja. Hal ini meliputi berbagai bentuk pendidikan, pelatihan, atau pelatihan lebih lanjut yang dibentuk untuk mempersiapkan seseorang untuk memasuki atau melanjutkan pekerjaan dalam suatu jabatan yang sah. Dalam proses pendidikan kejuruan perlu ditanamkan pada siswa pentingnya penguasaan pengetahuan dan teknologi, keterampilan bekerja, sikap mandiri, efektif dan efisien dan pentingnya keinginan sukses dalam karirnya sepanjang hayat.
Selanjutnya Charles Prosser dalam Vocational Education in Democracy (1949) yang dikutip oleh William G. Camp dan John H. Hillison (1984, 15-16) dalam Frenti et al (2017) memberikan 16 butir dalil sebagai falsafah pendidikan kejuruan yaitu:
Ilustrasi MPLS Siswa SMK, Foto: SMK Bakti Nusantara 666 doc
Kebijakan Merdeka Belajar dan Pandemi Covid-19 memberikan ujian tersendiri bagi para guru, khususnya guru-guru pendidikan vokasi yang harus mencari solusi ketika pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kemampuan dan kompetensi guru mengintegrasikan proses pembelajaran dengan teknologi adalah keniscayaan untuk menyiapkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dan permintaan industri 4.0.
ADVERTISEMENT
Pengembangan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan kompetensi siswa di era industri 4.0 telah menjadi salah satu fokus Kemendikbud. Materi Pengembangan muatan Revolusi Industri 4.0 menjadi muatan wajib bagi SMK penerima bantuan revitalisasi. Sembilan jenis muatan industri 4.0 tersebut di antaranya Augmented Reality/Virtual Reality (AR/VR), 3D Printing, Tourism Promotion, Game Development, Smart School, Internet of Things, E-Commerce, dan Kewirausahaan.
Selain bekerja di industri atau melanjutkan studi di jenjang pendidikan tinggi, lulusan SMK juga harus terus didorong menjadi wirausaha kreatif. Terutama anak-anak yang memiliki imajinasi yang kuat, punya mimpi besar, sebaiknya disiapkan untuk menjadi wirausaha muda mandiri.
Apresiasi untuk program SMK Pencetak Wirausaha mendorong pembelajaran tentang etika, nilai (value), kemampuan (ability) dan perilaku (attitude) dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang dihadapi. Pengembangan Pembelajaran Kewirausahaan di SMK harus terus diimplementasikan dalam berbagai bentuk pembelajaran berbasis produksi dan bisnis melalui beberapa pendekatan, di antaranya teaching factory, techno park, business center di sekolah.
ADVERTISEMENT
** Asep Totoh - Dosen Ma'soem University, Kepala HRD Yayasan Pendidikan Bakti Nusantara 666 Cileunyi Kab. Bandung