Mengenang Periode Liverpool Tersalip Manchester City Musim 2018/19

Alexander Arie
Mahasiswa pascasarjana yang nyambi mengasuh anak di rumah saja
Konten dari Pengguna
20 Januari 2020 10:31 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alexander Arie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Juergen Klopp dalam laga melawan Manchester United (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Juergen Klopp dalam laga melawan Manchester United (Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Liverpool menang lagi. Dalam 22 laga Premier League musim 2019/2020, tim asal Merseyside ini sudah mencetak 21 kemenangan dan 1 hasil imbang alias 64 poin. Sebuah capaian yang akan menjadi rekor bertahun-tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
The Reds kini nyaman di peringkat 1 dengan selisih 16 poin dengan Manchester City di peringkat kedua. Gap itu bisa melebar karena Liverpool masih menyimpan 1 laga tunda versus West Ham. Sekadar gambaran dominasi Liverpool musim ini, dengan hanya menggunakan hasil laga kandangnya saja, Liverpool sudah bisa duduk di atas Manchester United dengan hasilnya sepanjang musim.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa pasca-pekan ke-22 musim lalu pun Liverpool sebenarnya nyaman di peringkat pertama. Berjarak lumayan dengan Manchester City di peringkat kedua. Kita tahu bahwa di akhir musim, juaranya adalah Manchester City. Bukan Liverpool.
Hal itulah yang menjadi pelajaran bagi Liverpool untuk tidak besar kepala musim ini. Pernyataan seluruh punggawa Liverpool selalu merujuk pada poin demi poin dan laga demi laga. Beda sama suporternya yang sudah mulai membahas perihal kapan Liverpool akan merayakan gelar juara.
ADVERTISEMENT
Pasca-Kekalahan dari Manchester City
Liverpool hanya kalah sekali musim lalu, pada pekan ke-21 di kandang Manchester City. City sendiri kalah 4 kali pada musim itu, namun terkompensasi dengan hanya 2 hasil imbang berbanding 7 milik Liverpool.
Well, sesudah kalah dari City, Liverpool sendiri masih nyaman di peringkat 1 dengan selisih lebih dari 3 poin. Pada laga berikutnya, Liverpool menang tipis dari Brighton 1-0 untuk kemudian disamai oleh oleh City yang menang dari Wolves, 57 versus 53.
Pekan berikutnya, Liverpool menang dalam laga ketat melawan Crystal Palace, City menang mudah di kandang Huddersfield Town. 60 lawan 56, masih untuk Liverpool.
The Kop punya kans menjauh pada akhir Januari ketika Newcastle United mengalahkan City lewat tendangan penalti di akhir laga. Akan tetapi, Liverpool juga ikutan tersendat. Alih-alih melebarkan jarak dengan kemenangan, Liverpool ditahan oleh Leicester City lewat gol penyama Harry Maguire, 61 versus 56.
ADVERTISEMENT
Laga lawan Newcastle sendiri adalah terakhir kali City gagal menang musim itu. Dan itulah kuncinya. Sementara, Liverpool dengan jarak yang lumayan justru tersendat. Hasil imbang dengan West Ham pada 4 Februari 2019 merapatkan jarak menjadi 62 lawan 59.
Poin sempat 65-62 ketika Liverpool menang lawan Bournemouth dan City mengalahkan Everton. Akan tetapi, kemenangan pada pekan 27 milik City, atas Chelsea dengan skor 6-0, direspons buruk oleh Liverpool. Pada hasil pekan ke-27 Liverpool ditahan imbang MU di Manchester.
Goodison Park Adalah Kunci
Memasuki pekan ke-28 poinnya menjadi 66 versus 65. Liverpool dan City sama-sama menang atas Watford dan West Ham. Hingga sampailah awal Maret 2019 ketika Liverpool menyeberang taman ke Goodison Park sementara City tandang Ke Bournemouth.
ADVERTISEMENT
Tim asuhan Juergen Klopp gagal menjebol gawang Jordan Pickford untuk merespon kemenangan City atas Bournemouth. Maka poin menjadi 67 melawan 68. City resmi mengungguli Liverpool. Sejak itu, keduanya selalu menang hingga musim seru itu diakhiri dengan poin 98 oleh City dan 97 oleh Liverpool.
Liverpool tentu sudah lebih baik musim ini. Setidaknya, angka 64 itu sudah dicapai di pertengahan Januari, sementara musim lalu angka segitu baru dicapai di Februari. Kabar baik bagi The Kop adalah Manchester City-nya parah. Kalau musim lalu mepet betul, kini poin mereka "hanya" 48 karena sudah 5 kali kalah dan 3 kali imbang.
Liverpool memang wajib waspada mengingat pengalaman buruk musim lalu ketika memimpin liga sejak pekan 16 sampai 28 tapi kandas di akhir. Akan tetapi, satu hal yang berbeda adalah modalnya. Liverpool jauh lebih banyak poinnya musim ini, sementara City tidak cukup banyak.
ADVERTISEMENT
Dengan poin 48 dan sudah memainkan 23 laga maka poin maksimal yang akan dicapai City adalah 93. Artinya, kalau Liverpool membukukan 30 angka lagi, mereka juara karena poinnya akan 94.
Sepuluh laga ke depan lawan Liverpool adalah Wolves, West Ham (dua kali), Southampton, Norwich, Watford, Bournemouth, Everton, Crystal Palace, dan... City.
Jadi, apakah sudah boleh menghitung kapan Liverpool akan buka puasa? Dalam laga tandang di Etihad Stadium pada 4 April? Atau jika City kemudian terpeleset dalam dua atau tiga dari tujuh laga ke depan dan Liverpool tidak, The Kop malah akan bisa merayakan gelarnya di Goodison Park tempat mereka resmi kehilangan posisi 1 musim lalu?
Kebayang dong perasaan fans Everton mengingat mereka malah bahagia ketika timnya dikalahkan City musim lalu--karena pada saat yang sama bikin City bisa menguntit Liverpool? Jadi, masih banyak kemungkinan dan masih sangat menarik untuk diikuti.
ADVERTISEMENT