Pentingnya Nilai Dialog Berkelanjutan Antara Kedua Mitra Strategis

Muhammad Ali Ashhabul Kahfi
Master Of Politics and International Relations, School of Strategic and Global Studies, University Of Indonesia.
Konten dari Pengguna
18 April 2022 14:19 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ali Ashhabul Kahfi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Indonesia dan Kuwait

Perdana Menteri Sheikh Sabah Khaled Al Sabah menerima kunjungan Duta Besar RI di kantornya. Sumber: Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Sheikh Sabah Khaled Al Sabah menerima kunjungan Duta Besar RI di kantornya. Sumber: Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kuwait merupakan negara yang menjadikan sumber daya alam minyak bumi mereka sebagai komoditas utama yang mencapai nilai hampir 92% total ekspor yang mereka lakukan.
ADVERTISEMENT
Walaupun Kuwait memiliki sumber daya alam minyak yang sangat berlimpah namun dalam memenuhi kebutuhan lainnya seperti bahan-bahan pangan, kebutuhan rumah tangga, elektronik hingga bahan-bahan kimia penunjang industri menjadi komoditas ekspor terbesar mereka.
Dikutip melalui situs Kemenlu disebutkan bahwa pada tahun 2018 nilai impor dari Kuwait yang berasal dari seluruh dunia mencapai US$ 35.8 miliar.
Nilai impor yang sangat besar tersebut tentu menjadi peluang bagi Indonesia dalam menjalin kerjasama perdagangan dengan Kuwait dalam rangka selain meningkatkan perekonomian di dalam negeri namun juga dapat memenuhi kepentingan kebijakan luar negeri.
Indonesia dengan memiliki relasi hubungan yang baik dengan Kuwait yang merupakan negara dengan estimasi cadangan minyak bumi yang berdasarkan estimasi dari OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) hingga mencapai nilai 102 miliar per-barel atau setidaknya 6% dari total sisa cadangan minyak bumi di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Nilai yang sangat besar tentu saja merupakan sebuah kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Kuwait terutama dalam bidang perdagangan.
Hal tersebut akhirnya tercapai pada bulan September 2019 ketika kedatangan dari Perdana Menteri Kuwait yang juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri mereka yakni, Sheikh Sabah Al-Khaled Al-Hamad Al-Sabah ke Indonesia.
Dilansir dari Times Kuwait yang menyebutkan bahwa setidaknya terdapat peningkatan yang cukup pesat dalam kerjasama perdagangan dan investasi yang dilakukan oleh Kuwait di Indonesia yang dibandingkan pada tahun 2014 yang hanya bernilai sebesar US$ 460 juta dengan nilai pada tahun 2019 yang diyakini mencapai nilai sebesar US$1.7 miliar.
Sementara itu menurut data yang dimiliki oleh Kemenlu menyebutkan bahwa setidaknya perdagangan bilateral antara Indonesia dan Kuwait antara tahun 2018 dan 2019 mengalami peningkatan sebesar 32.65%, dimana pada tahun 2018 nilai perdagangan bilateral antara kedua negara tersebut sebesar US$403.64juta.
ADVERTISEMENT
Sementara pada tahun 2019 yang terhitung baru sampai pada bulan September disebutkan bahwa nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Kuwait sudah mencapai nilai US$389.68juta.
Nilai perdagangan yang cukup besar tersebut menjadikan pentingnya menjadikan hubungan bilateral antara Indonesia dan Kuwait sangat penting untuk terus dilakukan peningkatan.
Pentingnya menjaga hubungan dan meningkatkan kerjasama antara Indonesia dan Kuwait juga berkaitan dengan status negara tersebut yang merupakan bagian dari GCC (Gulf Cooperation Council) yang memang menjadi salah satu kawasan penting bagi ekspor yang dilakukan oleh Indonesia ke seluruh dunia. Seperti yang dapat dilihat pada gambar di bawah:
Peringkat GCC sebagai Negara Tujuan Ekspor Non Migas Indonesia. Sumber: BPS,2017 (diolah BPPP, Kemendag)
Data di atas menunjukkan bahwa GCC yang terdiri dari beberapa negara berada di urutan 10 besar yang menjadi tujuan ekspor oleh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa komoditas ekspor yang dilakukan oleh Indonesia ke Kuwait merupakan produk-produk yang bersifat non-migas dan Kuwait berada di posisi ke empat di antara negara-negara GCC lainnya sebagai tujuan ekspor Indonesia pada produk non-migas.
Ekspor NonMigas Indonesia ke Negara GCC. Sumber: BPS,2017 (diolah BPPP, Kemendag)
Data di atas menujukkan bahwa Kuwait memang masih belum menjadi negara dengan porsi yang besar dalam perihal mengimpor produk-produk komoditas non-migas Indonesia.
Sehingga penekanan pada kerjasama yang baru dan peningkatan nilai investasi yang dilakukan antara Indonesia dan Kuwait diharapkan dapat meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke Kuwait.
Mengapa sangat penting bagi Indonesia untuk menjaga kerjasama bilateral perdagangan dengan Kuwait dapat ditunjukkan melalui data-data di atas yang sudah penulis sajikan.
Penulis juga merasa bahwa potensi pangsa pasar ekspor komoditas non-migas dari Indonesia menuju Kuwait masih sangat terbuka lebar.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut juga didukung oleh fakta bahwa Kuwait sebagai negara yang memiliki keberlimpahan cadangan sumber daya alam menjadikan setidaknya 40% revenue dari total GDP (gross domestic production) per tahunnya berasal dari minyak bumi.
Sehingga Kuwait pada dasarnya memiliki kemampuan finansial yang sangat mumpuni tidak hanya dalam perihal kerjasama perdagangan namun juga investasi yang mereka lakukan di Indonesia yang juga menalami peningkatan dibandingkan dengan niali antara tahun 2014 dan 2019. Oleh sebab itu, kerjasama antara Indonesia dan Kuwait sudah selayaknya memang harus dijaga dan selalu ditingkatkan.